5 Pesan Kisah KKN Desa Penari


-->
Ilustrasi dari tribunnews.com

Rasanya hampir semua yang membaca tulisan ini sudah dipastikan sudah baca atau tahu cerita tentang KKN Desa Penari, sebuah thread horror yang dibuat oleh @SimpleM81378523. Untuk yang tidak tahu kisah tentang KKN Desa Penari, kurang lebih intisarinya begini. Sekelompok mahasiswa KKN di sebuah desa, 2 dari mereka melanggar norma, keduanya harus menebusnya hingga ajal menjemput.

Yang membuat thread horror ini semakin menarik salah satunya karena @SimpleM81378523 ini berhasil membuat 2 thread dengan 2 sudut pandang (tokoh berbeda) yang berbeda namun berkesinambungan. Keduanya adalah bagian dari kelompok mahasiswa KKN Desa Penari yang selamat. Satu adalah cerita dari sisi Widya, dan satu lagi adalah cerita dari sisi Nur.

Untuk cerita dari sudut pandang WIdya, bisa dilihat di sini.
Untuk cerita dari sudut pandang Nur, bisa dilihat di sini.

Klarifikasi @SimpleM81378523 yang mempublikasikan cerita ini pun cukup sederhana, semoga kita semua bisa mengambil pelajaran dari kisah ini. Dan saya punya beberapa catatan versi saya atas kisah ini.

Sebagai tamu, hormati tuan rumah

Satu kejadian yang memicu ditahannya Bima dan Ayu di dimensi lain itu (sebut saja kutukan) karena mereka bersetubuh di sebuah tempat yang dikeramatkan. Kebayang gak, bagaimana murkanya penduduk (ghaib) penghuni tempat tersebut? Coba bayangkan kalau ada teman yang pinjam kamar kosan yang ngakunya untuk tidur siang tapi ternyata dipakai untuk ena-ena dan si pemilik kamar kosan tahu? Ya pasti sebel.

Kita kan punya peribahasa, di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Sederhananya, setiap tempat ada aturannya, ya kalau lagi di tempat tersebut, patuhi. Masa’ mau keluar parkiran motor memaksa tidak mengeluarkan karcis parkir? Ya enggak bisa keluar.

Jujur sama hati

Saya pernah mendengar sebuah kalimat seperti ini, kalau ragu-ragu, lebih baik jangan. Ini levelnya ragu-ragu loh, bukan perasaan enggak enak atau perasaan ditolak. Sementara pada cerita KKN Desa Penari di awal-awal cerita baik Widya maupun Nur, mereka berdua merasakan perasaan gak enak bahkan perasaan ditolak. Walaupun dalam diri Nur terdapat sosok penjaga, tapi tetap saja saya percaya bahwa hati kita itu bisa jadi alarm.

Jujur sama hati di level kehidupan sehari-hari juga bisa diartikan ketika keinginan bertabrakan dengan kebutuhan. Kadang kita pingin beli baju atau sepatu baru, tapi coba deh dipikir atau dirasa lagi, apa benar kita butuh? Contoh lain jujur sama hati itu soal bidang yang kita pilih, apa benar ini bidang yang kita mau? Masa’ kuliahnya gak lulus-lulus? Masa’ ilmunya segitu-segitu aja?

Patuh sama orangtua

Ilustrasi ibu menasehati anak - sayanganak.com
Ikatan orangtua (apalagi ibu) dengan anaknya itu lain. Jangan samakan level kasih sayang orangtua dengan teman kosan yang selalu ada saat kita sedang kesusahan. Teman kosan mungkin selalu ada dan selalu siaga saat kita butuh pertolongan. Tapi orangtua (apalagi ibu) akan mengorbankan apapun demi anaknya. Kenapa? Karena hati sang ibu itu selalu terpaut dengan anaknya.

Bahkan ketulusan seorang ibu terhadap anaknya juga dijadikan sebuah adab dalam menuntut ilmu oleh Imam Syafi’i. Dalam testimoninya, Imam Syafi’I mengatakan bahwa penuntut ilmu itu seperti seorang ibu yang kehilangan anak satu-satunya. Bisa dibayangkan bagaimana kondisinya? Sang ibu pasti hatinya hancur, selalu merasa bersalah, dan mau mengorbankan apapun demi anaknya.

Di awal cerita baik Widya maupun Nur juga kan dijelaskan betapa ibunya melarang mereka untuk pergi ke sana. Jelas pondasi ibu tersebut adalah kasih sayang dan juga jelas kalau si ibu berusaha jujur pada hatinya.

Jaga nafsu

Ini yang berat dari kita. Muhammad SAW saja menganalogikan perang melawan nafsu seperti sedang berjihad kan?! Dari cerita versi Nur sih yang baru kentara jelas Ayu sepertinya punya modus tertentu pada Bima. Sampai-sampai minta dia ikut melalui Nur. Bahkan sampai-sampai mereka berdua ini jadi satu kelompok yang mengerjakan proyek.

Dan, eng-ing-eng. Bima juga nafsuan, bukan cuma Ayu yang disetubuhi, tapi juga makhluk ghaibnya juga (walaupun ini baru dugaan dari cerita Anton dan Wahyu). Bahkan Bima masih mau modus sama Widya, sampai-sampai memanfaatkan kepolosan Ayu yang sedang modus sama Bima. Yang pasti sih mereka berdua dimanfaatkan oleh sosok yang tidak bisa disebutkan namanya untuk mengikat Widya.

Pilih teman yang tepat

Ada kaidah berteman dengan tukang minyak wangi, maka akan mendapatkan harumnya. Sahabat pasti berbagi manfaat. Dalam kisah KKN Desa Penari, Widya berhasil selamat (walaupun nampaknya Widya yang diincar) karena tingkat kepo dan kepedulian yang tinggi dari Nur.

Ilustrasi pertemanan - tribunnews.com
Kesampingkan dulu soal Nur yang memiliki sosok penjaga. Dari cerita versi Nur, kita tahu bahwa Nur yang yang memergoki Bima dan Ayu yang lagi ena-ena di sinden tempat keramat, bahkan Nur marah besar sampai mengeplak kepala Bima. Dari cerita versi Nur pula, kita tahu bahwa dia yang memisahkan selendang hijau dan satu benda keramat lain sehingga tidak dibawa oleh Widya saat dia menuju sinden tempat keramat. Bayangkan kalau benda tersebut terbawa Widya, ya korbannya jadi 3. Dan mungkin kita tidak akan pernah tahu ada kisah KKN Desa Penari.

Udah lah ya, 5 pesan sok bijak saja. Takutnya kalau kepanjangan malah jadi ngaco’ (padahal mentoknya cuma segini).

Salut untuk @SimpleM81378523 yang bisa membuat cerita sebegitu menyentuhnya. Baik secara drama ataupun kengerian. Membaca thread horror ini seperti melihat adegan film. Mungkin kalau sekarang zamannya tren film horror, pasti sudah ada yang menawari untuk difilmkan. Eh apa jangan-jangan sudah ada ya? Ceritanya komplit banget soalnya.

Udah gitu aja.

Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment