Penyakit-penyakit Masyarakat Indonesia Sekarang Ini

ilustrasi revolusi mental - sumber siperubahan.com

Waktu pertama kali mendengar istilah Revolusi Mental rasanya hati ini berdebar-debar sekali. Mungkin ini yang perlu dijalankan oleh bangsa ini untuk penghidupan yang jauh lebih baik. Sebuah gerakan yang benar-benar diperlukan untuk mengobati penyakit bangsa ini yang sudah mendarah daging. Mendarah daging karena hampir semua prilaku yang dilakukan oleh kebanyakan kita sangat buruk. Dari mulai korupsi di tingkat atas, hingga mencontek pada tingkat pelajar.

Entah kenapa perjalanan saat menuju kantor tadi pagi saya menemukan sebab kenapa prilaku kita ini begitu buruk. Ini hanya kesimpulan di atas motor dengan suasana macet dan sapa matahari pagi. Hasil renungan tadi pagi ada 2 hal yang membuat kita menjadi rusak.

ilustrasi merdeka - sumber : viaberita.com

Terlalu Lama Dijajah

Agaknya klise sekali ya hasil pemikiran di atas. Iya, bangsa kita ini terlalu lama dijajah. Setelah ratusan tahun katanya kita dijajah oleh Belanda, lalu kemudian kita lanjut dijajah oleh Jepang. Yang namanya dijajah, artinya kita diperbudak. Ketika diperbudak, maka diterapkanlah sistem kasta pada sosial masyarakatnya. Jadi, jangan heran kalau masih banyak individu-individu yang rendah diri dan malu untuk unjuk diri.

Sering sekali kan kita mendengar lelucuan yang justru meminggirkan dan menyingkirkan kebanggaan kita sendiri. Coba kalau disuruh milih, mendingan makan di warteg atau makan di KFC? Pasti kebanyakan lebih senang makan di KFC. Karena jelas KFC hadir dengan menawarkan standar baku yang sama untuk semua gerainya. Standar internasional. Sementara warteg standarnya tidak jelas. Padahal kalau kata orang yang sering jalan-jalan ke luar negeri, junk food semodel KFC, MCD dan sebangsanya itu adalah warteg di negara asalnya. Mereka menjual makanan murah.

Efek rendah diri ini kemudian berkembang menjadi meremehkan bangsa sendiri. Ini yang sering terjadi di dunia profesional. Misalnya saja di dunia grafik desain. Banyak sekali desainer yang justru ditolak mentah-mentah ketika melamar di sebuah agensi. Justru ketika mereka freelance, karya mereka diakui dunia. Baru deh setelah desainer tadi terkenal langsung dipuja-puja. Padahal sebelumnya direndahkan.

Berontak - sumber : future404-azbunz.blogspot.co.id

Segala aturan yang dibuat oleh penjajah itu pasti merugikan. Itu lah sebabnya kenapa banyak sekali pemberontak yang berusaha menjatuhkan penjajah. Segala aturan yang dibuat oleh penjajah sebisa mungkin dilabrak. Celakanya mental pemberontak itu masih berbekas di banyak individu, sehingga jargon aturan dibuat untuk dilanggar masih sangat terasa. Jadi jangan heran betapa banyaknya pelanggaran lalu lintas terjadi setiap harinya di Jakarta. Bahayanya, mental pemberontak ini juga melekat pada pelajar, enggak melanggar itu enggak keren. Pasti hampir semua pelajar pernah mengalami yang namanya bolos.

Ada yang lebih berbahaya akibat terlalu lama dijajah, yaitu mental korup. Sejarah mencatat bahwa VOC runtuh juga disebabkan oleh bobroknya internal mereka. Pejabat-pejabat VOC banyak sekali yang melakukan tindakan korupsi. Mental korup ini mungkin turun pada masyarakat lokal tingkat atas yang bersentuhan langsung dengan VOC. Segala kemudahan saat berkorupsi membuat praktik ini berkelanjutan. Bahkan hingga Indonesia sudah merdeka, si pemangku jabatan banyak yang melakukan praktik ini.

Feodalisme

Ini adalah salah satu kata yang paling saya benci. Entah kenapa di kepala saya negatif sekali kata feodalisme ini. Menurut wiki, feodalisme adalah struktur pendelegasian kekuasaan sosiopolitik yang dijalankan kalangan bangsawan/monarki untuk mengendalikan berbagai wilayah yang diklaimnya melalui kerja sama dengan pemimpin-pemimpin lokal sebagai mitra.

Menurut saya, feodalisme ini melahirkan kelas masyarakat yang kita kenal sebagai kelas menengah ngehe. Adalah mereka-mereka yang berada pada level menengah di tatanan ekonomi Indonesia namun kelakuan mereka tidak mencerminkan tingkat pendidikan dan kecerdasan yang dimiliki. Contoh buang sampah sembarangan dari dalam mobil atau parkir mobil sembarangan di pinggir jalan.

ilustrasi feodal - sumber : adillanuriman.wordpress.com

Bangsawan-bangsawan yang kaya raya tadi tentu memiliki abdi-abdi yang loyal. Mereka punya abdi untuk mengurusi rumah tangga, mereka punya abdi untuk mengurusi kebun dan seterusnya. Gaya seperti ini juga diikuti banyak kelas menengah dewasa ini. Jangan heran kalau makin banyak orang berlenggak di mall dengan membawa asisten di belakangnya. Asisten-asisten ini diajak tentu untuk memudahkan sang majikan. Hanya dengan menyuruh dan menunjuk, semua terpenuhi.

Oh iya, satu lagi. Feodalisme juga melahirkan manusia-manusia yang penuh pengabdian. Mungkin bisa dibilang loyalis. Mereka adalah orang-orang yang mengabdi dan loyal terhadap juragan. Jadi jangan heran kalau banyak orang-orang yang bertahun-tahun bahkan puluhan tahun bertahan menjadi tenaga honorer atau bertahun-tahun bekerja dan mengabdi di tempat sama dengan juragan yang sama.

Sebenarnya saya kemudian mencari-cari kembali akar apa yang menyebabkan bangsa ini sedemikian rusak dan perlu revolusi mental. Tapi sampai saya tiba di kantor, saya tidak menemukannya. Tapi yang jelas revolusi mental adalah gagasan yang baik. Ya, daripada bangsa ini harus pangkas generasi dengan cara yang tidak enak seperti yang diidekan oleh teman saya. Lebih baik jalankan revolusi mental bukan?!



Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment