Bahlul Si Badut: Patut Pada Majikan, Mudah Menyalahkan

Di sebuah negeri dongeng, hiduplah seorang badut bernama Bahlul. Bahlul adalah badut yang sangat patuh pada majikannya, Tuan Raja. Bahlul selalu mengikuti perintah Tuan Raja, bahkan jika perintah itu salah atau tidak masuk akal.

Bahlul juga sangat mudah sekali menyalak pada orang lain. Jika ada kesalahan, Bahlul selalu menyalahkan orang lain. Bahlul tidak pernah mau mengakui kesalahannya sendiri.


Suatu hari, Tuan Raja mengadakan pesta di istananya. Pesta itu akan dihadiri oleh para tamu dari negeri-negeri tetangga. Tuan Raja memerintahkan Bahlul untuk menghibur para tamu.

Bahlul pun mulai menghibur para tamu dengan atraksinya. Bahlul menari, bernyanyi, dan melawak. Para tamu tertawa terbahak-bahak melihat atraksi Bahlul.


Tiba-tiba, ada seorang tamu yang terjatuh dari kursinya. Tamu itu terluka dan berteriak kesakitan.

Tuan Raja marah besar. Ia menyalahkan Bahlul karena tidak berhati-hati.

"Kau ini badut yang bodoh!" teriak Tuan Raja. "Kau tidak bisa menghibur tamu dengan baik!"

Bahlul sangat terkejut dan terluka mendengar perkataan Tuan Raja. Ia tidak menyangka bahwa Tuan Raja akan menyalahkan dirinya.

"Maafkan saya, Tuan Raja," kata Bahlul. "Saya tidak bermaksud menyakiti tamu Anda."

"Jangan minta maaf padaku!" teriak Tuan Raja. "Minta maaflah pada tamu itu!"


Bahlul pun menghampiri tamu yang terluka itu. Ia meminta maaf atas kejadian yang menimpanya.

Tamu itu tersenyum dan berkata, "Tidak apa-apa, aku tidak apa-apa."

"Tuan Raja," kata Bahlul kepada Tuan Raja. "Tamu itu mengatakan bahwa dia tidak apa-apa."

Tuan Raja terdiam. Ia menyadari bahwa ia telah salah menyalahkan Bahlul.

"Maafkan aku, Bahlul," kata Tuan Raja. "Aku telah salah menyalahkanmu."

Bahlul tersenyum. Ia menerima permintaan maaf Tuan Raja.

"Tidak apa-apa, Tuan Raja," kata Bahlul. "Saya tahu bahwa Anda hanya marah."


Tuan Raja dan Bahlul pun berbaikan. Bahlul belajar untuk tidak mudah menyalahkan orang lain. Ia juga belajar untuk lebih berpikir sebelum bertindak.

Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment