Pesan Moral Angry Bird The Movie

The Angry Birds Movie - dailymotionfullmovie.com/

Film ini disetting dalam kondisi komunitas burung yang tidak bisa terbang. Mereka beranggapan bahwa buat apa lagi burung bisa terbang? Toh sudah ada Mighty Eagle yang siap melindungi mereka jika ada kesulitan. Yes! Mighty Eagle adalah satu-satunya burung yang bisa terbang dalam film ini.

Kehidupan sosial para burung ini sangat harmonis, jadi setiap ada anggota masyarakat yang aneh, maka langsung ditindak. Ini juga yang dialami oleh Red Bird, burung yang terkenal pemarah ini menjadi momok bagi si komunitas burung. Bahkan Red Bird dijatuhi hukuman untuk meredam amarahanya dengan mengikuti kelas Anger Management yang dipimpin oleh Matilda si burung putih.

Di dalam kelas ini lah Red bertemu dengan Chuck si burung kuning yang super cepat, Bomb si burung hitam yang meledak jika sedang marah dan Terence si Big Bird. Kesemuanya mengalami masalah dalam anger management. Sebenarnya Chuck tidak ada masalah dengan amarah, hanya saja dia sering membuat orang kesal karena ulahnya.

Leonard dan anak buahnya - iamag.co

Suatu hari komunitas burung mengalami kehebohan karena kedatangan kapal super besar yang berisi Leonard si babi. Kedatangan Leonard ini disambut baik oleh para burung. Red yang sejak awal menaruh curiga pada kedatangan Leonard sama sekali tidak dianggap. Mungkin karena Red sudah terlanjur dianggap sebagai sampah masyarakat, sehingga ucapannya pun sudah tidak layak untuk didengar.

Red bersama teman-temannya benar-benar sangat mencurigai maksud jahat Leonard. Untuk itu Red, Chuck dan Bomb berniat mencari petunjuk melalui Mighty Eagle. Oh iya, Mighty Eagle adalah sosok sakral pahlawan yang dipercaya tinggal di atas gunung sana yang berbentuk seperti kepala elang.

Adegan pencarian Mighty Eagle ini menurut saya adalah adegan yang paling lucu, karena sempat dong setelah 3 burung yang tidak bisa terbang ini susah payah sampai di puncak, ternyata tempat yang mereka tuju salah, harus ke gunung yang lain. What a stupid?!

Oke, adegan berlanjut ke pemanjatan puncak yang lain. Begitu sampai di puncak gunung, ternyata di sana ada oase yang sangat jernih dan tampak menyegarkan. Bomb dan Chuck langsung minum air di sana dan berenang-renang cantik sambil memainkan air dan minum airnya.

Dan

Boom

Ketika Mighty Eagle keluar dari goa tempat dia tinggal, 3 burung, Red, Bomb dan Chuck bersembunyi. Eh ternyata si Mighty Eagle baru saja terbangun. Lalu dia buang air kecil. Dan tahu ke mana arah dia membuang air seninya? Ke tempat Bomb dan Chuck bermain-main air. Mighty Eagle buang air kecil lamaaaaaa sekali. Saya ngakak-ngakak pada adegan ini.

Mighty Eagle - filmonic.com

Singkat cerita setelah Red, Bomb dan Chuck ngobrol dengan Mighty Eagle, mereka melihat niat jahat Leonard dan kelompok babinya melalui teropong yang ada di puncak ini. Mereka bergegas menuju desa untuk memberitahu niat jahat Leonard dan mencegahnya.

Ternyata Leonard dan kelompok babinya berhasil memperdaya para penduduk desa dengan pesta yang meriah. Sementara para penduduk berpesta, Leonard mengambil telur-telur milik para burung dan membawanya lari. Usaha Red, Bomb dan Chuck kali ini kalah cepat dengan Leonard. Mereka bertiga gagal menyelamatkan para telur.

Singkat cerita, para komunitas burung yang marah ini kemudian mendatangi markas para babi dan menghancurkannya persis seperti dalam permainannya. Masing-masing burung dengan kemampuannya menghantam kota modern milik para babi. Aksi heroik ini menyenangkan dan menyegarkan. Asik lah pokoknya.

Kota babi - thejakartapost.com

Nah loh? Terus pesan moralnya di mana?

Pertama, pesan kebaikan itu bisa datang dari mana saja. Peringatan bisa hadir dimana saja, kapan saja dan dari mulut siapa saja. Bahkan dari penjahat dan orang yang tidak kita percaya sekalipun. Red bisa dibilang adalah kriminal di desa burung, namun Red masih punya cinta dan rasa peduli terhadap desanya. Namun sayang karena imagenya yang sudah terlanjur rusak, sehingga para burung sudah tuli dan tidak mau mendengar apa yang diperingatkan oleh Red.

Kedua, penggambaran Leonard dan para babi persis sekali dengan penggambaran penjajah. Mereka datang dengan wajah manis namun kemudian menusuk dan menindas tanpa ampun. Pesannya tentu kita harus lebih berhati-hati. Don't judge a book from it cover, jangan asal menilai orang, kenali dulu lebih dalam dan jangan gegabah menarik kesimpulan.

Ketiga, ini mungkin yang terakhir. Pride menjaga identitas itu penting dan perlu dipertahankan. Bahkan dengan kemarahan sekalipun jika layak dipertahankan, maka harus dipertahankan. Jangan sampai kita diinjak-injak.

Akhir kata, film ini mendidik yang menyegarkan. Layak dikoleksi.
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment