Ulang Tahun Bukan Cuma Refleksi Diri, Tapi Juga Seru-seruan

Februari - february2016calendars.com

Kalau ditanya ulang tahun paling berkesan itu waktu kapan, mungkin jawabannya adalah waktu kelas satu SMA. Bukan. Ini bukan cerita tentang hebohnya ulang tahunku yang fenomenal dengan telur dan tepung, tapi cerita tentang seorang teman yang kemudian memanggilku kakak.


Ya namanya juga baru kelas satu SMA, baru juga pindah dari SMP. Kami lagi lucu-lucunya, fisik kami mungkin sedang berkembang pada titik puncak. Yang laki-laki semakin jantan dengan tanda mulai tumbuh jakun. Sementara si perempuan semakin cantik dengan semakin moleknya tubuh terbentuk. Tapi waktu itu awal 2000an kami belum mengenal yang namanya selfie dan wefie. Jadi jangan heran kalau foto yang dihasilkan selalu saja terkesan seperti penjahat. Karena zaman itu berfoto kalau mau bikin kartu identitas atau sedang liburan saja.


Kenangan jadul waktu SMA, mukanya suram gitu ya?

Sudah lihat kan bagaimana suramnya wajah-wajah kami zaman baheula? Ya begini lah wajahnya. Sok serius! Tapi kami di kelas termasuk yang paling cepat berbaur. Bagaimana tidak, baru beberapa bulan saja bersekolah sudah merencanakan rencana jahat untuk teman yang berulang tahun. Ya ini terjadi mungkin karena teman yang ulang tahun ini termasuk anak yang paling ceriwis di kelas. Mungkin karena dia juga kami jadi salah satu kelas yang paling kompak.


Para jejaka kemudian menyusun rencana. Kebetulan teman ada yang punya usaha pewarna pakaian dan warung. Jadi dengan mudah kami mendapatkan biang pewarna dan telur busuk. Sebenarnya standar banget sih zaman itu mengerjai yang berulang tahun dengan menggunakan telur busuk dan tepung. Tapi tentu kami lebih kreatif dengan menambahkan pewarna pakaian sebagai pelengkap. Biar lebih berwarna maksudnya.


Aku ingat betul hari itu adalah hari senin tanggal 12 Februari 2001. Dari sejak bel istirahat berbunyi, kami sudah sibuk meramu dan meracik amunisi yang akan dilepaskan nanti saat pulang sekolah. Kami memutuskan untuk memberikan kejutan saat pulang sekolah karena kalau diberikan saat jam istirahat atau jam masuk, tentu bisa merugikan si korban. Jadi, ya biar lebih meringankan beban, tersiksanya si korban cukup terjadi saat pulang sekolah saja. Paling dia hanya tersiksa saat pulang saja.


Dan benar saja, saat bel pulang berbunyi, dengan satu aba-aba si korban BERANTAKAN di depan kelas. Jelas ini jadi tontonan kelas sebelah. BAU BUSUK dan warna-warni cat muncrat ke mana-mana. Pintu kelas dan tembok ikut kecipratan. Para pelaku dan seluruh kelas tentu saja kemudian meninggalkan si korban yang cuma bisa nganga saat mengalami kejadian ini. Kami merasa paling jahat dan paling keren karena sukses mengerjai yang berulang tahun.


0oOo0


Besoknya hari selasa 13 Februari 2001, pada jam pelajaran pertama kami kedatangan guru bimbingan konseling. Si guru cantik yang galak ini memberikan hukuman pada kami. Kami sekelas sukses DIJEMUR di lapangan basket sekolah. Oh iya, aku belum cerita kalau waktu kelas satu SMA itu kami masuk siang. Dari mulai jam 13.00 sampai 17.00. Ya maklum lah, minat belajar daerah kami begitu tinggi sementara ketersediaan ruangan begitu minim, sehingga kami harus dibagi menjadi dua shift. Untuk kalimat terakhir PRET banget deh.


Kebayang kan bagaimana rasanya siang hari tengah bolong kami DIJEMUR satu kelas. Sebenarnya kami sama sekali tidak menunjukkan rasa bersalah. Di sana justru kami saling bercanda dan ketawa-ketiwi. Pasalnya korban yang kami kerjai juga turut dijemur. Mateng deh.


Dan sejak saat itu, kelas kami dikenal seantero angkatan 2001 sebagai kelas yang nakal dan kompak. Ya setidaknya kami mempertanggungjawabkan perbuatan kami dengan menerima hukuman. Walaupun kami kemudian pura-pura menyesal dan mengakui kesalahan kami. Tapi sebenarnya tidak, kami justru bangga dijemur karena mengerjai teman sekelas. Dan pelakunya adalah anak-anak satu kelas, sekitar 30an orang.


0oOo0


Sebenarnya aku adalah orang yang paling jahat pada tragedi ulang tahun ini. Aku sebagai orang paling jahat baru diketahui sekitar satu tahun kemudian saat lalai menyimpan kartu pelajar. Iya, korban yang dulu sukses dikerjai itu sempat mengintip kartu pelajarku. Di sana tertera dengan gagah tanggal lahirku. Dan si korban benar-benar melihat tanggal lahirku sama dengannya, yaitu 12 Februari.


Ups. Aku yang ketahuan hanya cengagas-cengenges saja. Si korban lantas kemudian memanggilku dengan sebutan kakak. Kemudian kami sering dianggap sebagai saudara kembar. Si korban yang perempuan dan saya sama-sama punya perawakan yang aduhai. Kami sama-sama bohay. Hahaha.


Ya gitu deh, sampai sekarang kami sekelas tetap hangat berkomunikasi. Walaupun tidak se-intens dulu. Tapi si korban yang dulu dikerjai, hingga sekarang tetap saja memanggilku dengan sebutan abang atau kakak. Ya pokoknya suka-suka dia sajalah. Yang penting Hepi.


Sekian.


Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog ulang tahun ke lima Warung Blogger

Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment