Stop Bullying! #ThinkBeforeYouSpeak

Pikir sebelum bicara - thestamp.umd.edu
Tahu bedanya Empati dan Simpati? Ini bukan soal merek dagang salah satu Telco di Indonesia. Kalau simpati bisa diartikan lepas sebagai turut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain atas dasar tertarik terhadap orang tersebut. Tertarik di sini jangan diartikan sebagai tertarik karena cinta, tapi tertarik karena memang menarik. Sementara Empati mirip seperti Simpati, tapi tidak hanya perasaan kejiwaan saja, melainkan diikuti perasaan organisme yang sangat dalam.

Menurut berandapsikologi, Beda simpati dan empati kurang lebih seperti ini, Simpati melakukan sesuatu untuk orang lain, dengan menggunakan cara yang menurut kita baik, menurut kita menyenangkan, menurut kita benar. Sedang Empati, melakukan sesuatu kepada orang lain, dengan menggunakan cara berpikir dari orang lain tersebut, yang menurut orang lain baik, yang menurut orang lain menyenangkan.

Menurut saya, dua hal ini kemudian menjadi penting saat kita sebagai mahluk sosial, berinteraksi dengan mahluk sosial yang lain (baca: manusia). Kenapa?

Begini,

Yang membentuk saya, kamu, anda, kita semua yang sekarang ini lahir dari proses yang tidak sebentar. Pola pikir kita, gaya bicara kita, pemahaman kita, sikap kita, atitude kita, semuanya dibentuk dan ditempa seumur hidup. Semua kegiatan kita sangat menentukan hal tersebut. Dari mulai makanan yang kita makan, pola hidup yang dilakukan sehari-hari, hingga dengan siapa saja kita bergaul dan berteman. Untuk pergaulan dan pertemanan, jangan heran, karea Rasulullah dalam hadist juga mengatakan yang kurang lebih begini :
"Jika ingin mengetahui siapa dia, lihat teman-temannya"
Secara sederhana, artinya, kamu adalah teman-teman kamu. Atau, kamu adalah lingkunganmu. Ya sekarang kalau kita bergaul dengan tukang copet, maka kita bisa jadi berubah menjadi copet. Karena kita bisa tahu bagaimana trik-trik mencopet. Sementara ketika kita bergaul dengan pengusaha, mungkin kita bisa belajar bagaimana memulai usaha, menjaganya dan mengembangkannya.

Ilustrasi pertemanan - brighterlife.co.id
Misalnya begini, mungkin kita pernah berteman dengan tukang ejek. Kita akrab dengannya, sering bergaul dengannya. Maka tanpa sadar, lama-lama kita juga akan berubah menjadi tukang ejek. Karena mungkin kita menganggap hal tersebut adalah hal yang menyenangkan dan biasa. Tapi kalau kita terapkan pada teman lain yang baper? Hmmm... Bisa sakit hati tuh.

Yang kedua, yang menentukan kita sebagai manusia sekarang adalah kehidupan keluarga. Entah hubungan dengan ibu, ayah ataupun kakak adik dan saudara-saudara lain di rumah. Sejatinya anak tumbuh dengan kebutuhan perhatian. Ketika perhatian tersebut luput, maka bisa jadi kita tumbuh menjadi orang yang haus perhatian dan bisa jadi tumbuh menjadi orang yang haus pengakuan. Karena menurut saya, perhatian yang terabaikan hanya bisa dikembalikan ketika kita mendapatkan pengakuan.

Baca : Mamah Lihat Deh...

Berapa banyak anak-anak generasi Indonesia di luar sana yang tumbuh karena kurangnya perhatian hingga dia mencari pengakuan di luar? Buanyak! Lihat saja soal kenakalan remaja. Dari mulai berkata-kata kasar hingga berkelakuan kriminal. Semua dilakukan untuk mendapatkan pengakuan dari teman-temannya. Biar dibilang, Waaaah kereeeennn... PRET!

Ini kemudian yang menjadi perhatian. Pengakuan juga muncul tidak jarang dengan merendahkan yang lainnya. Berlaku menindas dengan perbuatan atau pun dengan kata-kata kasar yang merendahkan. Dan ini menjadi serius karena kemudian bermunculan korban Bullying yang meningkat karena perilaku-perilaku tersebut.

Dan tahukah anda? Banyak korban Bullying yang kemudian bunuh diri karena merasa tidak diterima dan tidak berguna.


Sudah lihat video di atas?

Bagaimana?

Mengerikan ya?

Rangkul dan perhatikan orang-orang terkasih di sekitar anda. Beri pengertian untuk Think Before You Speak atau Act. Karena bisa merugikan yang lain. Jangan lupa juga peluk dan beri perhatian untuk orang-orang terkasih di sekitar anda. Karena bisa jadi orang-orang terkasih di sekitar anda adalah tukang bully.
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment