![]() |
Penampakan stasiun Tasikmalaya malam hari |
Benar saja, PT.KAI seperti berevolusi makin canggih. Evolusi ITEnya benar-benar sudah terintegrasi setidaknya terlihat jelas di stasiun Tasimalaya ini. Terpampang jelas semua informasi mengenai posisi kereta. Setidaknya bisa diketahui, kereta terakhir berada di stasiun mana dan jam berapa. Tentunya informasi yang ditampilkan hanya berupa kereta-kereta yang melewati stasiun di mana kita berada saja.
![]() |
Panel-panel informasi di stasiun |
![]() |
Check-in Counter |
Kami baru diijinkan masuk sekitar jam 20 dimana selanjutnya adalah kereta yang kami tumpangi, Serayu Malam.
Lanjut lagi lah ya, puja-puji sama stasiun Tasikmalaya ini. Ini stasiun menjadi semakin bersih dan ok. Tidak seperti dulu yang katanya banyak copet karena kurang pengamanan dan petugas kebersihan yang cuek. Sekarang makin yo'i. Lihat saja sendiri nih :
![]() |
Petikan fasilitas stasiun Tasikmalaya |
Oh iya, harga untuk tiket kereta yang kami tumpangi ini adalah 66 ribu rupiah saja. Kami memang sadar saat memesan tiket kereta api ini kami lihat total waktu tempuh adalah 8 jam. Artinya kami bisa santai-santai di kereta. BerAC ini kok, jadi nyaman. Dan kami pilih kereta malam karena beranggapan itu jam tidurnya Damar, jadi Damar pasti tidur.
Kesan pertama kami saat masuk cukup OK. Suhu di dalam gerbong enak di kulit. Dan kami sepertinya akan nyaman di sini. Tapi ada tiga hal yang membuat kami tidak nyaman selama perjalanan.
1. Bau Rokok Menyerbu Tiap Kali Kereta Berhenti
Tahu lah ya yang namanya kereta ekonomi pasti dinomorsekiankan untuk urusan perjalanan kereta api. Terbukti ada sekitar 6 stasiun lebih berhenti sebelum kami tiba di Senen. Dan kampretnya setiap kali berhenti di stasiun, pasti bau rokok. Iya, penumpang yang tidak tahan ingin merokok, dia turun dari kereta dan merokok dekat gerbong.
Memang mereka tidak merokok di dalam kereta, tapi kan mereka merokok di luar gerbong yang mana asapnya masuk ke dalam kereta. Kampret banget lah ini.
2. Penumpang Di Depan Kami Bau Rokok
Saatnya kereta jalan, penumpang yang tadi merokok pun masuk. Dan kebetulan yang merokok itu penumpang yang duduk di depan saya. Alhasil bau rokok yang menempel di badannya semerbak terhirup. Terus terang saya tidak terlalu masalah dengan bau rokok ini, tapi istri sangat tidak suka. Jadi ya terpaksa kami pesan kopi panas. Agar aroma kopi bisa menghalau bau rokok yang tak sedap itu.
3. Suhu AC yang Disesuaikan
![]() |
Penampakan AC di gerbong |
Setelah Cikampek, suhu udara di luar kereta menjadi lebih hangat. Artinya suhu yang 27 derajat di dalam gerbang menjadi lebih hangat lagi. Jadi gak enak banget! Harusnya dijadikan 23 atau 21 derajat. Sementara saat di Tasik hingga Cimahi baru lah 27 derajat.
Sungguh 8 jam yang kurang OK! Kapok lah naik kereta dari Tasikmalaya ke Jakarta. Tapi kalau ada yang Eksekutif, saya mau coba. Mungkin tidak 8 jam seperti Ekonomi yang kurang OK ini. Karena kalau dirasakan, masih lebih nyaman naik travel untuk waktu tempuh yang lebih lama padahal.
Baca : Mudik 2017, Jakarta - Tasikmalaya pakai Travel
Udah sih gitu aja. Semoga tahun depan bisa icip naik WingsAir dari Halim ke Tasikmalaya.
Blagu banget sih elu harusnya bersyukur udah ada kemajuan dari pada dulu. Kampret
ReplyDeleteYup! saya bersyukur dengan menuliskan banyak kelebihan yang sudah berjalan di PT.KAI. Fahmi
ReplyDeleteBesok mudik jgn naik kereta lg mang, bawa pajero aja atw nebeng truck sayur.
ReplyDeletesiap 86
DeleteHalah bacotan .
ReplyDeleteHalah unknown..
DeleteKereta serayu Ada colokan chas hpnya kah ?
ReplyDeleteada dong.
DeleteUntung sekarang udh ada KA Argo Wilis, Turangga, Malabar, Mutsel & Pangandaran yg lebih enak. Harusnya Argo Wilis dari dulu tuh relasinya Jakarta- Bandung- Surabaya
ReplyDelete