Hobi dan Kehidupan



Temen pernah bilang, "Kalau jadi orang kantoran, terus gak punya hobi itu sama saja seperti mayat berjalan". Senin sampai jumat habis waktu di jalan dan di kantor. Bayangkan yang rumahnya jauh. Menghadapi macet, Tua di jalan lah pokoknya.
Rasanya cuma hobi yang bisa menghidupkan manusia-manusia super sibuk tadi. Maka jangan heran kalau banyak sekali komunitas terkait hobi yang berseliweran dan rajin guyub di akhir pekan.
Sejatinya, hobi bukan hanya pengalih kesibukan dan penambah kesenangan saja. Hobi juga memberikan kita harapan dan tantangan. Seperti yang berhobi menanam. Punya harapan tersendiri ketika melihat tanamannya tumbuh dan berbuah. Punya kepuasan tersendiri.
Tidak hanya tanam menanam, yang hobi memelihara binatang pun punya harapan dan tantangan tersendiri. Artinya, hobi menghidupkan harapan dan tantangan. Dan keduanya itu adalah penggerak roda-roda jiwa dan emosi untuk terus bertahan hidup.
Kesukaan terhadap bidang juga memberikan harapan dan tantangan. Contohnya sepakbola, bayangkan betapa pecinta klub sepakbola mencurahkan jiwa, hati dan pikirannya untuk klub kesayangannya.
Sering kan kita dengar teriakan dukungan penuh emosi dari penonton sepakbola? Padahal hanya nonton lewat layar kaca. Emosi tercurah, energi tersalur. Tak jarang tumbuh rasa kebersamaan yang bersahabat. Juga tak jarang muncul rasa persaingan yang berujung permusuhan.
Berita hari ini, berkurang satu sarana pencurah emosi, sumber harapan dan sumber tantangan. Persetan dengan sebutan mafia bola. Persetan dengan sanksi. Yang jelas, banyak sekali yang dirugikan dari perseteruan tuan-tuan di atas sana. Dan jelas perlu mencari hobi lain, agar emosi yang tertahan tidak tercurah pada hal-hal yang tidak baik.
Semoga bisa. Sukur-sukur kalau hobinya bisa jalan lagi.
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment