Beruntung Karena Bersilaturahmi



Siapa sih orang paling beruntung di dunia?!? Apakah dia itu adalah orang terkaya di dunia?!? Apakah dia (pria) yang mempunyai istri cantik, karir bagus dengan kehidupan keluarga yang harmonis?!? Atau dis (wanita) yang memiliki suami gagah tampan perkasa dengan materi berlimpah dan kasih sayang berlimpah serta kehidupan keluarga harmonis?!?
Yang disebutkan di atas itu ciri-ciri orang beruntung atau sebuah kondisi?!? Saya menganggap di atas itu adalah kondisi. Itu adalah titik. Sementara keberuntungan menurut saya adalah kondisi baik saat kita menghadapi sebuah masalah.
Misalkan saja seperti ini. Sekitar 2007 lalu ketika saya kuliah, seorang sahabat saya datang dari Jakarta menginap di Bandung dalam sebuah acara kampus. Singkat cerita saya diminta menemuinya di tempat ia menginap di daerah Lembang. Dengan bermodalkan motor Supra saya berangkat siang-siang. Ketika sampai di dekat terminal Ledeng, ban motor yang saya kendarai kempis. Dengan semangat 45 dan janji pada seorang sahabat, saya mengendarai motor dari samping (baca :  mesin tidak dimatikan tapi di gas pelan-pelan sesuai kemampuan berjalan saya – hanya menghemat tenaga dan mengurangi beban ban agar tidak sobek). Sampailah saya di sebuah tambal ban.
Tambal ban selesai dengan harga lima ribu. Saya melanjutkan perjalanan lagi ke atas. Sampai di tempat penginapan sahabat saya, kemudian kami berbincang-bincang agak lama. Dikenalkan dengan kawan-kawannya yang satu jurusan dengannya. Sekitar 3 jam kami mengobrol sebelum saya memutuskan untuk pulang ke kosan.
Dari tempat sahabat saya menginap (daerah Lembang), saya sengaja tidak menyalakan motor. Hanya dengan menggunakan gaya gravitasi dan sedikit teknologi brake untuk sampai ke bawah. Sampai di sebuah tikungan, saya mengalami oleng. Ternyata ban yang sama bocor dan kempis lagi. Pas berhenti di tempat tambal ban yang saya pakai jasanya tadi ketika berangkat.
Ternyata ban dalamnya sobek dekat dengan lubang udara. Pada bagian ini ada sambungan karet, sehingga konon sulit sekali ditambal. Dan hampir pasti si penambal akan menyarankan untuk mengganti ban dalam. Dua puluh ribu rupiah melayang sudah untuk mengganti ban dalam. Uang terakhir yang ada pada dompet lepet saya waktu itu. Selesai ritual menambal, saya melanjutkan kembali perjalanan sambil berdo’a tidak terjadi apa-apa di jalan.
Ternyata do’a saya ditolak mentah-mentah tuhan. DIA memberi kenikmatan ban bocor lagi di depan UPI (dulu namanya IKIP Bandung). Kebetulan dekat UPI tersebut ada tukang tambal ban. Saya berdiri lama di sana. Karena dompet saya sudah berubah menjadi bawang. Bikin sedih liatnya karena kosong. Berjalan pelan-pelan sebelum sampai tukang tambal ban sambil memikirkan strategi bagaimana caranya agar bisa gratis. Atau setidaknya boleh berhutang.
Sampai di tukang tambal ban. Tiba-tiba ada yang menyapa saya. Dia adalah kenalan saya seorang mahasiswa UPI yang juga teman dari teman saya yang satu kampus yang pernah bermain airsoft gun bersama waktu di UPI. Singkat cerita tanpa malu saya pinjam uang untuk tambal ban, plus minta ditraktir makan, plus minta ditraktir minum dan rokok. Wah benar kurang ajar sekali saya hari itu. Disinilah kondisi beruntung menurut saya. Kondisi saya menjadi baik karena bertemu teman tadi.
Berbicara soal orang beruntung, beberapa hadits bahkan alquran  mengatakan kalau orang yang beruntung adalah orang yang tidak pernah bergunjing. Maksudnya gunjing di sini adalah orang yang tidak pernah membicarakan keburukan orang lain. Dengan kata lain orang tersebut tidak pernah memikirkan masalah orang lain. Dengan tidak memikirkan masalah orang lain, maka dia akan lebih fokus memikirkan masalahnya sendiri dan akan lebih berpikir untuk berbuat banyak pada dirinya dan lingkungannya.
Selain definisi di atas, ayah saya pernah bilang kalau orang yang beruntung adalah orang yang memiliki banyak teman. Terbukti dari yang saya alami di atas. Bayangkan kalau saya tidak bertemu teman saya tersebut. Mungkin saya harus menunggu lama di tukang tambal ban karena menunggu kawan saya datang.
Berbicara soal menambah teman atau menjaga hubungan teman, salah satunya adalah dengan silaturahmi. Dan tahukah anda, silaturahmi kerap terjadi ketika hari-hari besar perayaan. Termasuk Imlek, Lebaran, Natal dan atau Liburan panjang. Kita pasti akan lebih banyak menghabiskan waktu bersama teman dan atau keluarga. Di sana ada silaturahmi. Dan dari silaturahmi ini seringkali hidup kita berubah. Tidak usah jauh-jauh melihatnya. Cukup lihat fenomena urbanisasi yang sering meninggi angkanya pasca lebaran. Ada cerita di sana. Ada janji dan harapan di sana. Tidak sedikit yang akhirnya mendulang sukses. Namun tidak sedikit pula yang berakhir kecewa.
Atau dari silaturahmi hari-hari besar yang saya sebutkan di atas, bisa menjadi titik balik. Entah itu pindah kerjaan ke tempat kerja yang lebih baik karena info dari teman atau keluarga. Atau mungkin mendapatkan jodoh. Jadi, saya percaya silaturahmi membawa keberuntungan, disamping mendapatkan angpao atau salam tempel ketika hari besar.
_____________________
, racau lagi deh ah
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment