7 Hal Penting Dalam Smart City

Ilustrasi kota - marketeers.com
Hadirnya informasi menjadikan hidup lebih mudah.

Mungkin pernyataan di atas adalah landasan dasar sebuah smart city. Sepertinya klise sekali pernyataan di atas ya. Tapi sebelum cerita tentang penyataan di atas, saya bagi sedikit bedanya data dan informasi. Sudah tahu? Secara sederhana, data adalah rekaman dunia nyata, artinya fakta. Contohnya foto, daftar siswa, daftar peserta yang lolos ujian dan lain sebagainya. Lantas, apa itu informasi? Secara sederhana bisa disebut data yang diperlukan.

Misal kita adalah peserta yang sudah mengikuti ujian. Maka, daftar peserta yang lolos ujian adalah informasi untuk kita, karena kita butuh. Sementara daftar siswa SMA 1 Indonesia misalnya, kita hanya anggap itu sebagai data. Merupakan fakta, tapi tidak kita perlukan. Jadi, bisa disimpulkan kalau informasi akan sangat berguna bagi kita.

Kembali ke soal smart city.

Smart city bisa kita bayangkan sebagai sebuah kota dimana seluruh komponen yang berinteraksi pada kota tersebut sudah menggunakan teknologi untuk bertukar informasi dan bertransaksi. Dengan bantuan teknologi, hidup di kota yang menerapkan smart city pasti lebih seru. Tapi kemudian saya menganalisa sedikitnya ada 7 hal pentng yang bisa menjadikan smart city bisa berjalan dengan baik.
Ini analisa saya :

Kemampuan Literasi yang Baik, Menjadi Modal Dasar

word cloud literacy - literasikreatifblog.wordpress.com
Masih ingat pada jelang akhir 2016 silam kalau UNESCO merilis bahwa minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,0001%? Dan perlu diingat, minat baca sangat berpengaruh pada kemampuan literasi. Semakin tinggi kemampuan literasi, maka semakin untuk perkembangan pendidikan.

Saya pribadi menganggap kemampuan literasi sama seperti librarian alias kepustakaan. Kepustakaan bukan hanya berbicara soal tata kelola buku-buku di perpustakaan, tapi jauh lebih luas dari itu. Kepustakaan kita bicara soal disiplin mengelola data. Kepustakaan bicara soal kejujuran menampilkan data. Pokoknya kepustakaan itu bicara soal data.

Menurut saya, ensiklopedi adalah salah satu contoh kepustakaan yang baik.

Kenapa smart city perlu kepustakaan yang baik?

Pada dasarnya, smart city bicara soal seluruh data yang dimiliki oleh kota yang bersangkutan. Seluruh data ini kelak akan dimanfaatkan seluas-luasnya sebagai informasi bagi masyarakat. Misalnya pada aplikasi mobile Solo Destination, di sana terpampang jelas daftar tempat-tempat yang bisa dijelajahi untuk sekedar makan dan lain-lain.

Aplikasi mobile Solo Destination - capture google play
Coba bayangkan. Bagaimana data tersebut bisa tersaji dengan baik sementara kemampuan literasi untuk mengumpulkan data-data tersebut rendah? Pasti tidak akan terwujud daftar titik informasi tersebut.

Kenali Diri Sendiri Terlebih Dahulu Sebelum Dikembangkan

Mengenal diri sendiri adalah modal dasar sebelum berkembang. Apa yang ingin dikembangkan kalau daftar potensi diri saja masih belum tersedia. Contoh mengenal diri sendiri dalam sudut pandang daerah kurang lebih mirip seperti poin pertama, literasi. Bedanya, pada literasi mencatat seluruh yang dimiliki untuk dikonsumsi umum. Sedangkan proses mengenal diri sendiri ini tidak perlu menggunakan sudut pandang konsumsi umum.

Sistem Informasi Potensi Daerah - capture sipotenda kabupaten kendal
Kemampuan literasi jelas sangat diperlukan untuk proses mengenali diri ini. Karena proses mengenali diri sendiri ini lekat sekali dengan pendataan. Persis seperti Sistem Informasi Potensi Daerah yang sudah dibuat untuk Kabupaten Kendal. Seluruh data terkait Sumber Daya yang ada di Kabupaten Kendal akan terlihat dengan baik.

Apa yang bisa dimanfaatkan?

Banyak sekali. Selain menjadi informasi bagi pembacanya, data sumber daya ini jelas bisa digunakan untuk mengembangkan diri. Contoh yang paling sederhana dalam pemanfaatan data ini adalah untuk merancang dan membuat anggaran belanja daerah lebih tepat sasaran.

Misalnya Kabupaten Kendal sudah memiliki data bahwa sumber daya berupa pertanian terbagi menjadi 20 komoditi. Dimana masing-masing komoditi terdapat luas lahan yang dikelola dan terdapat juga total petani yang menangani komoditi tersebut.

Dari data tersebut misalnya, bisa dicaritahu kemudian komoditi mana yang paling banyak di Kabupaten Kendal, kemudian genjot produksinya, dan Kabupaten Kendal bisa menjadi salah satu penghasil komoditi tersebut dalam skala nasional mungkin skala internasional. Selain itu bisa juga dimanfaatkan dengan mendata komoditi mana yang paling menguntungkan, lalu mengajak masyarakat petani untuk mengembangkan komoditi tersebut.

Harapannya dari mengenali diri adalah agar kemudian lebih mudah untuk dikembangkan. Sebenarnya bukan lebih mudah juga sih, tapi lebih tepat sasaran. Tentunya selama proses pendataannya tepat.

Smart City tanpa Partisipasi Adalah Omong Kosong

“Kezhaliman akan terus ada, bukan karena banyaknya orang-orang jahat. Tapi karena diamnya orang baik” – Ali bin Abi Thalib.

Dunia sekarang sudah bergerak dengan sangat cepat dengan teknologi. Salah satu konsep pergerakan yang akan sangat terasa pergerakannya adalah dengan gerakan komunitas. Jika korporasi bisa mati karena sudah berhentinya modal, maka komunitas akan terus bergerak karena yang bergerak adalah manusianya dengan tujuan dan cita-cita komunitas. Sebagai contoh dalam dunita software, komunitas open source terbukti lebih bertahan lama dan cepat sekali berkembang. Bahkan software berbayar kemudian meniru gaya komunitas ini dengan membentuk forum-forum diskusi.

Hal yang sama juga berlaku pada Smart City. Partisipasi orang perorang sangat diperlukan untuk menghadirkan manfaat yang lebih baik. Maka diperlukan ruang-ruang untuk mengakomodir partisipasi ini. Ini semacam kritik, pengawasan dan kontribusi masyarakat dalam mengembangkan kotanya. Bayangkan jika semakin banyak orang yang berperan dalam pengawasan kota ini. Maka kondisi kota akan menjadi lebih baik dan terus lebih baik.
Contoh web partisipasi laporan - aspirasi gamatechno
Partisipasi orang-orang inilah yang kemudian bisa menggerakan dinas pemerintah atau mungkin komunitas lain untuk bergerak memperbaiki masalah yang dilaporkan. Masih nyambung dengan quote dari Ali bin Abi Thalib di atas, kalau semakin banyak orang-orang baik berperan dan berpartisipasi melaporkan untuk tujuan yang baik, maka kedepan, kotanya akan menjadi lebih baik. Sebaliknya, jika partisipasi ini hilang dan tidak ada, ya begitu-begitu saja perbaikan kotanya. Hanya bergantung pada pemerintah saja.

Dimana Informasinya Jika Data yang Ditampilkan Usang

Informasi itu apa sih?

Secara sederhana, informasi dapat diartikan sebagai data yang dibutuhkan. Sedangkan data adalah representasi atau catatan atau rekaman dunia nyata. Misalnya, pada 20 Maret 2017 nanti akan diadakan pagelaran musik Rock 90an di lapangan budaya Bekasi (ini Cuma misalnya loh ya). Bagi pecinta musik, ini adalah informasi penting dan harus didatangi. Tapi untuk yang bukan pecinta musik, mungkin hanya sebagai ooooh data saja. Dimana saat melihat informasi ini cuma bilang, “ooooh”.
Aplikasi mobile evenia - capture google play
Update informasi ini sangat penting untuk dijaga. Bayangkan saja jika poin literasi dan poin mengenali diri sendiri di atas tidak dijaga dengan update informasi. Kira-kira apa yang akan terjadi? Tentu tujuan dibuatnya literasi dan mengembangkan potensi diri akan menjadi sia-sia. Cuma hangat-hangat tahi ayam saja. Tidak akan berkelanjutan.

Smart City Tentu Harus Transparan

Jangan-jangan hal itu tidak dibuka karena.....”

Transparansi berbanding lurus dengan kepercayaan. Karena seringkali saat sesuatu ditutup-tutupi, kita lebih sering menduga yang tidak-tidak. Karena bentuk pemerintahan yang transparan dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja pemerintah. Hal ini tentu terjadi karena masyarakat yakin bahwa ketika pemerintah transparan, artinya tidak ada yang ditutup-tutupi. Tidak ada yang seleweng dan selingkuh.

Dalam urusan smart city yang sudah lekat dengan teknologi, konsep transparansi menjadi komponen penting. Setidaknya ada 4 hal yang bisa dilakukan untuk jadi tolak ukur transparansi.

Open data

Konsep ini yang kemudian diterapkan pada poin satu soal literasi dan poin 2 soal mengenal potensi diri di atas. Seluruh data yang sudah dihimpun sebaiknya dibuka pada masyarakat umum untuk bisa dipantau bersama. Semakin banyak data yang terbuka, semakin banyak orang yang melihat, tentu juga akan meningkatkan partisipasi. Dan semakin banyak partisipan, artinya jumlah penggeraknya semakin banyak. Perubahan baik akan semakin cepat terjadi jika penggeraknya semakin banyak.

2.       API yang bisa diakses publik

Berbicara sedikit teknis, API adalah Application Programming Interface. Dalam pengembangan smart city, sudah bisa dipastikan akan dikembangkan dengan teknologi. Teknologi yang terdiri dari banyak aplikasi tentu memerlukan sebuah jembatan komunikasi. Salah satu jembatan komunikasi ini adalah dengan penggunaan API. Bayangkan kalau API ini juga dibuka dan bisa diakses publik. Maka masyarakat akan bisa berperan aktif pula membuat aplikasi yang bisa mengembangkan smart city. Seru kan.

3.       Kinerja yang terpantau

Key Performance Index atau lebih dikenal dengan KPI adalah cara sebuah perusahaan memantau kinerja karyawannya. Hal yang sama juga dilakukan oleh pemerintah. Jika transparansi terjadi, maka pantauan terhadap kinerja para dinas kota akan lebih mudah diawasi. Dalam urusan smart city pemantauan bisa dilakukan dengan seberapa cepat sebuah laporan yang dilakukan oleh masyarakat? Seluruh pengguna smart city bisa melihat langsung dan menilai seberapa produktif sebuah dinas ini.

4.       Informasi pelayanan yang valid

Ini penting untuk menghemat waktu. Misalnya begini, apa saja sih syarat-syarat seseorang untuk pindah domisili? Nah kalau semua sudah terinformasi dengan baik, maka proses pengurusannya juga akan menjadi lebih cepat dan lebih baik. Bayangkan kalau syarat-syaratnya tidak terpampang dengan jelas, lah bisa bolak-balik ngurusnya.

Smart City Tidak Bisa Berjalan Sendiri-sendiri

Smart city seperti dijelaskan di atas, tidak bisa berjalan dengan baik tanpa adanya partisipasi dari masyarakat. Belum berbicara soal partisipasi, smart city yang baik harus mengakomodir seluruh kegiatan kota. Yang mana setiap kegiatan kota pasti sudah memiliki dinasnya sendiri-sendiri. Bayangkan kalau masing-masing dinas kota memiliki aplikasi dan teknologinya sendiri-sendiri.

Pelayanan satu atap sudah menjadi solusi smart city. Jadi, masyarakat sudah tidak perlu lagi pusing harus di pingpong pada saat melakukan urusan administrasi. Selain pelayanan satu atap, proses integrasi pada smart city juga akan membuat penyebaran informasi menjadi lebih terpusat dan lebih jelas. Masyarakat yang membutuhkan informasi menjadi lebih mudah terlayani.

Selain kemudahan informasi dan pelayanan dari sisi masyarakat. Pelayanan yang terintegrasi juga membuat pengelolaan data menjadi lebih mudah karena semua prosesnya dilakukan terpusat. Jadi, dari sisi pemerintah pengawasan dan pengelolaan datanya menjadi lebih mudah.

Selalu Memperbaiki Diri, Itu yang Paling Penting

Yang namanya teknologi, selalu berkembang dan berinovasi. Masalah kota yang juga semakin berkembang akan menuntut solusi yang juga berkembang. Smart city pun harus fleksibel dan mengikuti perubahan yang terjadi. Mungkin sekarang masih HOT soal FinTech 3.0. Mungkin nanti akan berkembang dengan FinTech 4 yang sudah menggunakan wearable device yang sudah terkoneksi dengan sistem Smart City. Who knows.

Yang jelas, Membangun Smart City Indonesia dengan Pemanfaatan Teknologi Informasi baru bisa berkelanjutan jika mengikuti tantangan masalah yang terus berkembang.

Semoga bermanfaat.
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment