Tiongkok telah bertransformasi secara dramatis dari negara miskin menjadi salah satu pusat ekonomi dan teknologi tercepat di dunia. Kebangkitan ini, yang dimulai setelah reformasi ekonomi Deng Xiaoping pada tahun 1976 dengan kebijakan pintu terbuka dan zona ekonomi khusus, telah melahirkan raksasa teknologi global seperti Alibaba, Huawei, dan JD.com. Namun, di balik narasi kesuksesan yang gemilang ini, tersembunyi sebuah budaya kerja brutal yang dikenal sebagai 996.
Apa Itu Budaya Kerja 996?
Fenomena 996 merujuk pada jadwal kerja dari jam 9 pagi hingga 9 malam, 6 hari seminggu. Ini adalah norma tak tertulis yang diterapkan di banyak perusahaan teknologi dan startup di Tiongkok. Ironisnya, bahkan tokoh sekaliber Jack Ma, pendiri Alibaba, pernah mempopulerkan frasa "996 adalah anugerah," mengklaimnya sebagai jalan menuju kesuksesan dan inovasi.
Namun, bagi jutaan pekerja, 996 bukanlah anugerah, melainkan jeratan yang merenggut masa muda, kesehatan, dan mimpi. Para pekerja ini menghadapi kelelahan ekstrem, stres kronis, dan hilangnya kehidupan pribadi. Sistem ini mendorong efisiensi dan inovasi, tetapi juga menciptakan perlombaan tanpa akhir di mana solidaritas antarpekerja terkikis, dan kegagalan berarti tersingkir.
Dampak Pahit Budaya 996
Dampak buruk dari budaya 996 sangat nyata dan tragis. Banyak kasus kematian akibat kelelahan kerja (Guolusi) telah dilaporkan. Contohnya termasuk Zeng, seorang pekerja pengantaran Pinduoduo yang meninggal pada usia 22 tahun, dan Tan, seorang programer muda dari perusahaan yang sama yang mengakhiri hidupnya. Statistik menunjukkan bahwa lebih dari 600.000 warga Tiongkok meninggal setiap tahunnya karena kelelahan kerja, dengan serangan jantung, stroke, dan stres kronis sebagai penyebab utamanya.
Mengapa para pekerja tidak berhenti? Karena bagi banyak dari mereka, pekerjaan adalah satu-satunya tali penyelamat, dan kehilangan pekerjaan berarti kehilangan segalanya. Gaji tinggi di sektor teknologi seringkali menipu, terdiri dari gaji pokok rendah dengan bonus besar di akhir tahun, yang memaksa karyawan untuk bekerja lebih lama demi bonus tersebut. Selain tekanan finansial, ada juga cambuk sosial di mana lembur dianggap sebagai norma dan bahkan kebanggaan. Mereka yang pulang tepat waktu dicap malas, dan atasan menggunakan taktik manipulasi psikologis untuk mempolarisasi lembur sebagai loyalitas sejati pada perusahaan.
Faktor lain yang memperparah tekanan ini adalah biaya hidup yang sangat mahal di kota-kota besar Tiongkok, terutama harga rumah yang tidak terjangkau dan biaya membesarkan anak yang sangat tinggi. Selain itu, sindrom Little Emperor, dampak dari kebijakan satu anak, membebani generasi muda dengan ekspektasi besar dari orang tua untuk meraih kesuksesan.
Gerakan Perlawanan dan Harapan Baru
Sebagai respons terhadap tekanan yang tak tertahankan ini, muncul gerakan-gerakan senyap yang menolak budaya 996:
- Tangping (Berbaring): Ini adalah perlawanan pasif yang menolak kerja berlebihan dan memilih untuk beristirahat, memprioritaskan kesejahteraan mental dan fisik.
- Bailan (Biarkan Membusuk): Ini adalah keputusan yang lebih keras, yaitu menyerah secara sadar dan melepaskan diri dari ilusi bahwa kerja keras selalu berujung pada keberhasilan.
Gerakan-gerakan ini dianggap serius oleh Partai Komunis Tiongkok, yang merespons dengan menghapus jejak digital mereka dan menyebarkan propaganda untuk mendiskreditkannya. Meskipun Mahkamah Agung Rakyat Tiongkok menegaskan praktik 996 adalah ilegal pada 27 Agustus 2021, penegakan hukum di lapangan masih tersendat.
Beberapa anak muda memilih jalan lain, seperti kembali ke desa atau beralih ke pekerjaan freelancing dan pekerjaan kerah biru, mencari keseimbangan yang lebih baik dalam hidup. Perspektif Islam juga menekankan pentingnya keseimbangan antara kerja keras dan hak tubuh, keluarga, serta waktu istirahat, yang semakin relevan di tengah fenomena ini.
Refleksi: Lebih dari Sekadar Angka
Kisah di balik angka 996 bukan hanya tentang jam kerja, tetapi tentang pertanyaan mendasar: apakah hidup hanya tentang bekerja? Meskipun ada percikan harapan dari gerakan seperti Tangping dan inisiatif 996.ICU di GitHub yang menyuarakan pentingnya nyawa para pekerja, perjuangan melawan budaya 996 masih terasa seperti menentang badai. Ini adalah cerminan kompleksitas antara pertumbuhan ekonomi yang pesat dan harga yang harus dibayar oleh individu.
0 komentar :
Post a Comment