Flying Tent, Berkemah Jadi Seperti Berkepompong

Ilustrasi berkemah - teamgoaoutbound.indonetwork.co.id

Pertamakali bersentuhan dengan ritual berkemah saya alami saat usia SMP. PERSAMI namanya. Adalah singkatan dari perkemahan sabtu dan minggu. Dari kegiatan ini ceritanya saya dan teman-teman kala itu diharapkan tumbuh jadi manusia mandiri yang tidak ngetek pada orangtua. Kegiatannya pun beragam, dari menyiapkan makanan bersama untuk kelompok, hingga jurid malam. Terus terang sampai sekarang juga enggak pernah tau bagaimana menuliskan kegiatan malam berkeliling-keliling.

Biasanya juga jurid malam disisipi dengan jalan di tempat angker. Entah itu kuburan atau tempat-tempat yang dianggap menyeramkan dan banyak setannya. Beberapa kali ikut perkemahan, selalu saja ada yang kesurupan. Itu loh yang katanya kerasukan mahluk halus ke dalam tubuh dan tubuh seolah dikontrol oleh mahluk halus tersebut.

Nah, bicara soal perkemahan, tentu tidak pernah bisa lepas dari yang namanya tenda. Ini bukan tempat berteduh seperti tenda pernikahan. Tapi tenda yang digunakan untuk berkemah. Pengalaman saya soal tenda juga lumayan riweuh. Pernah waktu kemah di SMA, saya meminjam tenda dari bekas SMP. Dan dengan cerobohnya, tim regu saya dengan tidak sengaja membakar tenda tersebut. Ceritanya sih pingin masak indomie, eh malah tenda terbakar. Oon.

Tenda ini persis seperti yang tampil pada gambar utama. Tenda 10 patok yang tentu saja harus menyiapkan patok dan tali untuk penyangganya. Untuk mendirikannya, kami perlu waktu hampir 30 menit. Sungguh bukan prestasi. Belum lagi membuat parit dan merapihkan jalur air. Entah ini memang kami yang amatir atau memang mendirikan tenda ini begitu sulit.

flying tent
Kalau sekarang sih zamannya udah beda lagi. Dengan semakin terbuka derasnya arus informasi, semakin luas juga orang-orang untuk berkreasi. Salah satunya ya flying tent ini. Muncul di kickstarter sebagai product yang membantu individu untuk lebih dekat dengan alam. Komplit. Satu tenda bisa untuk beragam fungsi.

Yang pertama, bisa dijadikan sebagai hammock. Ini bahasa Indonesianya apa ya? Pokoknya semacam tempat gelayutan antar pohon yang bisa tiduran di atasnya. Selanjutnya hammock bisa dimodifikasi lagi dengan tambahan anti serangga. Lalu modifikasi lagi dengan tambahan atap yang anti air. Dan yang paling keren, flying tent ini bisa jadi jas hujan a.k.a ponco. Simple dan multifungsi.


Udah kebayang kan betapa kerennya benda ini. Coba deh bayangkan kalau para peserta PERSAMI menggunakan flying tent, kebayang semua sudah seperti kepompong nangkring di antara pepohonan. Hahahaha. Keren kan?
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment