Hakekat merusak Syareat



“.. Hakekat merusak Syareat..” - Kira-kira itu yang si akang sebutkan.

Itu salah satu kalimat yang paling saya tangkap malam itu. Sebut saja si akang. Saya berjodoh untuk bertemu dengannya ketika pulang ke Tasik pada lebaran 2010 lalu. Ketika itu saya diajak untuk menginap dirumah seorang sahabat. Sahabat saya itu memang sering bercerita tentang si akang. Kalau yang saya tangkap dari cerita sahabat saya itu, saya menggambarkan sosok si akang itu adalah orang yang memiliki pemahaman agama yang sangat baik, namun kolot. Saya langsung membayangkan sosok kiai yang memimpin pesantren di daerah jawa sana dengan pemikiran yang kolot dan saklek.

Ketika kami sampai, si akang sudah berada dirumah yang besar itu. Kami lalu masuk dan duduk diruang tengah, tempat si akang berada. Dadaku tiba-tiba terasa sesak. Sangat sesak. Jantungku berdebar. Rasanya seperti bertemu dengan dukun. Tapi perasaan berdebar takut itu seketika berubah setelah bersalaman. Masih tetap berdebar, namun debaran ini terasa sangat nyaman. Rasanya seperti debar nyaman selepas sholat. Sangat nyaman.

Kami mulai mengobrol ngalor ngidul. Bayangan saya tentang kiai yang memiliki pemikiran kolot dan saklek, seketika sirna. “Moderen” - kira-kira itulah kata yang muncul kemudian. Diskusi kami bergulir tidak jauh dari dunia islam. Berhubung saya sadar kalau saya belum menjadi muslim, maka saya banyak bertanya mengenai pandangan-pandangan islam tentang hal-hal yang saya bingung.

Pada satu titik, saya bertanya kurang lebih seperti ini “Kalau misalnya ada orang dikasih kelebihan untuk bisa melihat atau merasakan jin, kemudian dia bercerita pada orang lain, apakah itu boleh?!?”

Si akang menjawab “Teu meuunang… Eta teh nu ngarana hakekat merusak syareat… Uuulaaahh..!!” (Tidak booleh.. Itu yang namanya syareat merusak hakekat.. Jaaangan..!!)
Didepan dia, saya mengangguk tegas tanda mengerti. Padahal saya sama sekali tidak mengerti maksudnya.

Keesokan malamnya, saya berdiskusi dengan om saya perihal pertemuan saya dengan si akang. Saya pun kemudian bertanya perihal ’syareat merusak hakekat’ itu padanya. Sejenak dia berpikir. Kemudian dia berucap “Gini mi.. misal ami bisa liat jin ada di pojok situ (menunjuk pintu) sama orang-orang disini, dan hanya ami yang bisa lihat. Bayangkan apa yang ada dipikiran orang-orang yang tidak bisa melihat? Bisa jadi orang itu takut, bisa ngeganggu kerjaan orang tersebut. Secara syareat, itu dijelaskan di al-quran kalau hal tersebut ada, tapi secara hakekat, hanya orang-orang tertentu yang bisa melihat. Mungkin itu yang namanya hakekat merusak syareat .”

Benar juga yang om bilang. Dan yang lebih parah ketika orang tersebut sudah tidak percaya pada hakekat, bisa jadi dia akan menepis semua syareat yang tertulis dalam al-quran. Wallahu alam.
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment