Selamat Hari Penghapusan Perbudakan Internasional


Tahukah kamu? Hari ini adalah tanggal 2 Desember. Dan setiap tanggal 2 Desember diperingati sebagai Hari Penghapusan Perbudakan Internasional (International Day for the Abolition of Slavery - IDAS). IDAS ini sudah diperingati dunia sejak tahun 1986 setelah dicetuskan oleh Majelis Umum PBB dan ditetapkan oleh badan PBB untuk urusan pendidikan, kebudayaan, serta warisan dunia, UNESCO.

IDAS memiliki misi penting, yaitu abolisi perbudakan. Menurut KBBI, abolisi berarti penghapusan. Sementara perbudakan diartikan sistem segolongan manusia yang dirampas kebebasan hidupnya untuk bekerja guna kepentingan golongan manusia yang lain. Di Indonesia sendiri kasus perbudakan kuali yang sempat heboh terjadi pada tahun 2013. Kasus yang terjadi di Tangerang ini berakhir dengan vonis 11 tahun pada Yuki Irawan selaku bos pabrik kuali.

Isu perbudakan juga masih seksi digunakan oleh para pekerja di Indonesia ketika mengadakan demonstrasi. Nasib yang tak kunjung membaik menjadikannya merasa diperbudak. Menjadikannya lantang bersuara bahwa pemilik usaha adalah seorang dzalim. Sebelum menuduh yang tidak-tidak, berikut ciri-ciri perbudakan.

Sulit Mengontrol Diri

Kesulitan mengontrol diri ini bisa terjadi karena hutang budi, cuci otak atau mengejar nafsu. Contoh hutang budi yang paling mudah adalah ketika seseorang ingin mencapai karir politik yang bagus maka orang tersebut perlu bertanding dalam sistem pemilihan. Baik itu pemilu, pilkada dan lainnya. Modal kampanye yang tidak sedikit itu menjadikan kontestan akan terikat balas budi pada penyumbang dana. Karena perasaan itu lah, tanpa sadar kontestan yang sudah jadi juara menggadaikan kekuasaannya demi balas budi pada penyumbang dana.

Selain itu, kesulitan mengontrol diri bisa terjadi karena mengejar nafsu dalam bentuk kecanduan. Kita sulit konsentrasi karena kecanduan. Pernah lihat bagaimana pecandu narkoba ketika 'nagih' obat? Dia tidak bisa mengontrol dirinya selama obatnya belum diberikan. Contoh paling sederhana yang sering muncul disekitar kita adalah kecanduan game. Bagaimana si Ibu yang kecanduan game acuh menanggapi keluh dan cerita si anak.

Upah Memenuhi Pikiran

Pernah lihat pertunjukkan hewan sirkus? Di sana dipertontonkan 'kepintaran' hewan dengan imbalan makanan. Seperti itu lah budak. Ketika kita menganggap hanya gaji/upah, bonus, atau tunjangan dari si bos adalah satu-satunya jalan kita untuk menyambung hidup. Maka saat itu lah sebenarnya kita sudah menjadi 'budak'.

Kalau sudah begitu, jangan heran jika kita lama-lama menjadi pembela dan sangat loyal pada bos kita. Pikiran dan perasaan terbelenggu oleh segala kenyamanan. Pikiran kita sudah tidak lagi merdeka, mandiri dan punya harga diri.

Alat Eksploitasi

Budak jelas alat eksploitasi. Alat pengeruk kekayaan untuk si majikan. Istilahnya pun macam-macam, seperti kaki tangan, tentara bayaran, antek-antek dan macam-macam. Ketika kemasannya menjadi keren, disertai dengan penghargaan dan gelar menjadikan status budak menjadi super. Sama seperti jaman imperialis dulu ketika orang pribumi menjadi centeng-centeng jagoan dari imperialis. Menjajah dan menindas sesama.

Bagaimana dengan kondisi sekarang? Intip saja hasil dari pembuat kebijakan. Apakah lebih banyak memberikan ruang luas untuk asing. Atau justru bangga memberikan ruang untuk negara sendiri?
____

Ketiga ciri di atas bisa jadi cerminan untuk diri kita sendiri. Apakah kita selama ini? Budak? Atau pribadi merdeka yang jauh dari tiga ciri di atas?

Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment