13 Kebiasaan Boros yang Sering Tidak Kita Sadari (dan Cara Mengatasinya!)



Pernahkah Anda merasa gaji bulanan cepat sekali habis padahal rasanya tidak membeli banyak hal? Jangan-jangan, ada beberapa kebiasaan boros yang tanpa sadar telah menggerogoti isi dompet Anda. Video yang baru-baru ini saya tonton membuka mata tentang 13 kebiasaan umum yang sering membuat uang kita "bocor" tanpa disadari.

Mengidentifikasi kebiasaan ini adalah langkah pertama untuk menghentikan kebocoran finansial. Mari kita telusuri satu per satu kebiasaan boros ini dan bagaimana kita bisa mulai memperbaikinya.


1. Langganan yang Terlupakan atau Berlebihan

Di era digital ini, mudah sekali untuk berlangganan berbagai layanan. Mulai dari platform streaming film dan musik, aplikasi premium untuk produktivitas, keanggotaan gym, hingga kotak langganan bulanan berisi makanan ringan atau produk kecantikan. Tanpa disadari, jumlah langganan ini bisa menumpuk dan membebani pengeluaran bulanan Anda.

Seringkali, kita hanya menggunakan beberapa dari langganan tersebut secara rutin, sementara yang lain terbiarkan begitu saja namun tetap menarik biaya setiap bulannya. Penting untuk secara berkala meninjau semua langganan Anda. Batalkan yang tidak terpakai atau kurang dimanfaatkan, dan pertimbangkan apakah Anda benar-benar membutuhkan semua langganan yang ada.


2. Jajan atau Makan di Luar Terlalu Sering

Makan di luar atau memesan makanan online memang praktis dan seringkali menggoda. Namun, kebiasaan ini adalah salah satu penyumbang terbesar pengeluaran tak terduga. Harga makanan di restoran atau kafe tentu lebih mahal dibandingkan jika Anda memasak sendiri di rumah, apalagi jika dilakukan setiap hari.

Cobalah untuk lebih sering memasak di rumah. Selain lebih hemat, Anda juga bisa mengontrol kualitas dan porsi makanan. Membawa bekal ke kantor juga merupakan cara cerdas untuk mengurangi biaya makan siang yang seringkali membengkak.


3. Membeli Kopi atau Minuman Mahal Setiap Hari

Bagi sebagian orang, membeli kopi mahal setiap pagi adalah ritual yang tak terpisahkan. Segelas kopi dari kedai favorit mungkin terasa tidak seberapa, tetapi coba kalikan dengan 30 hari dalam sebulan. Jumlahnya bisa sangat mengejutkan dan mencapai angka yang signifikan.

Pertimbangkan untuk membuat kopi sendiri di rumah. Investasi pada mesin kopi kecil atau bahkan bubuk kopi yang enak bisa jauh lebih hemat dalam jangka panjang. Jika Anda tetap ingin menikmati kopi dari luar, batasi frekuensinya menjadi beberapa kali seminggu, bukan setiap hari.



4. Tidak Membuat Daftar Belanjaan

Berbelanja tanpa daftar adalah resep ampuh untuk pengeluaran impulsif. Saat Anda masuk ke supermarket atau toko tanpa rencana, Anda cenderung membeli barang-barang yang sebenarnya tidak dibutuhkan atau tergoda oleh diskon yang belum tentu hemat.

Selalu buat daftar belanjaan sebelum pergi berbelanja. Patuhi daftar tersebut sebisa mungkin. Ini tidak hanya akan menghemat uang tetapi juga waktu Anda di toko.


5. Belanja Impulsif Online (FOMO)

Fenomena Fear of Missing Out (FOMO) sangat kuat di dunia belanja online. Diskon kilat, penawaran terbatas, dan notifikasi flash sale seringkali mendorong kita untuk membeli barang yang sebenarnya tidak kita perlukan, hanya karena takut ketinggalan kesempatan.

Sebelum mengklik tombol "beli", tanyakan pada diri sendiri: apakah saya benar-benar membutuhkan barang ini? Apakah ini sesuai dengan anggaran saya? Beri waktu sejenak untuk berpikir sebelum membuat keputusan pembelian online yang terburu-buru.


6. Terlalu Sering Menggunakan Transportasi Online atau Pribadi

Kemudahan transportasi online memang tak bisa dipungkiri. Namun, jika terlalu sering digunakan, biayanya bisa membengkak. Begitu pula dengan biaya operasional kendaraan pribadi, mulai dari bensin, servis, parkir, hingga tol, yang seringkali tidak disadari jumlahnya.

Pertimbangkan untuk menggunakan transportasi umum jika memungkinkan. Jika jaraknya tidak terlalu jauh, cobalah berjalan kaki atau naik sepeda. Merencanakan perjalanan Anda dengan lebih efisien juga bisa membantu mengurangi penggunaan transportasi yang mahal.


7. Kurang Membandingkan Harga Sebelum Membeli

Di era informasi ini, sangat mudah untuk membandingkan harga. Namun, banyak dari kita yang melewatkan langkah penting ini. Membeli barang atau jasa tanpa membandingkan harganya di berbagai toko atau platform bisa membuat Anda membayar lebih mahal dari yang seharusnya.

Luangkan waktu sejenak untuk riset. Gunakan platform perbandingan harga atau kunjungi beberapa toko sebelum membuat keputusan pembelian besar. Selisih harga sekecil apapun, jika dikumpulkan, bisa menjadi penghematan yang signifikan.


8. Menunda Pembayaran Tagihan

Kebiasaan menunda pembayaran tagihan, entah itu listrik, air, internet, kartu kredit, atau cicilan lainnya, bisa berujung pada denda keterlambatan dan bunga yang terus menumpuk. Selain itu, hal ini juga dapat berdampak negatif pada skor kredit Anda di masa depan.

Biasakan untuk membayar tagihan tepat waktu atau bahkan lebih awal jika memungkinkan. Anda bisa mengatur auto-debet atau pengingat pembayaran agar tidak terlewat. Kedisiplinan dalam hal ini akan menghindarkan Anda dari biaya tambahan yang tidak perlu.



9. Tidak Merawat Barang Milik Sendiri

Mungkin terdengar sepele, tetapi malas merawat barang-barang yang Anda miliki—mulai dari kendaraan, elektronik, hingga pakaian—dapat menyebabkan kerusakan lebih cepat. Akibatnya, Anda harus mengeluarkan biaya perbaikan yang jauh lebih besar, atau bahkan membeli yang baru.

Rawatlah barang-barang Anda dengan baik sesuai panduan. Lakukan perawatan rutin, bersihkan secara berkala, dan simpan dengan benar. Investasi waktu dan sedikit usaha dalam perawatan akan memperpanjang umur barang dan menghemat uang Anda dalam jangka panjang.


10. Terlalu Fokus pada Brand daripada Fungsi atau Kualitas

Bagi sebagian orang, membeli barang dengan merek terkenal adalah sebuah keharusan, terlepas dari harganya yang seringkali jauh lebih mahal. Padahal, seringkali ada produk dengan fungsi dan kualitas serupa, bahkan lebih baik, dari merek yang kurang terkenal dengan harga yang lebih terjangkau.

Prioritaskan fungsi dan kualitas barang daripada sekadar merek. Lakukan riset dan baca ulasan sebelum membeli. Jangan hanya membayar premi yang tinggi hanya untuk sebuah label.


11. Membeli Barang dengan Alasan Investasi padahal Cepat Turun Nilai

Kita seringkali menganggap pembelian gadget terbaru, pakaian branded, atau barang-barang konsumtif lainnya sebagai "investasi". Padahal, sebagian besar barang konsumtif nilainya akan cepat menyusut begitu keluar dari toko. Investasi sejati justru akan naik nilainya atau menghasilkan pendapatan pasif.

Pahami perbedaan antara aset dan liabilitas. Alokasikan uang Anda untuk investasi yang memang memiliki potensi pertumbuhan nilai, seperti saham, reksa dana, properti, atau pendidikan yang meningkatkan skill Anda.


12. Hangout atau Hiburan Berlebihan

Bersosialisasi dan mencari hiburan tentu penting untuk keseimbangan hidup. Namun, jika terlalu sering atau berlebihan dalam kegiatan hangout atau hiburan yang mahal, anggaran bulanan Anda bisa terkuras habis.

Coba cari alternatif hiburan yang lebih terjangkau, seperti piknik di taman, menonton film di rumah, atau melakukan kegiatan hobi yang tidak memerlukan biaya besar. Atur anggaran khusus untuk hiburan dan patuhi batas tersebut.


13. Tidak Memanfaatkan Promo atau Poin Loyalitas dengan Bijak

Di mana-mana ada promo, diskon, cashback, atau program poin loyalitas. Namun, banyak dari kita yang melewatkan kesempatan emas ini untuk menghemat uang atau mendapatkan nilai lebih dari setiap transaksi.

Selalu perhatikan promo yang sedang berlangsung. Manfaatkan diskon atau cashback yang ditawarkan. Kumpulkan dan tukarkan poin loyalitas Anda. Sedikit usaha ini bisa menghasilkan penghematan yang lumayan besar dalam jangka panjang.



Mengakui bahwa kita memiliki kebiasaan boros adalah langkah pertama menuju perubahan. Tidak perlu mengubah semuanya sekaligus. Mulailah dengan mengidentifikasi satu atau dua kebiasaan yang paling sering Anda lakukan, dan fokus untuk mengubahnya secara bertahap. Dengan konsistensi dan sedikit perencanaan, Anda akan melihat perbedaan signifikan pada kondisi finansial Anda.

Sudah siap untuk menambal kebocoran di dompet Anda? Mana dari kebiasaan ini yang paling sering Anda lakukan? Bagikan pengalaman Anda di kolom komentar!

Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment