Bohemian Rhapsody, Perjalanan Karir Queen

Poster Bohemian Rhapsody - achsstinger.com
Yes! Sesuai dengan judul filmnya yang merupakan salah satu dari lagu paling populer sepanjang masa dari band Queen. Film ini benar-benar menceritakan perjalanan karir band Queen dari awal terbentuk hingga konsert Live Aid di Wembley Stadium.

Baca : Bohemian Rhapsody, Film Biografi Queen

Farrokh Bulsara adalah nama asli dari Freddie Mercury yang bertemu dengan Brian May dan Roger Taylor di belakang club setelah mereka manggung. Farrokh dengan PDnya menunjukkan skill bernyanyinya di hadapan mereka. Kemudian dengan super PDnya lagi dia bilang, akan kupertimbangkan keinginan kalian merekrutku. Sumpah ini antara sengak atau memang nih orang jenius terjawab pada adegan-adegan selanjutnya.

Farrokh Bulsara- scroll.in
Farrokh Bulsara bukan cuma PD mampus, tapi dia juga berskill dan tahu apa yang dia kejar. Lirik lagu Smile (nama band Brian May dan Roger Taylor sebelum Farrokh bergabung) digubah di atas panggung oleh Farrokh. Dan secara mengejutkan lirik yang digubah spontan itu justru semakin menghentakkan penonton. Bisa dibilang manggungnya sukses.

Ambisi Farrokh memang tinggi, dia pingin banget bikin album. Dengan bermodalkan hasil jual mobil bekas, mereka sewa studio buat rekaman. Adegan rekaman di studio ini menggambarkan betapa jeniusnya Farrokh Bulsara ini. Kalau jaman sekarang kan sudah ada efek-efek digital, sementara jaman mereka mah belum ada, jadi kalau mau bikin fade sound, kudu ditarik-tarik speakernya. Pokoknya macem-macem lah kelakuan mereka di dalam studio.

Queen berhasil masuk major label EMI Records, tidak hanya sukses di UK, penikmat lagu mereka merambah ke US. Menggilanya karya mereka di US dibuktikan dengan diundangnya mereka konser di US. Dari sini konflik pertama muncul, selama di US, Farrokh Bulsara yang sudah mengganti nama menjadi Freddie Mercury ini mulai ragu dengan ketertarikan seksualnya. Ngakunya sih sama Mary Austin (pacarnya), agaknya bisex.

JENG-JENG!

Salah satu adegan proses pembuatan album A Night at the Opera - tdn-net.com
Konflik selanjutnya muncul ketika album A Night at the Opera rampung dan didengarkan pada sang eksekutif Ray Foster. Padahal kalau melihat adegan pembuatan albumnya tuh luar biasa sekali ide dan prosesnya. Personil Queen udah yakin banget sama albumnya, eh malah si major label yang enggak mau. Cabut lah mereka.

Tahu cover album ini? - mentalfloss.com
Dan tentu karena yakin, Queen mendengarkan lagu ini pada salah satu radio dan menjadi hits. Benar-benar hits sampai kita dikabarkan kalau Bohemian Rhapsody ini adalah lagu terlaris sepanjang masa. Dan karena hits-nya lagu ini, mereka (Queen) melakukan world tour. Dimana mereka ditangani oleh Paul Prenter yang kemudian jadi pasangan (baca: homoan) Freddie Mercury.

Terlihat jelas sekali kalau Paul ini jadi tokoh antagonis yang nyaris menghancurkan Queen secara halus. Dari mulai mengadu-domba antara Freddie dengan manager, hingga menghalang-halangi komunikasi Freddie dengan teman-teman satu band-nya. Ketika Brian dan Roger sudah menikah dan punya anak, Freddie masih pesta-pesta di rumahnya. Secara emosi, obrolan, dan cita-cita pasti udah gak nyambung. Ini yang bikin anggota band lain berasa jauh sama Freddie.

Konflik mulai menemukan titik terang ketika Mary menemui Freddie untuk kembali ke band. Freddie yang saat itu merasa kosong dan gelap seperti menemukan kembali semangatnya. Dia benar-benar pingin kembali berada di dalam band dan melakukan konser bersama.

Endingnya, ditutup dengan penampilan legendaris Queen pada Live Aid konser di Wembley Stadium, dimana hasil konser ini sepenuhnya untuk penderita AIDS. Dan Freddie adalah salah satu yang terpapar ODHA.


Sumpah adegan konsernya itu, luar biasa keren! Serasa nonton konser beneran.
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment