Rudiantara : Setiap Individu itu Berbeda

Menkominfo Rudiantara - sumber okezone.com

Mengikuti acara semodel Mandiri Hackathon yang digelar oleh Bank Mandiri bersama IBM Bluemix dan Tech in Asia memberikan value tersendiri. Tidak tanggung-tanggung, acara ini dibuka dan diberi sambutan langsung oleh Menkominfo Rudiantara. Pada saat pembukaan, saya mendapatkan insight lain dari Pak Mentri ini.

Menurut Rudiantara, "Hal ini berguna agar kedepannya Indonesia tidak lagi hanya menjadi pasar, tapi juga dapat menjadi pemain".

Pada kesempatan ini juga Rudiantara menyinggung bahwa pada kunjungan ke silicon valley beberapa waktu lalu juga menegosiasikan perusahaan-perusahaan IT dunia seperti Facebook, Twitter dan Path untuk mendirikan kantor dengan badan usaha tetap di Indonesia. Yang terjadi sekarang, mereka hanya memiliki kantor penghubung saja.

Saya bersama teman pernah coba datang ke kantor Twitter yang ada di Jakarta. Ternyata kantor tersebut adalah sebuah virtual office yang ada di CEO Suite. Orang yang berkantor di sana adalah benar perwakilan Twitter untuk Indonesia. Namun untuk menghubungi via telepon dan menemuinya langsung adalah hal yang sangat langka. Karena yang bersangkutan lebih banyak menghabiskan waktu di Amerika sana. Sementara untuk mengontak twitter hanya bisa dilakukan melalui email semodel support@twitter.com.

Yang pasti, saat ini Rudiantara sedang meyiapkan peraturan mentri untuk mengatur kantor fisik dari perusahaan-perusahaan tadi. Mungkin jika peraturan tersebut tidak dipatuhi, bisa jadi ijin usahanya dicabut dari Indonesia. Mungkin salah satunya dengan menutup akses terhadap situs perusahaan tersebut. Kebayang kalau kelak kita tidak bisa mengakses Facebook, Twitter atau Path.

Tapi kalau ternyata perusahaan-perusahaan tadi berkantor di Indonesia, tentu saja ini akan membantu ekonomi Indonesia. Tenaga kerja tentu akan terserap. Dan tentu penerimaan negara melalui pajak akan bertambah.

Masih ada satu lagi insight dari pak mentri yang menurut saya GONG banget. Menurut pak mentri, sebaiknya kita tidak terpatok dengan istilah peringkat. Harusnya acara Mandiri Hackathon kali ini harus menjadikan semuanya juara. Semua peserta harus disokong untuk mewujuskan idenya. Pernyataan Rudiantara ini disambut tepuk tangan riuh para peserta.

Masih soal peringkat, Rudiantara beranggapan kalau sistem peringkat ini justru membunuh rasa percaya diri generasi ini. Bayangkan saja jika dalam satu kelas hanya ada sepuluh peringkat saja. Artinya sisanya tidak memiliki peringkat. Bayangkan total ada 40 murid, maka 30 lainnya seolah dicap kalau mereka-mereka itu kalah.

Padahal tidak seperti itu, setiap manusia itu unik dengan segala bakat dan masalahnya sendiri-sendiri. Setiap individu tidak bisa diperlakukan sama dengan individu lainnya. Rudiantara menambahakan, jika kita menerapkan sistem ini, maka generasi Indonesia lebih siap untuk menghadapi persaingan. Karena masing-masing individu percaya bahwa mereka punya kemampuan lebih.

Anjriiiiit... Baru kali ini saya mendengar insight langsung dari seorang Menkominfo. Pantas saja Rudiantara rajin kongkow bareng Anis Baswedan dan M. Nasir. Sepertinya trio ini sedang rajin merumuskan skema pendidikan Indonesia di masa mendatang.

Ah, semoga lebih baik ya bapak-bapak. Semoga istiqomah.
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment