The Underdog, Komedi Komplit, Ada Persahabatan, Parenting, Keluarga hingga Perjuangan

Poster The Underdogs - capture youtube.com
Satu lagi nih film yang salah satu promosi dengan embel-embel sebuah film dari pembuat ngenest dan cek toko sebelah.Kita tahu lah ya kalau Ngenest dan Cek Toko Sebelah itu adalah karya dari seorang yang awalnya kita kenal sebagai komik Ernest Prakarsa. Artinya, nama Ernest semakin dihargai karena karyanya. Salut!

Terus terang awalnya nonton film ini memang cuma melihat ada beberapa komik yang dikenal. Karena sudah jadi patokan di kepala nih, kalau ada komiknya, minimal ini film ada komedinya dan komedinya pasti enggak asal-asalan. Dan ya, kalau cerita keseluruhan tidak bagus, minimal ada 1-2 punchline yang bisa diingat. Minimal 2 minggu setelah film selesai ditonton.

Balik lagi ke film The Underdogs ini, setidaknya saya mencatat 4 poin keren dari film ini :

1. Persahabatan yang Aneh.

seperti tagline film ini, kekuatan persahabatan menjadi hebat, film ini menceritakan persahabtan antara 4 orang yang memiliki karakter yang aneh. Nih fotonya :

Dio, Eli, Bobi, Nanoy - lintasartis.com
Dio, seoranga anak pintar, cerdas tapi enggak pede dan pengecut. Bisa keliatan lah ya dari wajahnya yang cupu.

Eli, satu-satunya cewek di genk ini yang paling jago bermusik. Tapi enggak tahu kenapa kehadirannya cuma bisa dirasakan oleh ketiga temannya saja. Makanya dia gak punya teman lain.

Bobi, dia ini anak juragan tahu yang kalau di perkenalannya dibilang anak juragan tahu tapi muka anak juragan keju. Ganteng, bersih, tertib tapi susah bersosialisasi.

Nanoy, ini yang terakhir. Yap tampangnya paling tua dibanding yang lain. Karena memang Nanoy ini paling bodoh dan sering tinggal kelas.

Dialog-dialog mereka di film ini keren banget. Persis seperti teori yang pernah saya dapat saat menulis cerita komedi. Yang katanya cerita komedi itu lucu karena situasi. Biarkan dia patah. Dan perpaduan karakter mereka ini bikin komedi sendiri yang bikin ketawa susah berhenti. Walaupun Nanoy yang selalu jadi punch line.

2. Keluarga menentukan Karakter

Film ini juga mengenalkan latar belakang dari masing-masing karakter yang belakangan saya berpendapat kalau oh jadi begini toh produk anak yang dihasilkan dari keluarga seperti itu.

Dio yang pengecut dan terkesan tidak berani mengambil keputusan itu bisa jadi menjadi hal tersebut karena orangtuanya yang jarang sekali ada di rumah. Di luar negeri terus. Sehingga segala sesuatu yang dilakukan Dio seperti takut-takut, lagian karena ibunya walaupun LDR tetap saja posesif.

Nanoy ini ternyata dia dibuang oleh bapaknya karena dianggap tidak berguna karena tidak naik kelas terus. Maklum lah orangtua kolot yang kepingin anak lelaki memikul tanggungjawab besar, ketika dilihat gagal, langsung dititip pada adiknya. Bisa dilihat pada beberapa scene dimana adik-adik Nanoy perempuan semua. Besar sekali harapan bapaknya pada Nanoy, tapi aneh juga tidak memberi kesempatan sampai harus diusir begitu.

Kalau Eli ini sedih banget orangtuanya. Kerjanya ribuuuuut melulu. Mungkin salah buka pintu aja bisa ribut itu emak bapaknya. Kita bisa lihat aura ketidakhadiran Eli ini ya karena dipupuk dari rumah dimana kedua orangtuanya seperti tidak merasakan kehadiran Eli. Mereka cuma sibuk bertengkar. Jadi, tak heran lah kalau Eli ini tumbuh jadi orang yang tidak dirasakan kehadirannya. Padahal dia jago main musik. Sebuah modal gaul yang oke.

Terakhir Bobi si anak juragan tahu yang tidak pernah diberi kesempatan oleh ayahnya unuk memilih. Selalu jadi objek penderita dari superior (bapaknya). Terpaksa manut dan nurut. Tekanan-tekanan seperti ini yang kemudian membentuk Bobi menjadi orang yang tidak PD mengambil keputusan dan begitu ada kesempatan untuk belagu, ya kelewatan.

3. Jangan Sombong

Konflik utama film ini muncul ketika Sandro X si raper youtuber yang sudah mapan tidak suka dengan kemunculan The Underdogs yang langsung tenar karena kemunculannya. S.O.L dimana Sandro X, Oscar dan Lola tergabung kemudian meluncurkan video klip yang seperti mencibir The Underdogs.

S.O.L - muterfilm.id
Bobi tidak terima dan menantang untuk bertaruh, yang kalah tutup chanel pada acara pertemuan Youtuber. Jelas Bobi semakin besar kepala karena video-video The Underdogs masuk trending yang channel mereka menjadi fenomenal karena cepat sekali pertumbuhannya hingga 100k subs dalam waktu singkat.

Kesombongan Bobi ini tentu menjadi perpecahan dalam kubu The Underdogs. Eli tidak terima dengan dominasi Bobi. Dio pun tidak terima dominasi Bobi. Dan Bobi yang kalut ini pun justru melampiaskan kemarahannya pada Nanoy yang iya-iya aja.

4. Terus Berkarya

Sadar perpecahan tak ada artinya, Eli menjadi inisiasi untuk rujuk kembali The Underdogs. Mereka mulai saling menerima dan mengakui kesalahan. Berkarya satu-satunya cara. Konflik dengan S.O.L kemudian bisa dikatakan selesai ketika Oscar masuk IGD dan The Underdogs membantu pemulihannya.

Mereka justru kolabs dan menghasilkan karya yang menarik.


Selain 4 poin keren tentang film The Underdogs, saya salut pada penulis film ini, Alitt Susanto dan Bene Dion. Kalian sukses menghadirkan dialog-dialog yang lucu. Masa' hampir tiap menit ketawa terus. Selain pada penulis, angkat topi juga untuk Igor Saykoji yang menulis semua lagu untuk film ini. Liriknya itu bro. Juara! Karya Igor sukses bikin orang untuk lebih memperbanyak kata bahasa.

Udah gitu aja.
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment