Mudik 2017, Kapok Naik Serayu Malam

Penampakan stasiun Tasikmalaya malam hari
Beruntung, setelah gagal mendapatkan tiket mudik kereta api, kami mendapatkan tiket balik kereta api dari Tasikmalaya ke Jakarta. Setelah baca-baca reviewnya, katanya kereta api Serayu semakin keren karena sudah dilengkapi dengan AC dan standar pengamanan stasiun semakin kece. Katanya ini terjadi sejak reformasi birokrasi yang dilakukan Jonan (saat ini mentri perhubungan).

A post shared by Fahmi Idris (@fahmi_gemblonk) on

Benar saja, PT.KAI seperti berevolusi makin canggih. Evolusi ITEnya benar-benar sudah terintegrasi setidaknya terlihat jelas di stasiun Tasimalaya ini. Terpampang jelas semua informasi mengenai posisi kereta. Setidaknya bisa diketahui, kereta terakhir berada di stasiun mana dan jam berapa. Tentunya informasi yang ditampilkan hanya berupa kereta-kereta yang melewati stasiun di mana kita berada saja.

Panel-panel informasi di stasiun
Bukan cuma itu, stasiun sepertinya mengadaptasi sistem bandara. Dimana untuk masuk ke dalam ruang tunggu hanya penumpang yang akan berangkat saja. Berikut sesuai dengan terminal keberangkatannya. Hal ini diadaptasi oleh stasiun. Maka jangan heran kalau ada komputer untuk check-in di setiap stasiun.

Check-in Counter
Salah satu yang saya suka dari evolusi PT.KAI ini adalah sterilnya peron hanya untuk penumpang yang ingin naik kereta selanjutnya dan penumpang yang hendak turun. Karena saya dilarang masuk peron karena saya datang terlalu awal. Saya, Istri dan Damar datang sekitar jam 19. Sementara kereta kami baru tiba di stasiun jam 21 kurang. Berhubung masih ada 2 kereta sebelum kereta kami datang, maka kami dilarang masuk.

Kami baru diijinkan masuk sekitar jam 20 dimana selanjutnya adalah kereta yang kami tumpangi, Serayu Malam.

Lanjut lagi lah ya, puja-puji sama stasiun Tasikmalaya ini. Ini stasiun menjadi semakin bersih dan ok. Tidak seperti dulu yang katanya banyak copet karena kurang pengamanan dan petugas kebersihan yang cuek. Sekarang makin yo'i. Lihat saja sendiri nih :

Petikan fasilitas stasiun Tasikmalaya
Kereta datang, kami naik.

Oh iya, harga untuk tiket kereta yang kami tumpangi ini adalah 66 ribu rupiah saja. Kami memang sadar saat memesan tiket kereta api ini kami lihat total waktu tempuh adalah 8 jam. Artinya kami bisa santai-santai di kereta. BerAC ini kok, jadi nyaman. Dan kami pilih kereta malam karena beranggapan itu jam tidurnya Damar, jadi Damar pasti tidur.

Kesan pertama kami saat masuk cukup OK. Suhu di dalam gerbong enak di kulit. Dan kami sepertinya akan nyaman di sini. Tapi ada tiga hal yang membuat kami tidak nyaman selama perjalanan.

1. Bau Rokok Menyerbu Tiap Kali Kereta Berhenti

Tahu lah ya yang namanya kereta ekonomi pasti dinomorsekiankan untuk urusan perjalanan kereta api. Terbukti ada sekitar 6 stasiun lebih berhenti sebelum kami tiba di Senen. Dan kampretnya setiap kali berhenti di stasiun, pasti bau rokok. Iya, penumpang yang tidak tahan ingin merokok, dia turun dari kereta dan merokok dekat gerbong.

Memang mereka tidak merokok di dalam kereta, tapi kan mereka merokok di luar gerbong yang mana asapnya masuk ke dalam kereta. Kampret banget lah ini.

2. Penumpang Di Depan Kami Bau Rokok

Saatnya kereta jalan, penumpang yang tadi merokok pun masuk. Dan kebetulan yang merokok itu penumpang yang duduk di depan saya. Alhasil bau rokok yang menempel di badannya semerbak terhirup. Terus terang saya tidak terlalu masalah dengan bau rokok ini, tapi istri sangat tidak suka. Jadi ya terpaksa kami pesan kopi panas. Agar aroma kopi bisa menghalau bau rokok yang tak sedap itu.

3. Suhu AC yang Disesuaikan


Penampakan AC di gerbong
Pada saat kami masuk, suhu yang tertera pada AC adalah 25 derajat. Tapi kemudian saat tiba di Bandung, petugas mengganti suhu AC menjadi 27 derajat. Biar tidak terlalu dingin katanya. Duh saya tidak kira kalau perubahan 3 derajat akan membuat kami kepanasan. Iya, Bandung dan Cimahi memang dingin, tapi tidak untuk Karawang sampai Jakarta.

Setelah Cikampek, suhu udara di luar kereta menjadi lebih hangat. Artinya suhu yang 27 derajat di dalam gerbang menjadi lebih hangat lagi. Jadi gak enak banget! Harusnya dijadikan 23 atau 21 derajat. Sementara saat di Tasik hingga Cimahi baru lah 27 derajat.

Sungguh 8 jam yang kurang OK! Kapok lah naik kereta dari Tasikmalaya ke Jakarta. Tapi kalau ada yang Eksekutif, saya mau coba. Mungkin tidak 8 jam seperti Ekonomi yang kurang OK ini. Karena kalau dirasakan, masih lebih nyaman naik travel untuk waktu tempuh yang lebih lama padahal.

Baca : Mudik 2017, Jakarta - Tasikmalaya pakai Travel

Udah sih gitu aja. Semoga tahun depan bisa icip naik WingsAir dari Halim ke Tasikmalaya.
Share on Google Plus

9 komentar :

  1. Blagu banget sih elu harusnya bersyukur udah ada kemajuan dari pada dulu. Kampret

    ReplyDelete
  2. Yup! saya bersyukur dengan menuliskan banyak kelebihan yang sudah berjalan di PT.KAI. Fahmi

    ReplyDelete
  3. Besok mudik jgn naik kereta lg mang, bawa pajero aja atw nebeng truck sayur.

    ReplyDelete
  4. Kereta serayu Ada colokan chas hpnya kah ?

    ReplyDelete
  5. Untung sekarang udh ada KA Argo Wilis, Turangga, Malabar, Mutsel & Pangandaran yg lebih enak. Harusnya Argo Wilis dari dulu tuh relasinya Jakarta- Bandung- Surabaya

    ReplyDelete