Mau Kerja Bebas? Ya Jadi Freelance Saja

Ilustrasi freelance - cellularsalesblog.com

Menjadi pegawai kantoran dengan jam kerja teratur kadang jadi tujuan selanjutnya bagi para mahasiswa yang baru lulus. Salaryman kalau orang Jepang bilang. Kerjanya teratur setiap hari. Ada yang dari jam 8 pagi sampai jam 5 sore. Atau jam 9 pagi sampai jam 6 sore. Pokoknya ritme hidupnya sangat teratur. Terus libur di akhir pekan.

Di Jakarta sudah seperti itu kulturnya. Pagi macet saat jam kerja. Dan macet lagi saat jam pulang kerja. Ritme yang membosankan bagi sebagian orang. Tapi juga dibilang ritme yang yaaaah begitu deh. Hingga akhirnya muncul istilah freelance.

Jika diartikan dalam bahasa Indonesia, artinya kurang lebih pekerja lepas. Orang-orang yang berlabel freelance ini tidak terikat kantor dan jam kerja. Mereka hanya terikat komitmen kerja saja.

Bedanya apa?

Sebenarnya sama saja, jika terikat kantor jam kerja dibuat komitmennya pada saat pertamakali tandatangan kontrak waktu diterima sebagai karyawan, sementara komitmen kerja para freelancer terikat target kerja yang sudah disepakati.

Freelance dewasa ini sebenarnya dimanfaatkan dengan baik oleh konsep ekonomi kebaruan. Konsep ekonomi kebaruan saat ini adalah crowdsourcing. Itu loh jenis bisnis yang memanfaatkan sumber daya orang lain untuk menjalankan bisnisnya. Situ punya mobil, ingin dimanfaatkan untuk menghasilkan uang, ya gabung saja jadi pengemudi GRAB atau UBER atau GOCAR. Situ punya motor, bisa ikutan GOJEK atau GRAB BIKE atau UBER MOTOR.

Hal tersebut bisa dikategorikan freelance karena jam kerja sangat fleksibel tergantung keinginan situ untuk tarik order. Selama ingin tarik order, ya tinggal online saja. Bebas! Semakin sering online, maka semakin banyak pundi-pundi uangnya.

Apakah orang Indonesia hanya terbatas pada freelance driver?

Oh tentu tidak! Beberapa tahun lalu saya pernah tergabung dalam tim freelance programmer. Jobsnya pun tidak main-main. Kami mendapatkan proyek-proyek luar negeri yang harganya lumayan. Nah, seperti disebut diatas, karena freelance ini bekerja sesuai target, maka jam kerja saat saya menjadi freelance programmer pun terbilang sesuka hati. Pokoknya bebas selama sehari 8 jam dan target terkejar.

Bagaimana dengan bayarannya?

Jangan salah. Karena dituntut target yang ketat, maka freelance programmer dibayar dengan satuan JAM. Terakhir tim saya dihargai sebesar USD 8 per jam. Lumayan lah. Makanya dulu selalu berdoa nilai tukar rupiah melemah terhadap USD. Biar gajiaannya lebih banyak. Sungguh do'a yang jahat.

Bakat-bakat dari Indonesia tidak terhenti pada dunia IT sja, Juga tersedia pada ranah kreatif bernama desain. Bahkan banyak desainer-desainer digital Indonesia lahir dari orang-orang yang tidak pernah mengenyam pendidikan sekolah desain sebelumnya. Tapi lahir dari seorang penggembala bebek di sebuah dusun. Hebat ya?

Nah, kalau kamu mau jadi freelance apa?
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment