Tiga Dinas Pendukung Mudik
Mudik, tradisi balik kampung yang satu ini memiliki arti sendiri bagi setiap pelakunya. Bisa berupa silaturahmi pada orangtua, kerabat di kampung dengan segala kesederhanaan atau kenecisannya. Namun saya punya catatan tersendiri untuk mudik kali ini. Mungkin karena kebetulan memperhatikan.
Pertama, terimakasih untuk Dinas Pekerjaan Umum yang membuat dan merawat fasilitas perjalanan darat. Terlepas itu merupakan hak pengguna jalan karena membayar pajak pada negara, tapi yang jelas hampir semua jalan yang dilalui dengan panduan google maps dalam kondisi baik.
Kedua, terimakasih untuk Dinas Perhubungan. Saya sendiri tidak mengerti bedanya Dinas Perhubungan dengan Polisi Lalu Lintas, tapi yang jelas mereka-mereka ini banyak bergerak pada wilayahnya mengatur lalu lintas dan membuka kantor-kantornya sebagai tempat peristirahatan bagi para pemudik. Dan banyak diantaranya tidak memiliki logo-logo komersil seperti provider-provider telepon seluler dan pernak-pernik otomotif. Salut!
Ketiga, ini yang paling luar biasa, Polisi Lalu Lintas Republik Indonesia. Di mulai tahun 2010 lalu NTMC (National Traffic Management Center) dibuat. Dengan dana 109 miliar rupiah dibagi menjadi 2 tahap pembangunan, 2010 dan 2011. Kemudian diluncurkan pada HUT ke 56 Satlantas. Dan sekarang tahun 2012 sungguh dapat dirasakan hasilnya. Selain Briptu dan Bripda cantik yang menghiasi laporan lalu lintas di televisi, juga bermunculan CCTV yang memantau arus lalu lintas. Seluruh daftar pantauan kamera dapat dilihat di sini (Ingat! Jangan ngupil di depan CCTV!). Sayangnya saya tidak menemukan cctv yang dapat dilihat secara online.
Selain meluncurkan CCTV lengkap dengan Briptu dan Bripda yang cantik, TMC juga melebarkan sayap informasinya melalui twitter,blogspot, dan facebook. Jelas sangat membantu pemudik-pemudikgadget (Aktif di twitter melototi @NTMCLantasPolri waktu mudik). Pengatur lalu lintas di lapangan juga tak kalah canggihnya. Motor besar, helm, bahkan safety belt selalu terpasang walaupun tidak sedang berkendara.
Perjalanan sabtu sore kemarin dari Malangbong menuju Nagreg ketika pembukaan satu arah, terasa seperti tamu dari luar negeri era Suharto. Di era Suharto, ketika ada tamu asing dari luar negeri yang disambut petinggi negara, maka hampir sepanjang jalan dari bandara sampai istana negara dapat dilihat anak-anak pelajar seragam putih-merah menggenggam bendera Indonesia dan bendera tamu. Nah, untuk arus balik kemarin, anak-anak pelajar tersebut digantikan dengan polisi-polisi berdedikasi yang melambai-lambai tegas demi kelancaran lalu lintas.
Tradisi mudik, bukan hanya soal kemungkinan pemerataan ekonomi karena perpindahan perputaran uang dari kota ke desa. Tapi juga soal dedikasi Pekerjaan Umum, Dinas Perhubungan, dan Satuan Petugas Lalu Lintas Polisi. Terus bersinergi ya.
0 komentar :
Post a Comment