Masjid Seperti Barang Dagangan

sumber : http://2.bp.blogspot.com
sumber : http://2.bp.blogspot.com
Jum’at (11/11) - 14:00

“Tadi juma’at-an dimana pap, kok kayak gak ngeliat di masjid?”
“Di masjid sebrang jalan by pass yang deket sekolah perawat”
“Kenapa disana? Ceramahnya lebih bagus ya?!?”
“…….. ………. …. …… Iya….. ….. …….
Kalau Nursal suka di masjid Ar-Rahman mi, ceramahnya bagus katanya, papap juga belum pernah sih…”
* * *
Masjid atau mesjid adalah rumah ibadah umat muslim. Utamanya, masjid memiliki dua fungsi. Yang pertama jelas Fungsi Keagamaan, sebagai tempat shalat dan pusat amal (Zakat, Infaq, Qurban dan lain-lain). Fungsi yang kedua adalah Sosial, sebagai pusat kegiatan masyarakat (tempat berkumpul diskusi, majelis keagamaan, rapat dan lain-lain), sebagai tempat pendidikan (pengajian, taman bacaan islami, dan lain-lain).

Indonesia yang ‘konon’ sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia jelas memiliki banyak sekali masjid. Di negara ini, terutama di daerah-daerah yang ‘mayoritas’ penduduk ‘muslim’-nya, kita akan sangat mudah sekali menemukan masjid. Jangankan di tiap kecamatan, bahkan di masing-masing RW memiliki satu masjid. Dan menariknya, masjid-masjid tersebut kering penghuni alias kosong melompong. Seperti mubazir membangun tapi rasanya tidak sesuai fungsinya. Mungkin itulah sebabnya muncul SKB 2 mentri soal pendirian rumah ibadah.

SKB 2 mentri inipun ditanggapi beragam, pro dan kontra muncul setelahnya.  Saya pribadi jelas sangat setuju dengan point pertama SKB ini yang berisi daftar nama dan Kartu Tanda Penduduk pengguna rumah ibadah paling sedikit 90 (sembilan puluh) orang yang disahkan oleh pejabat setempat sesuai dengan tingkat batas wilayah.Menurut pemahaman pribadi saya ini berarti bahwa 90 orang tersebut secara ‘wajib’ akan memakmurkan rumah ibadah tersebut. Jangan sampai ketika masjid sudah gagah perkasa berdiri tapi malah menjadi bangunan ‘kering’ penghuni (terlepas dari masalah kependudukan, ekonomi dan politik daerah masjid itu berdiri). Dan malu rasanya ketika masjid yang dibangun dari hasil ‘meminta’ dipinggir jalan justru malah kering penghuni, sehingga tidak sesuai dengan fungsinya.

* * *
Ahhh..
Saya kan tidak merasa terikat dengan ijin pembangunan rumah ibadah tadi…
Apalagi sekarang masjid seperti barang dagangan,
kalau bangunannya bagus,
ceramahnya asik,
ditambah jajaran pengurusnya ada nama besar…
Pasti saya akan lebih tertarik kesana ketimbang masjid dekat rumah..
Tohh konon katanya kalau sholat di masjid yang lebih jauh pahalanya lebih besar.. Dan pastinya tidak susah cari masjid di sini..!?!

Sudahkah kita memakmurkan masjid dekat rumah kita?!?Saya pribadi BELUM..!
_________________________________________________
,Celotehan bodoh dari saya yang sotoy (121111)
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment