SOPA-PIPA, Kesempatan Merangsang Industri Internet Dalam Negeri



21 Januari lalu, banyak portal berita online mengacu pada Reuters menyebutkan bahwa voting untuk SOPA-PIPA ditunda. Sementara tanggal pasti untuk jadwal voting berikutnya masih dirahasiakan. RUUSOPA-PIPA sejak awal kemunculannya banyak menuai pro dan kontra. Bagi mereka yang pro, jelas ini adalah angin segar untuk melindungi hak cipta mereka dari pembajakan. Sementara bagi mereka yang kontra, mereka khawatir jika UU ini disahkan maka akan mengganggu proses kebebasan berekspresi.
Mengapa dianggap mengganggu kebebasan berekspresi? Misal seperti ini, seseorang bermain gitar, menyanyikan lagu Bruno Mars - Lazzy (lebih dikenal dengan istilah cover). Kemudian pihak pemegang hak cipta tersebut melaporkan pembajakan karya pada penegak hukum di Amerika sana. Jika laporan tersebut diterima, maka sanksi dari UU SOPA-PIPA tersebut akan dikenai pada yang dianggap bersalah. Menurut RUU tersebut YouTube dianggap memfasilitasi pelanggaran hak cipta. Konsekuensinya YouTube harus di-block dan ditutup, dan pengunggah dipidanakan (sumber). Mungkin penutupan megaupload.com menjadi contoh kasus faktualnya. Dan bisa jadi, kita tidak akan melihat lagi fenomena seperti Briptu Norman dan Shinta Jojo.
Terlepas dari spirit pengetahuan milik semua orang dan setiap orang berhak mengaksesnya secara gratis (spirit wikipedia.org). Terlepas dari SOPA-PIPA adalah permainan politik Amerika. Saya menganggap internet adalah industri. Gampangnya seperti ini, jika anda punya blog pribadi, kemudian terdata kalau blog anda mampu mencapai ribuan hit/klik setiap bulannya, maka akan ada yang melirik blog anda sebagai tempat beriklan. Dan harga iklan yang ditawarkan bergantung pada berapa hit/klik halaman blog anda tersebut. Semakin tinggi, semakin mahal.
Itu baru contoh kecil blog pribadi, yang biasanya mengekor pada layanan periklanan online. Kalau misalnya blog-blog tadi ditutup lantaran banyak konten yang berindikasi pembajakan (terus terang saja, kebanyakan halaman-halaman berklik tinggi berbau porno dan pembajakan). Maka lambat laun akan layanan periklanan online pun akan terkena dampaknya. Industri internet akan lesu. Jadi jangan heran kalau ada berita lobi SOPA-PIPA dua kubu habiskan jutaan dolar.
* * *
Saya melihat SOPA-PIPA ini adalah kesempatan. Kesempatan untuk para penggiat situs online di Indonesia. Kita harusnya bisa untuk tidak bergantung pada situs-situs besar yang bermarkas di Amerika sana. Ketika yahoo mengakuisisi koprol.com, Indonesia digadang-gadang sebagai silicon valley di Asia Tenggara. Artinya kemampuan IT Indonesia jelas sudah diakui oleh dunia. Disamping koprol, freelance programmer Indonesia, India, Vietnam dan banyak negara yang dianggap negara berkembang juga sudah banyak di-outsourcepengembang-pengembang software dari Amerika dan Eropa.
Kita punya kekuatan untuk menciptakan industri internet kita sendiri. Sumber Daya Manusia kita sudah punya. Indonesia juga gosipnya masuk dalam 5 besar pengguna internet. Tinggal bagaimana pengelola dan penghuni negeri ini mampu menciptakan suasana kondusif untuk industri ini. Multiply sudah memindahkan kantornya ke sini, bukan hal tidak mungkin kalau situs-situs besar juga nantinya akan bercokol pula di Indonesia karena ketidaknyamanan SOPA-PIPA. Industri internet kita bergairah, yang melek internet semakin banyak, tidak menutup kemungkinan UKM-UKM memiliki situs sendiri, kemudian UKM mampu melakukan ekspor secara mandiri, semakin banyak pemasukkan dari luar, maka akan semakin meningkat ekonomi kita.
______________________________
, semoga saja menggairahkan industri internet dalam negeri
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment