Ternak Karang dan Mutiara Menggairahkan Sekotong

sumber: alamendah.wordpress.com


Bagi yang suka jalan-jalan pasti mengenal Lombok. Lombok masuk dalam jajaran daftar tempat yang harus dikunjungi. Rasanya tidak keren kalau belum pernah ke Lombok. Sebuah tempat yang katanya “Jangan datang ke Lombok, nanti kau jatuh cinta”.

Lombok memang menjadi salah satu pesona Indonesia dan merupakan destinasi wisata terbaik di Indonesia. Tidak hanya pesona pulau tropis saja yang dihadirkan. Tapi lengkap bersama pesona baharinya. Salah satunya adalah perairan di Gili Nanggu, daerah Sekotong.

Karang Warna-warni di Perairan Gili Nanggu

Saat ini, perairan di Gili Nanggu terkenal dengan pesona ikan-ikan cantik yang bermain-main dekat karang. Untuk mencapainya, wisatawan hanya cukup berenang kurang dari 10 meter dari pantai. Sangat dekat dan langsung dapat menikmati ikan-ikan cantik di karang cantik.

Saat berkesempatan ke Gili Nanggu, Mas Ryan seorang warga asli Lombok mengatakan bahwa  sejak dulu Sekotong Tengah, tempat Gili Nanggu berada adalah penyuplai mutiara di Indonesia. Bahkan tidak sedikit pula yang dieksport ke luar negeri karena kualitas mutiaranya bagus-bagus. Namun sayang ketika di sana, tidak sempat menyaksikan proses produksi langsung yang ada di pabriknya.

Post Penjaga Mutiara

Saat perjalanan menuju Gili Nanggu, di sana terdapat beberapa rumah apung. Bentuknya seperti rumah dan mengapung di atas air. Menurut keterangan Mas Dani si pemandu, bahwa itu bukanlah rumah. Melainkan pos-pos penjaga mutiara. Setiap pos menjaga daerah memiliki wilayahnya masing-masing untuk menjaga mutiara. Biasanya terdapat tali untuk menandakan daerah ternak mutiara.

Untuk jadi mutiara, kerang harus disuntik pakai pasir terlebih dahulu. Lama-lama pasir tersebut akan terus dilapis-dilapis menjadi mutiara yang kita lihat. Mas Dani menambahkan semakin lama calon mutiara tertanam pada kerang, maka semakin keras dan besar.

Gairahnya bisnis mutiara menuntut masyarakat Sekotong untuk lebih menjaga perairan di sekitarnya. Terbukti selama berada di sana, tidak satupun warga Sekotong yang membuang sampah sembarangan. Bahkan ketika berpapasan dengan rombongan anak sekolah, tidak ditemukan anak-anak buang sampah sembarangan. Sebuah 
komitmen yang semoga terus terjaga.

* * *

Saat snorkeling, Mas Dani mengajak untuk melihat peternakan karang. Untuk banyak tempat, karang-karang yang ada di perairan Gili Nanggu ini adalah karang asli dengan bentuk yang warna-warni. Namun ternyata ada tempat-tempat yang digunakan untuk beternak karang.

Karang yang akan tumbuh indah

Bisa dilihat pertumbuhan karang-karang yang dalam proses ternak di beberapa tempat. Ada sudah mulai tumbuh dan ada yang baru ditanam. Karang-karang ini menarik para ikan untuk berkumpul.
Karang ungu yang unyu

Satu tahun itu paling tumbuhnya cuma segini. Sekitar satu centimeter, kata Mas Dani. Karena lambatnya pertumbuhan karang, maka komitmen untuk menjaga kebersihan perairan pun menjadi keharusan. Menurut Mas Dani, masyarakat di sini semuanya sudah mengerti. Kalau karang-karangnya bagus, maka makin banyak nanti yang datang. Bisa makin banyak uang masuk ke kita. Kita makin sejahtera.
Pencarian rumah baru
* * *



Sungguh sebuah pengalaman yang berharga dari masyarakat Sekotong Tengah ini. Mereka membuktikan secara nyata bahwa melestarikan alam memberikan dampak ekonomi yang baik buat mereka. Dengan lestarinya alam, bukan hanya ekonomi saja yang terangkat, namun juga kualitas hidup masyarakat di sana juga terangkat. Udara bersih, makanan sehat, dan keindahan alam yang dinikmati setiap hari adalah bonus yang didapatkan.

Rasanya, siapapun kita dan dimanapun kita harusnya menjaga alam. Tak terbatas pada usia atau golongan. Semua harus menjaga. Bukan hanya untuk generasi sekarang saja. Tapi juga untuk generasi mendatang, agar bisa melihat indahnya pesona Indonesia. Tanpa harus melihat gambar sejarah.
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment