Kontrol Diri, Kunci Sukses Diet lightHOUSE Indonesia


"Ingin menjadi pemenang? taklukan diri anda"

Sebenarnya pingin banget menulis hadist yang berbunyi

“Datang kepada Rasulullah صلى الله عليه وسلم orang-orang yang baru selesai berperang. Lalu Rasulullah صلى الله عليه وسلم berkata: “Kalian menuju kepada tujuan yang terbaik. Kalian menuju dari dari jihad yang lebih kecil kepada jihad yang lebih besar.” Mereka bertanya: “Apa itu jihad yang lebih besar?” Nabi menjawab: “Perjuangan seorang hamba melawan hawa nafsunya.”

Tapi kok dapat kabar kalau hadist di atas dianggap hadist lemah. Namun walaupun lemah, hadist di atas sering dijadikan pembuka untuk memulai puasa. Karena sejatinya puasa itu melawan hawa nafsu. Iya, pertarungan melawan diri sendiri adalah hal pertama yang harus dilakukan sebelum menaklukan dunia luar dan orang lain.

Contoh paling sederhana menaklukan diri sendiri untuk memenangkan pertempuran itu begini. Misal ada kondisi dimana kita sedang bernegosiasi bisnis untuk suatu hal. Bayangkan kalau kita masih mengedepankan ego dengan tidak mau mengalah dan serakah dengan mengambil untung pribadi yang besar. Tentu akan menjadi barbahaya dan membahayakan diri ketika nominal nilai uang yang kita ambil ternyata jauh lebih besar dibandingkan kesepakatan awal. Karena kita tidak bisa mengontrol sifat serakah tadi, maka tamat sudah karir dan nama baik kita.

ilustrasi puasa - rukun-islam.com

Oke, kembali ke soal puasa.

Bagi orang-orang dengan size jumbo seperti saya ini, bulan Ramadhan merupakan ajang untuk memperbaiki diri (memperbaiki bentuk diri maksudnya). Dengan berpuasa sebulan penuh, saya berharap bisa terjadi perubahan signifikan terhadap bentuk tubuh. Jelas puasa Ramadhan menjadi harapan untuk menurunkan berat badan.

Betapa tidak?

Anggaplah gong tanda mulai berpuasa dimulai dari jam 5 pagi hingga jam waktu berbuka jam 6 sore. Jam 6 sore di sini bisa diartikan jam 18. Nah, kalau dikurangi sejak jam mulai puasa di jam 5, artinya kita puasa selama setidaknya 13 jam. Bayangkan selama 13 jam mulut dan perut kita STOP dijejali makanan dan minuman. SEMUA TIDAK BOLEH!!!

Prinsip diet itu sederhana. Jika dianalogikan tubuh kita ini adalah gudang, dan barang yang ada di gudang adalah kalori. Maka untuk menurunkan berat badan yang paling sederhana adalah dengan mengurangi pengisian gudang, dan melakukan lebih banyak pengeluaran barang. Satuan yang digunakan oleh makanan biasanya menggunakan istilah kalori, jadi jumlah kalori yang dikeluarkan oleh tubuh harus lebih besar dan bukan hanya tim leader saja.

Buat yang berbadan jumbo, pasti sangat terasa sekali perubahan berat badan saat bulan puasa. Badan terasa menjadi lebih ringan dan yang jelas porsi makan menjadi lebih sedikit. Tapi tidak sedikit juga yang pipinya semakin mengembang, sementara tubuhnya berkurang drastis.

Gosipnya...

Eh ini hanya gosipnya loh ya...

Penyebab pipi yang semakin tembem pada saat berpuasa adalah prilaku buruk yang dilakukan yaitu tidur sehabis makan. Menurut kedua orangtua saya yang BUKAN dokter, pipi yang semakin tembem itu terjadi lantaran setelah sahur, shalat dan langsung dihajar tidur kembali.

Perlu diingat pula bahwa TUHAN menciptakan manusia ini sangat ajaib. Tubuh kita mengikuti kebiasaan yang kita lakukan. Seperti saat berpuasa, lambung kita kemudian mengecil mengikuti kondisi yang ada. Bayangkan lebih dari 13 jam lambung tidak terisi makanan. Hingga membuat lambung mengecil. Jadi, jangan heran ketika berbuka puasa, kita bahkan tidak bisa makan minum sejumlah makanan dan minuman yang biasa kita makan dan minum. Gampang kameurkaan, kalau kata orang sunda.

Kenyang - fimadani.com

Konsep kontrol diri dan kemampuan tubuh beradaptasi dengan baik ini tentu dimanfaatkan juga dalam proses diet yang diprakarsai oleh lightHOUSE. Dalam sebuah kesempatan, menurut lightHouse, diet baru bisa berjalan dengan baik ketika pelakunya sukses mengontrol diri dalam menjaga pola makan sehat.

Setidaknya ada 4 penyebab obesitas. Mereka adalah culture, alam bawah sadar, personality, habit. Jika diperhatikan ada 3 internal dan 1 eksternal. Alam bawah sadar, personality dan habit adalah faktor internal yang bisa menyebabkan obesitas. Sementara sisanya adalah culture. Alam bawah sadar mungkin bisa ditindaklanjuti dengan hypnotheraphy. Tapi saya juga yakin kalau alam bawah sadar sebenarnya bisa juga dibentuk berdasarkan kebiasaan dan perbaikan personality.

Saya percaya alam bawah sadar itu seperti insting. Dan insting dapat dilatih. Contoh begini, bagi orang yang sering berpikiran buruk terhadap orang lain (gampang menuduh), pasti dengan mudah menunjuk hidung orang menurutnya bersalah ketika terjadi sesuatu yang salah. Sementara orang yang lebih fokus terhadap masalah, tentu akan langsung menganalisa dan membetulkan KONDISI yang salah. Ingat loh, KONDISI, bukan subjek atau aktor yang bersalah.



Kemudian kalau seluruh faktor internal sudah bisa dikuasai, tentu kita lebih mudah bersikap terhadap faktor eksternal yang bernama culture.

Apa sebenarnya Kontrol Diri?


Adalah kemampuan seseorang untuk dapat mengendalikan dorongan, keinginan, emosi, atau hasrat tertentu yang kurang tepat untuk diri sendiri ataupun untuk mencapai tujuan yang lebih baik.
Tidak hanya diet, contoh untuk bidang ekonomi. Lihat bagaimana pengusaha-pengusaha sukses itu berhasil mengaplikasikan kontrol diri dengan mengontrol keuntungan yang diterima dari usahanya untuk dijadikan kembali sebagai modal hingga aset perusahaannya terus meningkat dan membesar.

Contoh dalam diet sudah sangat jelas. Seperti jargon yang sering terdengar, segala yang enak, pasti tidak baik. Iya, itu jargon mungkin populer pasca poopulernya lagu Rhoma Irama berjudul haram yang berduet dengan Rita Sugiarto.

................
Kenapa semua yang enak-enak itu diharamkan
Kenapa semua yang asyik-asyik itu yang dilarang
Ah-ah-ah-ah-ah-ah-a-a-ah
Itulah perangkap syetan
Umpannya ialah bermacam-macam kesenangan.
.................

Nah, inti dari kontrol diri seperti esensi dari melakukan puasa. Karena sesungguhnya ada banyak sekali godaan di dunia ini dan hal-hal yang menyenangkan. Dan pastinya godaan-godaan ini selalu hadir pada setiap jenjang pertumbuhan. Misal pada saat anak-anak, kita mudah tergoda dengan mainan atau permen. Lanjut fase remaja, kenakalan remaja menjadi sangat seksi untuk dicoba. Berlanjut dewasa semakin banyak godaannya, kita semakin kenal siapa diri kita dan apa yang enak untuk dinikmati.

Kontrol diri membuat hidup menjadi lebih baik. Dengannya kita lebih mudah memutuskan suatu hal untuk kebaikan diri.

Sedentary Living - fuzzyscience.wikispaces.com

Jika kontrol diri dalam hal asupan makanan sudah mahir, kemudian level selanjutnya untuk sukses berdiet menurut lightHOUSE adalah merubah dan menghapus gaya hidup sedentary. Prilaku sedentary ini bukan berarti pelakunya tidak berolahraga sama sekali. Prilaku sedentary adalah segala aktivitas yang dilakukan diluar waktu tidur, mengeluarkan energi sangat sedikit baik dalam posisi duduk atau berbaring.

Pas banget dengan kondisi sekarang ini. Dewasa ini, semakin canggih teknologi, membuat hidup semakin praktis. Praktisnya hidup membuah kita sekarang ini lebih banyak leyeh-leyeh nonton TV, main gadget atau duduk berlama-lama di depan laptop atau komputer. Ini lah yang dimaksud dengan prilaku sedentary.

Menurut dr. Sophia Hage, SpKO, "Perilaku sedentary mempengaruhi kondisi kesehatan seseorang. Penelitian membuktikan bahwa seseorang yang melakukan perilaku sedentary dalam waktu lama setiap hari mengalami peningkatan risiko terkena diabetes dan penyakit jantung. Saat ini diduga bahwa melakukan perilaku sedentary selama lebih dari 8 - 11 jam sehari dapat berefek buruk bagi kesehatan. Sedangkan mengurangi waktu sedentary dan memberikan jeda untuk aktif setiap 2 jam dapat menurunkan risiko kesehatan."

Sekarang sudah sadar bukan, betapa bahayanya gaya hidup kita yang sekarang ini. Seperti yang digunakan lightHOUSE pada praktik dietnya. Seperti yang diajarkan oleh agama dalam praktik ibadah puasa. Kontrol diri menjadi sangat penting untuk melanjutkan hidup.

Jadi, mengukur umat untuk kembali fitri pada hari raya idul fitri sangatlah mudah. Lihat saja, berapa besar kemampuan kita untuk mengendalikan diri. Mari berkaca, apakah kita akan kembali fitri?
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment