Serakahnya Manusia Hingga Menambang ke Luar Angkasa

Ilustrasi serakah - kolom.abatasa.co.id

Tujuan utama puasa adalah mengendalikan diri. Mengendalikan dari segala sifat manusiawi yang menjurus pada nafsu lahiriyah. Memang manusiawi dan sesuai dengan kodratnya sebagai manusia untuk mengikuti nafsu. Namun di mata Allah, manusia yang mampu mengendalikan hawa nafsunya maka dia akan dipandang lebih mulia di mata Allah.

Nafsu manusia yang tidak terbendung menjadikannya serakah dan makan kawan sendiri. Sebenarnya kasihan sih sama tikus atau monyet yang selalu dijadikan simbol keserakahan. Padahal jika dilihat lebih dalam, tikus senang mengunyah lantaran dia adalah hewan pengerat dimana giginya selalu tumbuh. Sedangkan monyet yang makan pisang hingga mulut penuh dengan tangan dan kaki memegang pisang, sebenarnya tidak pernah makan melebihi kapasitasnya. Lihat saja kawanan monyet, sepertinya tidak ada monyet yang obesitas. berbeda dengan manusia.

Serakahnya manusia ini semakin menjadi-jadi ketika berurusan dengan hal-hal dunia. Lihat saja sejarah manusia di dunia ini. Penjajahan hampir terjadi pada setiap masa hidup manusia. Baik penjajahan manusia terhadap manusia dalam bentuk perbudakan, maupun penjajahan bangsa terhadap bangsa yang melahirkan negara jajahan. Tujuan penjajahan ini sederhana, penguasaan sumber daya. Baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam.

Di era modern sekarang ini juga masih ada penjajahan. Mungkin bentuknya tidak terang-terangan seperti dahulu. Namun tetap saja terasa sekali penjajahan terjadi. Rasa takut dan rasa kebergantungan terhadap sebuah negara dengan komoditi tertentu adalah contoh dari penjajahan.

Saya ingat betul dulu ketika Krakatau Steel diwacanakan untuk privatisasi, seorang ahli geopolitik dari UI mengatakan bahwa, bisa jadi negara-negara di luar sana mengincar saham Krakatau Steel bukan untuk menguasai Krakatau Steel, melainkan untuk membuka jalan. Percayalah sekarang ini cadangan minyak dunia semakin menipis, katanya. Jadi, bukan hal tidak mungkin kalau Krakatau Steel yang wilayahnya meliputi selat sunda akan dimanfaatkan sebagai jalur privat untuk kemudian dilakukan ekspansi pencarian emas hitam ke kutub selatan.

Pertanyaannya, kutub selatan milik siapa? Kalau ada negara yang mengekspansi ke sana apakah kita sebagai warga dunia bisa melarangnya? Sepertinya tidak, kecuali desakan penuh Dewan Keamanan PBB untuk kemudian ditindaklanjuti. Nah kalau Dewan Keamanan PBB selow-selow aja gimana?


Saat ini Luxemburg berencana untuk melakukan penambangan di luar angkasa. Rencananya akan membelah asteroid untuk diambil bebatuannya. Tau dong asteroid? Benda angkasa yang banyak terdapat antara Bumi dan Mars. Luxemburg akan mengirimkan pesawatnya untuk menganalisa dan menambang bebatuan di sana.

Aturan luar angkasa di tahun 1967 mengatakan bahwa benda-benda langit tidak boleh dimiliki oleh sebuah negara. Artinya tidak ada negara yang boleh mengakui asteroid, planet atau pun benda langit lain sebagai daerah miliknya. Tapi juga tidak ada aturan yang menjelaskan bahwa benda langit tidak boleh dieksploitasi. Kurang lebih artinya sama seperti laut lepas.Ya kalau menjaring ikan di laut lepas  yang tidak dimiliki oleh negara, maka ikan-ikan hasil tangkapan adalah milik perahu semata.

Coba bayangkan jika Luxemburg benar-benar mewujudkan keinginannya, Kelak asteroid-asteroid akan semakin berkurang. Mungkin dulu di pulau Jawa, bebatuan langit hanya unik untuk membuat keris saja, namun kelak, bebatuan langit bisa dibuat macam-macam. Terlebih lagi jika sudah diketahui kandungan dan karakteristik kandungan tersebut.

Nger-ngeri sedap ya.
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment