Tahun Baru Imlek bukan sekadar perayaan, melainkan juga jendela menuju kekayaan budaya dan tradisi Tiongkok yang telah diwariskan selama berabad-abad. Salah satu aspek paling menarik dari perayaan ini adalah Shio, atau zodiak Tiongkok, yang terdiri dari 12 hewan dengan legenda dan karakteristik uniknya masing-masing. Artikel ini akan mengajak Anda menyelami lebih dalam tentang Shio, kalender lunar yang menjadi dasarnya, serta mitos menarik di balik penentuan urutan hewan-hewan tersebut.
Kalender Lunar: Penentu Waktu Perayaan Imlek
Berbeda dengan Tahun Baru Masehi yang jatuh pada 1 Januari, Tahun Baru Imlek mengikuti kalender lunar. Akibatnya, tanggal perayaan Imlek setiap tahunnya berbeda, berkisar antara 21 Januari hingga 20 Februari. Kalender lunar ini memiliki siklus yang berbeda dengan kalender Gregorian yang kita gunakan sehari-hari, dan inilah yang menjadi dasar penentuan Shio.
12 Shio: Lebih dari Sekadar Simbol
Setiap tahun dalam kalender lunar dikaitkan dengan satu hewan, membentuk siklus 12 tahunan. Kedua belas hewan tersebut adalah:
- Tikus
- Kerbau
- Macan
- Kelinci
- Naga
- Ular
- Kuda
- Kambing
- Monyet
- Ayam
- Anjing
- Babi
Berbeda dengan astrologi Barat yang didasarkan pada bulan kelahiran, Shio didasarkan pada tahun kelahiran. Masyarakat Tiongkok percaya bahwa Shio dapat mengungkapkan karakter, kesehatan, karier, dan kecocokan romantis seseorang. Misalnya, orang yang lahir di tahun Kerbau dianggap pekerja keras, seperti kerbau yang membajak sawah.
Legenda "Perlombaan Agung": Asal-Usul Urutan Shio
Urutan kedua belas hewan dalam Shio memiliki legenda menarik yang dikenal sebagai "Perlombaan Agung". Kaisar Giok mengadakan perlombaan menyeberangi sungai untuk menentukan hewan mana saja yang akan masuk dalam kalender zodiak, serta urutannya.
- Tikus memenangkan perlombaan dengan menipu Kerbau, melompat dari kepalanya tepat di garis finish.
- Kucing didorong ke sungai oleh Tikus dan tidak berhasil masuk ke dalam zodiak. Inilah yang dipercaya sebagai alasan mengapa kucing dan tikus menjadi musuh.
- Naga tiba di urutan kelima karena sempat berhenti untuk membantu makhluk lain yang membutuhkan.
- Anjing tiba di urutan kedua dari belakang karena asyik bermain di air.
- Babi tiba terakhir karena berhenti untuk makan dan tidur siang.
Siklus 60 Tahun: Kombinasi Elemen dan Shio
Siklus Shio tidak hanya 12 tahunan, tetapi juga 60 tahunan. Hal ini disebabkan oleh kombinasi dari 12 hewan (12 cabang bumi) dan 5 elemen (kayu, api, tanah, logam, air) dengan Yin dan Yang (10 batang langit). Kombinasi ini menciptakan siklus yang unik, seperti "Babi Api Yin" atau "Monyet Logam".
Variasi Shio di Berbagai Negara Asia
Menariknya, beberapa negara Asia mungkin memiliki hewan yang berbeda dalam Shio mereka. Misalnya, Kelinci di Tiongkok adalah Kucing di Vietnam. Hal ini menunjukkan bagaimana budaya dan tradisi dapat beradaptasi dan berkembang di berbagai wilayah.
"Ciong": Mitos tentang Kesialan
Video tersebut juga menyebutkan konsep "Ciong", di mana Shio tertentu mungkin mengalami kesialan di tahun yang sama dengan Shio mereka. Misalnya, orang yang lahir di tahun Anjing mungkin mengalami kesialan di tahun Anjing.
Tradisi Angpao: Simbol Keberuntungan dan Harapan
Terakhir, video tersebut menyinggung tradisi Angpao (amplop merah berisi uang). Amplop ini diberikan kepada mereka yang belum menikah, sementara mereka yang sudah menikah memberikan Angpao, tanpa memandang usia. Angpao melambangkan keberuntungan dan harapan baik di tahun yang baru.
Shio bukan hanya sekadar simbol hewan, melainkan bagian integral dari budaya dan tradisi Tiongkok yang kaya. Memahami Shio membantu kita menghargai kompleksitas dan keindahan perayaan Tahun Baru Imlek, serta bagaimana legenda dan mitos dapat membentuk kepercayaan dan tradisi yang diwariskan dari generasi ke generasi.
0 komentar :
Post a Comment