Ah Zalora Indonesia Bikin Saya Malu

Logo Zalora yang ikonik - ugm.ac.id
Ada yang tidak kenal Zalora? Rasanya semua orang yang pernah mencoba belanja fashion secara online pasti akan masuk pada e-commerce yang satu ini. Iya, e-commerce yang fokus pada penjualan barang-barang fashion ini bisa dibilang salah satu yang terbesar di Indonesia, bahkan Asia. Lihat saja banyak sekali cabangnya di ragam negara Asia.

Dimulai sejak tahun 2012 yang merupakan hype e-commerce di Indonesia, Zalora turut hadir di Indonesia yang katanya disokong Rocket Internet. Ya memang, tahun 2012 itu seperti tahun pondasi bisnis internet di Indonesia. Semua raksasa internet di Indonesia melakukan pembuktian pada tahun tersebut. Termasuk Zalora. Dan bertahan. Ruar Biasa!

Pelan-pelan kepercayaan masyarakat Indonesia mulai tumbuh dan berkembang dengan situs belanja online. Dulu mana ada sih orang belanja mau disuruh transfer duluan duitnya? Takut hilang lah, takut gak kekirim lah barangnya, Itu lah, Ini lah, Anu lah. Buanyak buanget alasannya. Tapi sekarang lain, mindset belanja online lebih murah dan praktis itu sudah melekat dewasa ini.

Dianggap murah karena tentu produk-produk tidak harus bayar biaya etalase di toko. Padahal untuk e-commerce B2B2C juga ada biaya promosi yang kalau diartikan ya sama saja seperti biaya memajang produk di etalase depan yang mudah dilihat orang. Tapi untuk kepraktisan ya jelas juara lah. Transfer tinggal pakai internet banking, gesek kartu kredit tinggal masukan CVV saja. REBES!

E-commerce itu bisnis besar, sehingga para pelakunya tentu mengejar kepuasan pelanggan. Salah satu yang krusial adalah soal stock barang. Ini juga yang sempat diutarakan oleh Om saya tempo hari. Sebel banget, udah transfer, eh barangnya habis. Bukan soal uangnya, tapi soal waktu. Dan hal tersebut saya alami saat berbelanja di Zalora beberapa waktu lalu.

Niatnya sih cari kado untuk istri. Dapatlah barang yang OK dengan harga OK. Dapatnya di situs belanja fashion online ternama pulak. Zalora. Buka akun lama yang tidak pernah belanja, klik, lihat stok, bayar. Lalu terkonfirmasi lah pesanan saya melalui email.

Email pesanan diterima
Cihuy! Pesanan sudah diterima. Sudah dibayar pulak dan tinggal kasih kejutan sama istri kasih dompet baru. Ya biarpun telat enggak apa-apa lah, seenggaknya bisa kasih kado cakep. Mumpung diskon. Barang dipesan pada Jum'at 10 November sekitar jam 4 sore.

Sebenarnya salah juga sih belanja online pada hari jumat. Soalnya kan mereka baru ON lagi pada hari kerja berikutnya. Hari senin lah pasti barangnya baru dikirim. Tapi ya biarin lah. Walaupun amatir belanja online, yang penting bisa kasih kado buat istri.

JREEEEENG


Email barang kosong dari Zalora
Pada hari Senin, 13 November saya kemudian mendapat surat cinta kalau produk yang saya pesan sudah tidak tersedia. Saya jadi ingat-ingat kembali, rasanya saat memesan dompet ini Jum'at kemarin masih ada 3 stok. Lalu kenapa bisa stok tidak tersedia? Lagian kalau stok kosong, kenapa saya bisa pesan? Udah gitu dengan bodohnya saya malah komplen ke e-commerce tetangga pulak.

Apakah e-commerce sebesar Zalora memang tidak memvalidasi pesanan saat stok tidak tersedia? Sepertinya tidak mungkin. Yang jelas, saya dan teman saya lalu menduga-duga. Ini bisa jadi karena micro-services yang salah. Bukan tidak reliable, tapi memang suka kejadian saja gagal. Bahkan kata teman saya itu, sekelas Amazon juga kerap mengalaminya. Tapi 1 banding sejuta.

What?

Berarti saya kebagian apes. Udah mah kemungkinan kejadiannya keciiiiil sekali. Eh menimpa diri. Udah gitu istri jadinya beli kado sendiri untuk dirinya sendiri. Tapi enggak tahu itu pake duit suaminya apa bukan.

Ah. Bikin Malu!
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment