Coba bayangin, ada cowok yang masa kecilnya susah banget, sering dipukuli, dan sakit-sakitan. Tapi, dia tumbuh jadi salah satu pemimpin paling berkuasa dan paling kontroversial dalam sejarah dunia. Kedengarannya kayak alur cerita film, kan? Yap, ini kisah nyata Joseph Stalin, seorang revolusioner yang menjelma jadi diktator Uni Soviet. Buat kalian yang doyan banget sama kisah-kisah penuh intrik dan power play, siap-siap, karena perjalanan hidup Stalin ini beneran bikin geleng-geleng kepala!
Siapa Sih Stalin Itu? Dari Georgia ke Panggung Dunia
Jadi gini, nama aslinya bukan Stalin, tapi Iosif Vissarionovich Dzhugashvili. Dia lahir di sebuah kota kecil di Georgia pada tahun 1878. Keluarganya miskin banget, dan bapaknya itu pemabuk yang sering banget kasar. Bayangin, umur 10 tahun dia udah masuk sekolah gereja Ortodoks. Di sana, dia lumayan pinter, bahkan punya bakat seni. Tapi, jangan salah, dia juga dikenal sebagai jagoan berantem. Double combo, kan?
Kesehatan Stalin juga nggak mulus. Dia pernah kena cacar air yang ninggalin bekas di wajahnya, terus kecelakaan kereta kuda bikin tangan kirinya cacat permanen. Mungkin, semua kesulitan ini yang ngebentuk dia jadi pribadi yang keras dan penuh ambisi.
Dari seminari teologi, yang seharusnya bikin dia jadi rohaniwan, justru dia malah jadi ateis dan jatuh cinta sama ide-ide revolusioner. Buku Das Kapital karya Karl Marx jadi kitab sucinya. Dari situ, dia gabung sama kelompok sosialis dan cabut dari seminari buat fokus jadi revolusioner penuh waktu. Gile, dari calon pendeta langsung lompat jadi revolusioner garis keras!
Hidup di Bawah Tanah: Buronan Nomor Satu Kekaisaran Rusia
Nah, setelah keluar dari seminari, Stalin mulai aktif banget. Dia kerja jadi ahli meteorologi, tapi itu cuma kedok biar dia punya banyak waktu buat ngumpulin orang-orang, bikin pertemuan rahasia, dan ngatur demo besar-besaran. Otomatis, gerak-geriknya ini kecium sama polisi rahasia kekaisaran, Okhrana.
Stalin berkali-kali ditangkap dan dibuang ke Siberia, tempat pengasingan paling terpencil di Rusia. Tapi, gokilnya, dia selalu berhasil kabur! Kayak di film-film action gitu. Setiap kali kabur, dia balik lagi ke medan perjuangan. Nggak kapok, malah makin semangat. Selama periode ini, dia mulai pakai nama samaran yang kita kenal sekarang: Stalin, yang artinya "manusia baja". Keren banget, kan? Sesuai sama karakternya yang nggak kenok, alias mental baja!
Dia bahkan nggak ragu terlibat dalam perampokan bersenjata buat modalin kelompoknya, Bolshevik. Salah satu yang paling terkenal itu perampokan pengiriman uang ke bank pada Juni 1907. Ini sih udah kayak penjahat kelas kakap di film Ocean's Eleven, tapi motifnya buat revolusi. Selama petualangan ini, dia juga makin dekat sama Vladimir Lenin, pemimpin Bolshevik yang karismatik, dan akhirnya jadi anggota Komite Sentral.
Revolusi Dimulai: Dari Jalanan ke Kursi Kekuasaan
Puncak karir revolusionernya adalah saat Revolusi Oktober 1917. Bareng Lenin, Stalin dan Bolsheviks berhasil ngegulingin Pemerintahan Sementara Rusia dan ngambil alih kekuasaan. Ini titik baliknya. Dia langsung jadi salah satu petinggi di pemerintahan baru yang dipimpin Lenin, barengan sama tokoh lain kayak Leon Trotsky.
Stalin juga mendukung pembentukan polisi rahasia, Cheka, dan kampanye "Teror Merah". Ini semacam "bersih-bersih" lawan-lawan politik. Selama Perang Saudara Rusia yang meletus pada 1918, peran Stalin makin sentral. Dia bertanggung jawab buat nyari makanan dan ngurusin operasi militer. Jangan salah, caranya juga brutal banget, sering pakai kekerasan ekstrem dan main eksekusi orang tanpa pengadilan. Kebayang nggak sih, kekejamannya kayak apa?
Era Stalin: Diktator Absolut dan Mimpi Industri yang Penuh Darah
Setelah Lenin meninggal di Januari 1924, perebutan kekuasaan dimulai. Dan tebak siapa yang menang? Tentu saja, Stalin. Dia berhasil nge-outsmarting saingan-saingannya, termasuk Trotsky, dan akhirnya jadi penguasa tunggal Uni Soviet.
Begitu berkuasa, Stalin langsung tancap gas dengan kebijakan-kebijakan radikal. Salah satunya kolektivisasi pertanian pada tahun 1928. Petani-petani dipaksa gabung ke pertanian kolektif, dan yang nolak langsung dibuang atau dibikin kelaparan. Ini menyebabkan kelaparan massal dan jutaan orang tewas.
Tapi, di sisi lain, dia juga punya ambisi besar buat bikin Uni Soviet jadi negara industri super power lewat "Rencana Lima Tahun". Dan dia berhasil! Uni Soviet yang awalnya negara agraris berubah jadi raksasa industri. Tapi ya itu, harga yang dibayar mahal banget: penderitaan sosial dan ekonomi yang parah buat rakyatnya.
Yang paling bikin merinding adalah "Pembersihan Besar" (Great Purge) di tahun 1930-an. Ini adalah kampanye buat ngilangin semua oposisi politik dan ngamanin kekuasaan Stalin secara absolut. Jutaan orang ditangkap, disiksa, diadili secara massal, bahkan langsung dieksekusi. Nggak cuma musuh politik, tapi juga jenderal, ilmuwan, bahkan seniman. Pokoknya, siapa pun yang dicurigai bisa jadi ancaman, langsung dihabisi. Ini bener-bener masa-masa kelam di Uni Soviet, di mana ketakutan jadi mata uang sehari-hari.
Stalin di Perang Dunia II dan Perang Dingin: Penguasa Bayangan Dunia
Meskipun terkenal kejam, Stalin juga punya peran besar di panggung dunia. Pada tahun 1939, dia bikin perjanjian kontroversial sama Nazi Jerman, namanya Pakta Non-Agresi Molotov–Ribbentrop. Nggak lama kemudian, Jerman nyerang Uni Soviet pada 1941, dan Stalin kaget setengah mati.
Tapi, dia nggak panik terlalu lama. Dengan cepat, dia memimpin pertahanan Uni Soviet dan memobilisasi semua sumber daya buat perang. Di akhir Perang Dunia II, dia jadi salah satu tokoh kunci di konferensi-konferensi sekutu, kayak di Teheran (1943) dan Yalta (1945). Dia bahkan nunjuk dirinya sendiri sebagai panglima tertinggi Angkatan Bersenjata Soviet. Kerennya lagi, Uni Soviet jadi salah satu pemenang perang dan jadi negara adidaya.
Setelah Perang Dunia II, Stalin punya peran besar dalam ngebentuk Blok Timur, yaitu negara-negara komunis yang tunduk sama Uni Soviet. Dia juga jadi aktor utama dalam perlombaan senjata nuklir sama Blok Barat (yang dipimpin Amerika Serikat), yang akhirnya memicu Perang Dingin. Bayangin, dari anak miskin di Georgia, dia bisa jadi pemain utama yang nentuin arah politik global!
Akhir dari 'Manusia Baja' dan Warisan yang Kontroversial
Stalin akhirnya meninggal pada 5 Maret 1953, di usia 74 tahun, setelah kena stroke. Begitu dia nggak ada, penerusnya, terutama Nikita Khrushchev, langsung buka-bukaan soal kekejaman dan kebijakan represif Stalin. Era itu dikenal sebagai destalinisasi, di mana Uni Soviet berusaha ngehapus jejak-jejak kekejaman Stalin.
Warisan Stalin itu kompleks banget. Di satu sisi, dia berhasil bikin Uni Soviet jadi negara industri dan kekuatan militer yang ditakuti. Di sisi lain, dia meninggalkan luka mendalam dengan kebijakan represif, pembersihan politik, dan teror yang bikin jutaan orang menderita. Namanya akan selalu diingat sebagai simbol kekuasaan absolut dan dampak mengerikan dari tirani.
0 komentar :
Post a Comment