Dulu Pangkas Rambut, Sekarang Barbershop Menjamur

Cukur Rambut Di Bawah Pohon Rindang
Zaman sekarang tukang cukur model di atas masih ada gak ya? Dulu kalau mau cukuran gampang, di bawah pohon rindang yang banyak orangnya hampir pasti ada tukang cukur keliling. Bermodalkan kursi, kain besar, kaca dan gunting, mereka siap menyulap tampilan rambut menjadi lebih rapih.

Banyak juga dari mereka yang sedikit demi sedikit mengumpulkan uang lalu menyewa tempat yang lebih memadai. Untuk Tatar Sunda, mereka-mereka yang berprofesi sebagai tukang pangkas rambut umumnya berasal dari Garut dan Tasikmalaya. Kalau dulu pernah populer dengan nama Laksana. Nama ini juga banyak digunakan oleh usahawan-usahawan mikro selain bidang pangkas rambut.

Waktu SMP dulu pernah iseng tanya sama babeh. Kenapa sih orang-orang Garut Tasik itu kalau usaha rata-rata pakai nama Laksana? Ada Bubur Laksana, Kupat Tahu Laksana, Pangkas Rambut Laksana dan seterusnya.

Jawaban babeh agak mengejutkan. Menurutnya, Laksana itu ibarat mimpi dan cita-cita. Mereka-mereka itu usaha untuk mewujudkannya. Dan ketika berhasil, kata Laksana itu menjadi bukti bahwa yang diperjuangkan sudah terLAKSANA.

Balik lagi ke soal tukang pangkas rambut.

Sekarang tukang pangkas rambut jadi makin keren. Berubah nama menjadi Barbershop. Terlebih dengan munculnya pomade yang sekarang gandrung di kalangan pria-pria yang memerhatikan penampilan. Karena semakin hits, makin banyak pria-pria yang awalnya acuh terhadap penampilan dan gaya rambut, sekarang makin banyak yang perhatian.

Selalu ada kaca belakang dan poster pilihan model rambut yang tidak pernah terpilih.

Lain dulu lain pula sekarang. Salah satu ciri dari pangkas rambut adalah kaca besar yang disimpan persis di belakang kursi tempat potong rambut. Kaca ini fungsinya untuk melihat potongan rambut bagian belakang. Lalu ada lagi poster-poster yang menampilkan model-model gaya rambut. Namun sepertinya gaya rambut yang ada di poster tersebut tidak pernah dijadikan patokan.

Sekarang, jangankan rambut, jenggot dan kumis juga ada modelnya masing-masing. Bahkan punya tonic tersendiri untuk tetap menjaga kesuburannya. Jenggot dan kumis dirawat betul-betul agar tetap terlihat keren. Jangankan tonic, sisir khususnya pun sekarang sudah banyak tersedia.


Tempatnya pun sekarang lebih modern dan cozy. Ruangannya ber-AC. Malah beberapa barbershop menyediakan bar dan cafe sendiri untuk nongkrong. Mungkin kalau istilah Syahrini nongkrong-nongkrong syantiiiek.

Semenjak marak model-model pria berkumis dan berjenggot dianggap keren dan kekinian, maka bermunculan pula lah obat-obat untuk penumbuh jenggot dan kumis. Harganya pun beragam. Dan yang pasti barang seperti ini juga bisa didapatkan di barbershop beserta pomade-nya.

Makin kesini, orang makin peduli akan penampilan. Jadi jangan heran kalau barbershop semakin menjamur. Di Cinere saja sudah ada sekitar 5 barbershop di sepanjang jalan raya Cinere. Nanti kapan-kapan mau dicobain satu-satu. Tapi banyaknya barbershop di Jakarta belum ada yang seperti di bawah ini. Tertarik coba?


Cutting Hair with Swords
Ditch the scissors and get your hair cut with swords by the real-life Edward Scissorhands.
Posted by AJ+ on Wednesday, December 2, 2015

Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment