Mengenang Serunya Mudik Lebaran 2017

Perlengkapan perang Mudik - pribadi

Pulang adalah perjuangan.

Kayaknya lebay banget ya quote di atas. Padahal mah pulang ya tinggal pulang aja. Enggak usah pake gaya berjuang segala. Tapi saya tetap percaya pulang itu perjuangan. Buat siapapun. Dan pasti lebih kena lagi kalau terminologi pulang diganti dengan mudik. Semua yang pernah dan selalu melakukan ritual ini setiap tahun pasti sepakat betul kalau pulang adalah perjuangan.

Yes! Mudik sejatinya bisa jadi ajang pembuktian diri untuk menunjukkan kalau kita yang sedang diperantauan juga bisa balik ke kampong halaman. Alasannya banyak, ada yang cuma mau pamer kesuksesan, ada yang memang karena kangen, bahkan ada juga yang bingung kalau lebaran di kosan mau ngapain. Pokoknya macam-macam lah alasan orang melakukan ritual mudik ini.

Seperti yang saya dan istri alami pada mudik lebaran kemarin. Dari mulai mudik pakai moda transportasi apa, berangkatnya tanggal berapa, pulangnya tanggal berapa, dan seterusnya dan seterusnya. Pembahasan ini dibicarakan berulang-ulang sebelum tidur. Oh iya mudiknya bisa dibilang tidak jauh, hanya ke Tasikmalaya yang kalau hari biasa normalnya antara 6 – 8 jam perjalanan dari Jakarta.

Wings Air - medinasnews.com
Sempat mau menjajal Wings Air untuk berangkat atau pulang yang katanya baru membuka rute baru dari Halim ke Tasikmalaya. Tapi setelah ngubek-ngubek informasinya ternyata baru awal Juli rilisnya. Lagian dengar kabar kalau harga tiket dari Jakarta ke Tasik ini harus merogoh kocek hingga 1.5 juta. Wadaw! Padahal harga normalnya kurang dari 400 ribu. Batal nih jajal naik pesawat ke kampung halaman.

Sebenarnya saya dan istri punya 2 pilihan lain selain pesawat (yang pingin gaya-gayaan padahal ngeluarin duitnya juga saying). Yang pertama travel, yang kedua kereta api. Terus terang saya belum pernah naik kereta api ke Tasikmalaya seumur hidup. Sama sekali belum pernah dan penasaran ingin mencoba. Terlebih lagi kalau PT. KAI sudah bertransformasi menjadi sangat baik. Dari mulai kedisiplinan para petugasnya, perbaikan stasiun, hingga perombakan gerbong. Wajah PT. KAI jelas kian hari kian berubah menjadi lebih baik dan semakin modern tentunya.

Maka pilihan kedua jatuh pada tiket kereta api. Dan mulai lah mencari informasi mengenai tata cara berburu tiket kereta api ini. 1 hal yang pasti, tiket kereta api dapat dipesan 3 bulan sebelum hari keberangkatan. Misal, kita ingin naik kereta pada 25 November 2017 nanti, maka tiketnya sudah bisa dibeli sejak tanggal 25 Agustus 2017. Dan hal yang sama juga berlaku untuk tiket mudik.

Saya dan istri sebelumnya sudah kebayang pasti sulit sekali mendapatkan tanggal keberangkatan yang seksi. Karena mayoritas yang mudik adalah para perantau yang katakanlah pasti berpenghasilan. Dan ekonomi kian hari kian membaik. Artinya pasti banyak yang memilih kereta api. Dan benar saja :
A post shared by Fahmi Idris (@fahmi_gemblonk) on

Seperti tidak mendapat harapan untuk mendapatkan tiket kereta api, maka kami memutuskan untuk mengulang kembali cara kami mudik tahun lalu, dengan travel. Sebenarnya tidak ada yang salah juga dengan travel ini. Hanya saja tahun ini pingin merasakan pengalaman baru. Tapi untungnya travel tahun ini lumayan OK karena kami dijemput dengan Toyota Hi Ace. Sebuah mobil travel yang asoy banget untuk perjalanan jauh.


Kita coba pesen tiket kereta api untuk pulangnya saja.

Begitu kata istri. Maka seminggu kemudian pun kami berburu untuk mendapatkan tiket kereta api 
untuk balik ke Depok. Dan ternyata untuk mendapatkan tiket balik lebih mudah daripada saat mendapatkan tiket mudik. Mungkin orang-orang banyak yang lupa karena mereka sudah tenang mendapatkan tiket balik. Padahal tiket balik ke tempat perantau belum dibeli atau dipersiapkan.
Setelah pilih kursi dan bayar, langsung dapat deh e-ticket di tangan. Eh maksudnya di aplikasi Traveloka. Sebenarnya sempat kaget juga waktu bisa pilih kursi. Asik kan, jadi enggak random kursinya. Kan enggak asik kalau harus berpisah dengan istri. Nanti anak siapa yang jagain? Kudu barengan lah, berdua. Dan untungnya dapat!

e-ticket dari Traveloka
Ketika jadwalnya pulang, saya diantar ayah dan ibu ke stasiun. Dan benar saja, stasiun Tasikmalaya seperti bertransformasi menjadi lebih tertata dan modern. Ada dua aturan main yang diberlakukan di stasiun dan menurut saya ini keren banget :


  1. Yang boleh masuk peron hanyalah orang-orang yang memiliki tiket. Tiket di sini bukan maksudnya e-ticket dari Traveloka, tapi tiket fisik. Karena e-ticket dari Traveloka ini kudu diprint terlebih dahulu menjadi tiket fisik.
  2. Peron selalu steril karena hanya bisa diisi oleh penumpang yang hendak menaiki kereta yang akan datang. Seperti yang saya alami kemarin, saya datang sekitar 2 jam sebelum keberangkatan kereta yang kami tumpangi. Ternyata saya dan istri yang memiliki tiket pun tidak bisa masuk. Alasannya yang boleh masuk hanya orang-orang yang memiliki tiket dan baru boleh masuk 30 menit (atau 1 jam, saya lupa) sebelum kereta datang. Artinya ayah saya, ibu saya pasti tidak bisa masuk. Maka kami leyeh-leyeh saja di ruang tunggu hingga saya dan istri yang memiliki tiket diperbolehkan menginjakan kaki di peron.

Begini nih foto-foto stasiun Tasikmalaya :

Jadwal kereta di depan loket - pribadi

Ini adalah check-in counter untuk melakukan check-in. Semakin mirip dengan mekanisme bandara. Kayaknya lebih keren begini.

Foto plang Tasikmalaya. Menandakan kita ada di Tasikmalaya. Wow banget kan? - pribadi
Tapi saya agaknya kapok naik kereta ekonomi dari Tasikmalaya menuju Jakarta. Waktu tempuhnya ternyata lama juga, sekitar 8 jam. Kurang OK karena kursi gerbong ekonomi tegak seperti kursi makan dan kami duduk dekat pintu keluar yang selalu dibuka dan ditutup sehingga udara dari luar sering masuk. Jadi suhunya menjadi aneh walaupun sudah ada AC di dalam gerbong.


Tapi saya tidak kapok naik kereta api. Masih pingin menjajal kota Malang atau ke Yogyakarta naik kereta api. Dan pada kesempatan berikutnya harus menjajal naik yang eksekutif. Selain kursinya nyaman, juga hanya berhenti di stasiun tertentu saja.

Semoga bisa terwujud pada awal tahun 2018 nanti.

Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment