Iklan Keren : IKEA Sindir Penyuka Foto Selfie Makanan

Foto makanan sebelum makan - malachiliving.blogspot.com
Pernah melakuan hal di atas? Harusnya sih minimal pernah melakukannya satu kali. Saya juga. Ya minimal setelah makan bisa melihat social media yang sudah disampahi foto makanan tadi. Bagaimana tanggapannya. Ada love atau like tidak? Kalau ada, ada berapa? Love atau like seolah jadi tolak ukur foto yang diunggah barusan berhasil atau tidak. Ya semakin banyak yang memberikan love atau like, artinya foto yang diunggah berhasil.

Banyak dari kita yang melakukan hal tersebut hanya untuk senang-senang saja. Jadi ajang pamer atau sejenisnya. Tapi jika pada caption foto tersebut kita menyematkan kata-kata yang asoy, memberikan nama tempat atau bahkan tag location dimana foto tersebut diambil, tentu jadi cerita sendiri. Bagi pemilik resto misalnya, hal tersebut akan menjadikan promosi gratis agar bisa dilihat orang lain. Nah kalau followersnya buanyak kan bisa jadi ajang promosi gratis tuh. Jadi setiap restoran pasti senang-senang saja foto makanannya banyak diunggah di sosial media. Paling kalau sentimennya negatif, baru deh bergerak.

Sebenarnya foto makanan ini juga ada ilmunya. Konsepnya sederhana, jika orang yang melihat foto makanan hasil jepretan kita itu juga merasa lapar dan bergairah untuk makan, maka bisa dibilang foto makanan kita berhasil. Tapi jika foto tersebut hanya berakhir dengan tatapan biasa tanpa gairah dan rasa lapar, ya jadi biasa saja.

A photo posted by Fahmi Idris (@fahmi_gemblonk) on

Nah untuk beberapa triknya, bisa baca ini : Foto Kuliner di Taman Kuliner

Tapi kan sekarang ini orang banyak unggah foto makanan hanya untuk pamer. Ritual berdoa sebelum makan menjadi ritual mengabadikan makanan sebelum makan. Bahkan menunggu respons dari followers dulu sebelum makan. Ada loh orang yang tidak nafsu makan lantaran makanan yang diunggah ternyata tidak mendapat respon yang okeh. Tapi sebaliknya, dia akan semakin bergairah makan jika foto unggahannya banyak disukai orang.


Nah video di atas adalah iklan yang dibuat oleh IKEA. Setingnya cukup unik, seting abad pertengahan eropa. Si keluarga kaya yang ingin makan justru menunggu makanan yang terhidang di meja selesai dilukis.

Tapi begitu selesai dilukis, mereka tidak lantas makan. Si kepala keluarga memerintahkan untuk lukisan makanan tadi dipertunjukkan terlebih dahulu pada khalayak ramai. Baru setelah mendapat sambutan yang baik, dan lukisan kembali tiba di ruang makan dengan respon yang baik pula. Setelah itu baru lah mereka sekeluarga makan.

Coba bayangkan kalau ritual makan malam saja harus seribet itu. Lah enggak ada orang kayak saya, semua kuyussss... Haha..
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment