Ayo Damar, Playmat Sudah Datang, Ayo Olahraga!

Ilustrasi playmat. (source: tokopedia)

Sebagai papah muda yang baru punya anak, tentu harus mengaktualisasi diri dengan segala informasi mengenai bayi. Setiap kali ada kesempatan bertemu dengan dokter anak atau bidan, ini mulut enggak bisa diem, ngoceeeeeh melulu. Tanya ini itu. Termasuk waktu Damar (nama bayi saya) diimunisasi di Rumah Vaksin di Kebagusan. Bawel banget tanya ini itu. Apalagi waktu dokternya bilang perlunya senam bayi.

Salah satu yang paling penting untuk senam bayi kata si dokter adalah alas bayi. Ini penting karena jika terlalu keras juga bisa bahaya, sementara kalau terlalu empuk juga sangat tidak baik dalam menstimulus sensor si bayi yang sedang tumbuh pesat. Waktu itu usia Damar sekitar 2 bulan. Dan dokter menyarankan agar Damar dalam sehari ditengkurapkan.

Begitu sampai rumah, tentu lah Damar kami 'siksa' dengan posisi tengkurap. Tapi karena belum punya matras, maka yang paling aman adalah dengan beralaskan kasur. Ada 2 kasur yang kami pakai untuk ritual senam Damar. Kasur tidur saya dan istri dan kasur tempat box bayi.

Dua-duanya ternyat akurang okeh. telalu empuk untuk ukuran bayi montok usia jelang 3 bulan. Karena perutnya yang aduhai itu mendelep ke kasur. Karena mendelep, jadi kepalanya juga turun. Otomatis beban untuk menopang tentu lebih berat, jadi lebih capek dan melelahkan. Saya khawatir 'senam' ini jadi penyiksaan untuk Damar. Jadi kami memutuskan untuk mencari matras yang memang khusus untuk bayi.

Playmat bayi dan anak dari Lumba Playmat
Setelah tanya sana-sini dan cari-cari di internet, akhirnya kami menemukan Lumba Playmat. Sebenarnya bukan kami yang menemukan, tepatnya istri saya. Dia senang sekali kalau urusan cari-cari beginian. Apalagi belanjanya. Hobi banget.

Saya sendiri sih tidak terlalu peduli dengan merk dan sejenisnya, pokoknya asal matras buat bayi, aman dan reviewnya bagus ya comot aja. Tapi memang istri yang sudah berjiwa emak-emak detil sekali kalau cari barang buat Damar. Buat anak kok coba-coba, mungkin begitu pikirnya. Maka atas dasar itu lah istri buanyaaaaak banget cari referensi. Dari mulai density yang cocok buat bayi dan sebagainya.

Penjelasan sedikit mengenai density, adalah tingkat keempukan sebuah matras. Konon katanya yang cocok untuk bayi adalah ada di angka 60 sampai 100. Saya juga enggak ngerti sebenarnya bagaimana cara menghitungnya. Tapi pokoknya angkanya segitu. Dan berdasarkan review dan segala pertimbangan lain-lain, maka dipilihlah Lumba Playmat sebagai barang inceran setelah sebulan lebih melakukan pencarian. Iya, sebulan. Kebayang kan nguliknya kayak apa?

Masalah masih belum selesai. Kami kemudian berdiskusi mengenai ukuran dan warna. Ukuran penting karena mengingat besaran matras harus disesuaikan dengan lama pakai mengingat Damar juga kan pertumbuhannya cepat. Ukuran yang kemudian dipilih adalah 2 x 2. Dipikir bisa disimpan di atas kasur. Jadi bisa main di atas kasur dengan matras.

Kemudian untuk urusan warna, hmmmm jangan ditanya. Saya juga punya preferensi warna dan istri juga preferensi warna. Semalaman pilih warna. Diskusi jelang tidur yang menghabiskan waktu satu jam lebih. Setelah pilihan rampung, akhirnya dipesan.

Ternyata eh ternyata Lumba Playmat ini custom mat. Artinya matras yang dipesan harus dibuat terlebih dahulu. Dan memakan waktu berapa hari ya? Lupa! Soalnya lupa melunasi, jadi dikirimnya juga tentu ditahan.

Sabtu minggu kemarin barangnya baru sampai. Sabtu kemarin itu saya ada ujian di kampus, pas pulang, istri bilang kalau matras datang hari ini.

Eh bener loh, matras dikirim sama Indah Logistic & Cargo. Itu mas-mas yang nganterin rela bawa matrasnya sampai kamar kami yang di atas. Karena saya ketiduran di kamar, jadi matrasnya ditaruh di depan kamar. Pas waktu saya coba masukkan, wiiiih.. Ternyata matrasnya berat banget. Kebayang itu mas-mas yang bawa matrasnya dari depan ke dalam rumah terus ke atas. Katanya sih sampai meler-meler. Soalnya kelihatan si masnya lagi enggak enak badan. Eh tapi pas teh manis hangat buat si masnya jadi, orangnya keburu mabur. Soalnya transaksi sama saya, dan setelah beres dia langsung cabut, sementara mamah di dapur bikin tehnya. Pas jadi, si masnya keburu kabur deh.

Pembongkaran adalah saat yang menyenangkan. Membongkar kardus dan membuka matras. Berat banget waktu dipindah ke kamar. Karena enggak sabar, Damar yang baru bangun langsung saya baringkan. Tentunya setelah si matras dibersihkan dulu sama istri saya.



Begitu deh ekspresi Damar sama bapaknya yang ganteng itu. Berasa punya mainan baru. Sekarang, kalau pagi sebelum berangkat kantor, sambil main sama Damar, kadang saya push-up dan plank. Kadang loh ya. Kadang! Lumayan lah buat nyiksa badan sedikit. Dan ternyata matras ini punya density 60 pada satu sisi dan sisi lainnya ada di angka 100.

Overall sih ini matras keren banget. Waktu dilipat saja dan saya duduki, tidak ada melengkung sama sekali. Padahal bobot saya 90an kg. Ups. Ketahuan deh guedenya si papah muda tampan ini. Yang penting udah ada matras ini, saya dan Damar jadi sering olahraga. Ya lumayan lah, sekarang Damar sudah lancar miringnya. Mungkin minggu depan sudah bisa tengkurap sendiri. Enggak kayak bapaknya yang baru bisa tengkurap usia 6 bulan. Itu cerita dari emak. Soalnya pipinya embem banget. Hahahaha.
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment