kucing belang tiga berlari.. diantara pertigaan.. yang satu yang berwarna oranye-putih-hitam nabrak tiang listrik.. pingsan.. yang satu yang berwarna hitam-oranye-cokelat nabrak mobil.. akhirnya diam ditepian yang satu lagi yang berwarna hitam-cokelat-putih hanya menatap kawannya yang pingsan
kucing-kucing itu bersih.. tanpa ibu berlari-lari di pertigaan.. bersama deru debu jalanan.. kucing-kucing itu bersih.. tanpa ibu menjilat-jilat bulu lembutnya.. bersama lidah merah jambu miliknya yang bersisik.. mereka bertiga selalu bersama.. tak terpisahkan..
kemana-mana bersama.. makan bersama.. minum bersama.. saling menjilat bersama.. bermain benang bola bersama..
hari itu panas terik kucing oranye-putih-hitam mulai mendelik di bawah pohon angsana pinggir jalan sebelah lampu merah.. ia melirik.. melihat kucing betina yang seksi montok berlenggok.. ia mengikutinya.. menghilang bersama tikungan ujung jalan.. mengikuti betina.. menjauh dari tatapan..
malam hari.. kucing hitam-oranye-cokelat melamun menatap malam. malam tak indah dengan kilatan-kilatan lampu jalanan dan kendaraan berlari hidungnya tajam mencium bau daging terbakar yang dibawa dalam sebuah mobil bak terbuka. ia berlari berlari mengikuti meninggalkan kawannya si hitam-cokelat-putih yang tertidur lelap.
paginya si hitam-cokelat-putih kebingungan hanya dia sendiri sekarang menatap pertigaan. ia rindu pada dua sahabatnya. ia menatap jauh ke seberang. terlihat dua kawannya berlarian ia rindu pada mereka senyum, berlari menuju mereka. tak melihat kanan kiri.. lurus berlari..
BRAAAAAK...
ia tertabrak sebuah truk yang angkuh terus melaju perutnya rata dengan aspal bersama dengan tulang belakangnya matanya berdarah mulutnya berdarah hidungnya berdarah mati sendirian tanpa dua sahabatnya di tengah-tengah angkuhnya jalanan.
____________________________
, racau tak jelas lagi
, racau tak jelas lagi
0 komentar :
Post a Comment