5 Hal yang saya pelajari setelah part-time 6 bulan "main saham"

ilustrasi pasar modal - hwww.ruangmom.com


Transaksi pertama saya di pasar modal terjadi pada tanggal 10 Desember 2020. Jadi, bisa dibilang saya ini adalah angkatan Coronials. Adalah mereka yang masuk pasar saham dalam kondisi bullish luar biasa. Coba saja lihat chart saham-saham satu tahun terakhir, rata-rata menunjukan kenaikan yang signifikan. Salah satu yang sempat fenomenal adalah BRIS, naik hingga 5 kali lipat disbanding Juni tahun lalu. 

 

Ilustrasi BRIS yang naik 5 kali lipat dalam setahun

Saya memang baru 6 bulan part-time di pasar modal, tapi banyak sekali pelajaran yang bisa saya ambil karenanya. Berikut yang bisa saya bagikan:


1.     Kenali medan sebelum mulai. 

Ini rada klasik sih, seperti moto-gp, sebelum balapan yang sesungguhnya dimulai, pasti melalui proses qualifikasi. Balapan di sirkuit yang sama, mencari siapa yang tercepat untuk menentukan posisi start. Hal ini bisa jadi ajang untuk membiasakan diri pada medan yang akan ditandingkan. Bukan kah kalau sudah kenal harapannya akan jadi lebih baik dalam mengambil keputusannya nanti?

Nah, sama juga seperti saham, baiknya sebelum mulai, cari tahu terlebih dahulu apa itu saham? Bagaimana harganya bisa terbentuk? Dan pertanyaan-pertanyaan dasar lain.


Banyak kok akun-akun saham di sosial media yang berbagi dan menjelaskan dengan gratis. Serius deh, kalau memang benar mau terjun, begitu dibuka sedikit, pasti makin penasaran. Jadi pingin tahu soal deviden lah, LQ45, JII, dan seterusnya. 

Kalau saya, waktu itu cuma tahu sedikit (sekarang juga sih), malah ngebet pingin buru-buru bikin RDN dan transaksi. Biar nyemplung aja dan basah sekalian. Biar learning by doing. Kebetulan duit sampingan cair, hajar.

 

2.     Pahami cara kerja alat sebelum digunakan.

Sekarang, sebagai investor/trader sudah tidak perlu lagi agen. Mungkin dulu para pelaku pasar modal itu kudu telepon agen untuk pasang posisi jual atau beli. Tapi sekarang, rata-rata sekuritas itu punya aplikasinya sendiri. Jadi, pelaku pasar modal bisa lebih leluasa pasang posisi jual atau beli langsung dalam genggaman.

Alat sudah dalam genggaman, penting untuk memahami bagaimana caranya bekerja. Setidaknya ini daftar yang baiknya dipahami untuk kelancaran transaksi:

 

-        Cara transfer ke RDN.

-        Cara withdraw ke rekening kita.

-        Cara membuat sell order.

-        Cara membuat buy order.

-        Pahami cara kerja break order.

-        Pahami cara kerja match order.


Ini contoh tampilan sekuritas yang saya ginakan, MNC Trade - sumber: choilieng.com

Menurut saya 2 terakhir itu penting untuk lebih memantapkan strategi. Apalagi buat trader sampingan seperti saya (udah mah sampingan, sok-sokan jadi trader pulak) yang tidak setiap saat melototi pergerakan harga tapi tetap mau cuan. 

Misal nih, saya punya saham A, saya beli di harga 1.000. Kemudian pagi-pagi misal saham bergerak naik jadi 1.003. Saya sih biasanya langsung set saja menggunakan break order. Saya set sesuai target profit saya. Misal target profit saya 3%, maka saya akan buat break order jika ada permintaan (bid) di harga 1.030 sebanyak 1.000 lot, saya akan pasang posisi jual pada harga 1.030.

Pun sama seperti match order, saya biasa set jika harga naik 3%, maka saya pasang posisi jual pada harga terbaru. 

Keduanya punya kelebihan dan kekurangan. Saya pernah pasang stop-loss menggunakan match order, eh tahunya malah saya cuan 5%. Karena ternyata setelah harga dibawa turun 3%, langsung diangkat. Dan kebetulan match order saya aktif ketika harganya naik 5% dari harga saya beli, ya alhamdulillah.

 

3.     Beberapa cara analisa harga saham.

Memprediksi sesuatu itu ada ilmunya. Mungkin beberapa orang menganggapnya cocoklogi, tapi yang Namanya ilmu, tetaplah ilmu. Ada pengalaman di dalamnya. Nah, terkait prediksi pergerakan harga saham selama 6 bulan ini, saya disuguhkan pada beberapa tipe.


·      Value analysis 

Ini yang paling saya suka. Karena metode ini menambahkan alasan kenapa saya membeli saham tersebut. Karena value analysist ini membedah laporan keuangan dari emiten yang akan dibeli. Jadi, ketahuan deh dia punya hutang berapa, pendapatannya seperti apa, dan kira-kira prospeknya ke depan akan seperti apa.

Sampai sekarang saya sih belum begitu ngerti bagaimana baca laporan keuangannya. Haha. Tapi kan banyak akun-akun social media di luar sana yang berbagi informasi, berapa sih harga wajar per lembar sahamnya dari laporan keuangan terbaru. 



Tapi balik lagi, sebagus-bagusnya sebuah barang tapi yang tertarik sedikit, ya kesepakatan harganya segitu-segitu aja. 

 

·      Pattern analysis 

Ini disebut juga technical analysist. Buat saya pribadi sih ini cocoklogi. Karena kebetulan aja kali sering tidak tepat. Atau mungkin karena bodoh dan enggak ngerti. Haha. Tapi kalau dipadukan dengan pergerakan volumenya, kebanyakan akurat. Salut untuk para analyst yang bisa menemukan emiten dengan pola-pola yang bagus. 

Banyak yang bilang, gunakan value analysist untuk pilih emiten. Lalu gunakan technical analysist untuk mengetahui kapan melakukan aksi jual dan beli. Quote ini ada benarnya. Karena dengan technical analysist ini setidaknya bisa kelihatan tren yang sedang terjadi, walaupun kadang pemodal besar (baca: bandar) bisa merubah segalanya.

Saya sih membayangkan, anak statistik pasti jago banget urusan technical analysist. Dan saya agak menyayangkan dulu waktu kuliah komputasi numerik sering titip absen. Hehe.

 

·      Harmonic analysis

Nah ini yang paling keren menurut saya. Menganalisa pergerakan market dengan pergerakan planet-planet dan tata surya. Saya termasuk orang yang percaya bahwa kita harus bersinergi dengan pergerakan alam yang tuhan ciptakan. Jadi, ketika ada yang menganalisa pergerakan harga saham berdasarkan pergerakan benda alam, saya sungguh takjub.

Ilustrasi teknikal analisis - sumber: jpnn.com

Tapi perlu diingat, ketiga metode di atas itu tidak 100% benar juga. Semua balik lagi ke mekanisme pasar. Dan seperti yang sering para analyst bagikan pada akhir analisanya, DYOR – Do Your Own Research. Jadi, keputusan Kembali ke tangan kita sebagai pelaku pasar. Lah duitnya juga kan duit kita, ya tanggungjawab kita lah.

 

4.     Musuh terbesar itu adalah diri sendiri.

Sama seperti kata-kata bijak lainnya, ternyata musuh terbesar adalah diri sendiri. Misal, kita sudah punya trading plan, target jual di harga x misalnya. Namun saat melihat emiten yang kita miliki sudah melewati harga x, saya malah tergiur dan berharap untuk naik lebih tinggi. Eh tidak tahunya ketika tidak memperhatikan (tidak pasang break order dan match order), harganya dibanting turun jauh melewati harga x. 

Ilustrasi melawan diri sendiri - sumber: mahasiswaindonesia.id

Saya pribadi sering dibuat ragu dengan pengandaian-pengandaian semu yang mungkin datangnya dari nafsu diri. Belum lagi kalau misalnya ada 2 emiten pilihan A dan B. Kemudian saya memilih untuk membeli A. Lalu tidak berapa lama, emiten B yang justru malah naik. Nah, pada saat seperti ini lah kadang sering muncul penyesalan-penyesalan yang tidak perlu. Coba saja kemarin beli emiten B, udah cuan nih. 

Pokoknya mah kalau mau ngapa-ngapain itu mengalahkan atau berdamai dengan diri sendiri itu penting. Biar waktunya tidak terbuang sia-sia untuk menenangkan diri. Kasarnya sih kalau takdirnya sudah A, ya terima saja. Tinggal bagaimana kita memperbaiki diri. Tsahh. Gaya!

 

5.     Bisa menambah atau melunturkan iman. 

Dalam satu hari sesi perdagangan itu, sebuah emiten bisa meningkat hingga lebih dari 20%. Bayangkan, artinya uang kita bisa tumbuh lebih dari 20% dalam sehari. Belum lagi kalau pergerakan kita tepat, bisa-bisa dalam sehari bertumbuh hingga 100%. Tapi ini cuma angan-angan aja sih. Kayaknya berat untuk bisa tumbuh 100% dalam sehari. Bahkan untuk tumbuh 20% dalam sehari saja, untuk level pemula yang part-time seperti say aini sepertinya tidak mungkin. Haha.

Tapi saya percaya, kalau Allah sudah berkehendak mah semua bisa terjadi. Tiba-tiba terbesit kita mau beli saham A, terus beli saham A, eh enggak tahunya hari itu naik 7%. Saya pernah mengalaminya pada bulan ke dua. Berdasarkan catatan saya, pada bulan tersebut saya cuan hingga lebih dari 20% dalam sebulan. Buat pemula dapat segitu mah seneng banget.

Ilustrasi menerima takdir Allah - sumber: bengkulutoday.com

Eh, balik lagi ke soal iman. Saya makin percaya kalau Allah mau kasih rezeki dunia mah gampang aja. Tapi tidak sedikit juga yang karena saham, Tuhannya bergeser jadi Cuan. Pernah saya ikut salah satu group saham berbayar yang mengajarkan value investing dan seluk beluk soal keuangan. Ketika admin group tersebut menyapa pagi hari menggunakan Hamba Cuan, saya langsung sebel sendiri. 

Sebel sendiri mungkin karena masih ada ego pada point 4 yang masih belum bisa saya taklukan. Dan karena sebel itu, saya tidak memperpanjang membership pada group tersebut. Ya enggak suka aja dipanggil Hamba Cuan. Kesannya remeh banget melakukan apapun demi cuan. Padahal kan pinginnya tetap punya iman dan meninggal dalam keadaan baik. Ya pokoknya bisa dibilang baper sendokir lah. Haha.

Tapi, dari sapaan itu saya juga bisa menebak, mungkin di luar sana ada orang-orang yang sebagian besar hidupnya habis memikirkan bagaimana caranya saya bisa cuan hari ini? Sehingga, semuanya melulu soal cuan. 

Lantas, jika pertanyaannya mengerucut pada, emang sudah cuan berapa sih? Kalau hitungan kasar sih alhamdulillah sudah sekitar 54% bertumbuh. Bisa dibilang untuk ukuran pemula ya beruntung lah. Walaupun deposit awal tidak sampai 8 juta, tapi tumbuh sampai segitu udah mantep banget. Dan serunya, saham ini pergerakannya bergantung pada dana awalnya. Semakin besar dana awalnya, semakin besar juga untung atau ruginya. 

Dan sekarang, pertengahan tahun, adalah waktu yang tepat untuk mulai belajar saham. Karena pada akhir tahun dan awal tahun, pergerakannya cenderung naik. Misal nih, belajar dari mulai Juni ini, mulai transaksi (anggap 3 bulan belajar) pada bulan September. Cucok dah, kemungkinan bisa dapet gelar beginner luck.  

Berani coba?

Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment