Indonesia di Tengah Pusaran Geopolitik: Belajar dari Niger atau Terus Terjebak?



Indonesia, sebuah negara dengan kekayaan alam melimpah, seringkali digadang-gadang sebagai pemain kunci di panggung global. Namun, apakah kita benar-benar berdaulat atas sumber daya dan masa depan ekonomi kita? Indonesia mungkin tidak jauh berbeda dengan negara-negara di Afrika yang secara tersirat masih "terjajah" secara ekonomi.

Ketidakberdaulatan Ekonomi: Sebuah Cerminan Afrika?

Bagaimana negara-negara Francofri di Afrika, meskipun secara politik telah merdeka, namun kekayaan alam mereka masih dikontrol oleh Bank Sentral Prancis. Uang yang dicetak berdasarkan kekayaan mereka ternyata hanya 20% dari nilai sebenarnya, sisanya menjadi jaminan mata uang Euro.

Yang lebih mengejutkan, bahwa Indonesia saat ini menunjukkan gejala yang serupa. Pejabat keuangan dan akademisi kita, menurutnya, lebih mengagungkan utang daripada mencetak uang berdasarkan sumber daya alam atau cadangan kekayaan Indonesia. Ini adalah masalah kedaulatan yang fundamental.

Menjual Mentah, Kehilangan Potensi

Masalah kedua yang diangkat adalah ketidakberdaulatan Indonesia atas mineral ikutan. Selama puluhan tahun, kita menjual bahan mentah seperti nikel, timah, dan tembaga tanpa mendapatkan mineral ikutan berharga seperti uranium, torium, platinum, bahkan emasnya.

"Sudah puluhan tahun kegoblokan pejabat adalah kita menjual bahan mentah, tanah air, nikel, timah, tembaga tanpa kita mendapatkan mineral ikutannya seperti uranium, torium, platinum, bahkan emasnya," .para pejabat mungkin tahu, bahkan mendapatkan "cuan di muka" dari pihak asing, sementara rakyatnya "goblok karena mendiamkan."

Belajar dari Niger: Kisah Inspiratif Sebuah Kedaulatan

Ada satu contoh kasus yang patut menjadi renungan bagi Indonesia: Niger. Sebuah negara di Afrika yang berani mengusir Prancis dan mengambil alih pengelolaan uranium mereka. Hasilnya? Kekayaan Niger melonjak dari sekitar 1 miliar dolar menjadi lebih dari 300 miliar dolar per tahun!

Niger menunjukkan bahwa kedaulatan atas sumber daya alam bisa membawa perubahan drastis pada perekonomian negara. Dengan berani memihak kepada blok non-Barat, seperti BRICS (Rusia dan Tiongkok), mereka berhasil memaksimalkan potensi kekayaan alamnya.

Tantangan Indonesia: Berani Seperti Niger?

Jika Niger bisa, mengapa Indonesia tidak? mengambil alih pengelolaan torium atau platinum yang melimpah di tanah air. Dengan demikian, potensi pemasukan bisa mencapai lebih dari 300 miliar dolar, tidak hanya sebagai komoditas, tetapi bahkan bisa menjadi dasar untuk mencetak uang.

Pertanyaannya, apakah kita cukup berani untuk mengambil langkah radikal demi kedaulatan ekonomi kita? Atau kita akan terus terjebak dalam lingkaran utang dan menjual kekayaan alam kita dengan harga murah?


Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment