Setelah lembur berminggu-minggu akhirnya badan rontok juga. Iya, sejak kamis malam kemarin harus berbaring manja di atas kasur. Mau ngapa-ngapain badan kayak gak enaaaaak banget. Harusnya kamis malam itu bisa ketemu sama temen yang katanya mau ada 'kerjaan' di SCTV. Enggak tau deh kerjaan apaan. Tapi untungnya si sahabat yang dari Bandung itu tak jadi datang. Jadi, saya bisa lanjut jemput istri di daerah Cilandak.
Ceritanya istri lagi makan ikan bakar di Kawanua. Tempat makan ikan bakar kaki lima yang okeh di depan Trakindo. Harganya bersahabat, Rasanya Yo'eeeh. Ingat loh ya, rasa yang yo'eh itu datang dari perpaduan ikan yang segar dan bumbu yang ciamik. Tampilannya pun okeh punya.
Lah kok jadi bahas ikan sih? Kan ceritanya mau bahas badan yang rontok. Jadi bahas Kawanuanya kapan-kapan aja ya.
Dari sejak pagi memang kepala tuh rasanya pusiiiing banget. Setelah antar istri ke rumah sakit untuk daftar, saya baru berangkat sekitar jam 9 pagi dari rumah. Biasanya setelah subuh kami sarapan berat. Semodel nasi dan sejenisnya. Tapi pagi itu gak ada makanan. Jadi nyemil-nyemil cantik aja di jalan.
Karena enggak kuat sama pusingnya kepala, akhirnya saya makan nasi uduk di Gandul. habis sudah satu porsi. Badan lumayan menghasilkan panas. Pusing kepala pun rada reda. Jadi siap lanjut lagi perjalanan ke kantor.
Pas nyampe kantor, enggak tau kenapa perut terasa lapar lagi. Akhirya saya putuskan untuk membeli roti bantal sari roti dan sekotak susu. Makan sembari menuju meja kerja di atas.
Nah, pas makan siang. Ini nih kayaknya biang keroknya. Saya lebih memilih bakso telor yang besar dengan sambal sesuka hati. Pedasnya poollll. Emang rencananya cuma mau bikin pusingnya pecah aja karena pedas. Dan berhasil. Pas pulang, jemput istri di Kawanua dan sampai rumah, baru deh kerasa rontoknya.
Pinggang serasa kaku. Sumpah, ini saya khawatir banget kalau pinggang enggak bisa bergerak. Yang namanya orang Indonesia pasti tau angin duduk. Dan angin duduk ada di seputaran pinggang belakang. Persis seperti yang saya rasakan waktu itu. Pinggang terasa kaku. Badan kurang lentur. Waktu rebahan di kasur, badan kayak kaku. Enggak bisa ngapa-ngapain. Enggak lama kemudian badan langsung demam.
Alhasil semalaman istriku yang cantik mijitin sampai sendawa dan kentut-kentut. Konon katanya begitulah tanda kalau angin dalam tubuh berhasil dikeluarkan. Sendawa-sendawa dan kentut-kentut. Terus terang sih terasa sekali rada enteng bagian pinggang setelah kentut-kentut. Seperti ada beban yang hilang.
***
Ternyata sakit tak berhenti sampai di situ saja. Saya harus merelakan hari kerja saya habis di rumah karena sakit. Hari jumat kemarin saya memutuskan untuk tidak masuk kerja. Sungguh tidak bisa bangun badan ini. Mata panas. Badan kaku. Berasa jadi mayat hidup. Seharian diam saja di kasur. Sesekali turun ke bawah untuk makan.
Enggak tau kenapa setelah ashar jadi ingat ucapan istri mengenai bengkel sehat. Semacam klinik yang melayani bekam dan ruqiyah di dekat rumah di daerah Gandul. Entah energi apa yang merasuk. Pokoknya badan pengen banget datang ke sana untuk bekam. Rasanya sudah lama sekali badan ini tidak dikeluarkan darah kotornya. Saya termasuk orang yang percaya bahwa sumber penyakit salah satunya adalah soal peredaran darah. Dan jumlah darah yang kotor akan mengganggu peredaran darah tadi dan merusak kesehatan.
Lumayan cepat prosesnya. Bayar biaya administrasi 10 ribu. Terus bisa ditangani sama terapisnya. Ada sekitar 15 titik yang diambil darah kotornya. Hampir semuanya penuh terisi darah. Warnanya merah tua mendekati hitam. Seperti warna ati. Yang canggihnya begitu dicabut dari badan, darah seperti membeku layaknya jelly.
Dengan terapis yang melakukan bekam pada saya, saya bertanya baiknya bekam dilakukan berapa kali sebulan atau jeda bekam antara satu dengan yang berikutnya berapa lama? Lalu dia jawab, baiknya satu bulan sekali jika diperlukan untuk menjaga kesehatan.
Dari penjelasan si mamang terapis itu, saya langsung berpikir bahwa wanita itu mahluk yang jauh lebih hebat ketimbang pria. Kenapa? Bayangkan saja, dalam siklus bulanan, secara alami kaum hawa sudah mengeluarkan darah secara rutin setiap bulan. Artinya badan mereka jauh lebih sehat dan lebih bugar ketimbang para pria. Wanita itu ajaib.
Saya lalu iseng bertanya mengenai bekam kepala. Kata si mamang bekam, bisa dilayani juga di sini. Tapi baiknya si pasien datang sudah dalam keadaan kepala gundul. Jadi si mamang terapis tinggal jos-jos aja. Waah, menarik juga, kayaknya saya akan coba minggu depan.
***
Pulang dari tempat bekam, badan terasa enteng. Secara darah kotor sudah dibuang. Tapi entah kenapa semakin malam semakin dingin dan badan kembali menjadi panas. Kondisi badan memang sudah tidak seperti kemarin. Tidak ada rasa pegal-linu. Hanya pegal-pegal ringan. Mungkin karena darah kotornya sudah dibuang.
Tapi tidak berlaku untuk kepala. Aduh, kepala ini rasanya seperti diikat dengan tali, lalu diikat sekencang-kencangnya. Rasanya kepala ini mau pecah. Kepala akhirnya diolesi GPU biar agak mendingan. Sedikit membantu, tapi tetap terasa mau pecah. Malam itu saya yakin untuk menjajal bekam kepala.
Sorenya saya sudah mantap ke tukang cukur, potong gundul untuk lanjut ke mamang bekam. Di sana saya baru masuk dilayani selepas magrib. Nanggung saya datang tinggal beberapa menit lagi adzan magrib. Setelah menunggu prosesi pun dimulai.
Proses penusukkan jarum di kepala terasa lebih lambat. artinya lebih terasa 'nyess'-nya waktu ditusuk. Dan ketika darah disedot, sedotannya terasa sekali. Wiiihhhh seruuuu.
Ketika kop dibuka, saya sempat nyaris hilang kesadaran. Pandangan saya mendadak berkunang-kunang serasa mau pingsan. Saya lalu dibaringkan oleh si mamang bekam. Setelah berbaring, saya diberi bebauan agar tetap sadar. Ketika tau saya masih sadar, si mamang bekam melanjutkan prosesinya, sampai selesai.
Setelahnya, kepala serasa enteng sekali. Tidak terasa lagi nyut-nyutan enggak jelas. Apalagi setelah dikasih air jahe sama si mamang bekam. Rasanya nyesssss banget. Langsung segerrrrr. Walau pun demamnya masih terasa, tapi badan terasa lebih ringan bergerak. Kepala lebih enteng. Tidur 'agak' lebih tenang.
Agak tenang, karena badan masih sakit karena demamnya masih terasa dan masih manja sama istri. Hohoho.. istriku memang juara. Sampai tulisan ini dibuat, dia duduk di samping saya. Nemenin. Muach.
- Love You Iciiiii -
0 komentar :
Post a Comment