Bukankah Kamu Seorang Muslim? Kenapa libur Waisak?


Melansir berita dari kompas.com soal daftar hari libur (14/07/11), sedikitnya ada 14 hari libur dan 5 hari cuti bersama untuk tahun 2012. Ketentuan tersebut disahkan SKB 3 mentri, Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 04/MEN/VII/2011, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor SKB/03/M.PAN-RB/07/2011. Dengan jumlah hari libur yang menginjak hari minggu berjumlah 5. Kalau misalnya kita ambil rata-rata setahun ada 48 minggu, berarti perkiraan jumlah libur pada tahun 2012 ini berjumlah 62 (19 - 5 +48). Setidaknya para pekerja dapat berlibur selama dua bulan, dan itu belum ditambah dengan jatah cuti dari tempat institusinya bernaung.
Terkait dengan kutipan berita di atas, seorang sahabat yang menjabat Vice Presiden Human Resource pada salah satu perusahaan IT swasta di Bandung. Pernah tahun 2011 dia berkata "Duh.. Indonesia kayak gini nih.. kapan produktifnya kalau banyak libur?!? Pantesan gak maju-maju". Sebagai seorang Vice Presiden HR, hal tersebut bisa dimaklumi. Mengingat semakin banyaknya jumlah libur resmi, maka semakin sedikit waktu bekerja. Bisa disebut sahabat saya tersebut sudah benar-benar berposisi sebagai pimpinan HR.
Masih dengan sahabat yang sama, pada tahun 2009 lalu saya tergabung dalam tim freelance programmer. Kami menggunakan fasilitas sebuah situs penyalur tenaga kerja untuk bekerja online sebagai pribadi atau tim. Saat itu kami mendapat kliendari Amerika untuk membuat sebuah situs. Seperti biasa, setelah kami membuat kesepakatan soal jam kerja dan waktu kerja. Kami sebagai pekerja diharuskan menginstall sebuah aplikasi dari situs penyalur tersebut. Sehingga prilaku kerja kami terpantau dan kami dapat berkomunikasi dengan klien melalui chat ataupun video call. Dan dalam waktu random, layar monitor dicapturesebagai log kerja.
Ada yang unik dari prosesi pelaporan yang kami lakukan pada klien. Pernah satu waktu kami meminta pada klien tersebut untuk off bekerja pada saat tanggal merah Waisak. Saya cukup terkejut dengan responnya. Dia bilang, "Loh?!? Bukankah kamu seorang muslim? Kenapa libur Waisak? Kamu kan tidak merayakan Waisak?".
Pada akhirnya memang kami diberikan waktu untuk off selama sehari. Satu sisi, saya beruntung hidup di negara yang multi agama dan suku. Saya bisa sekedar bersantai-santai walau tidak dalam status merayakan hari libur tersebut. Tapi pertanyaan dari klien tersebut membuat kami berpikir, bisa jadi ekonomi Indonesia seolah bergerak lambat karena terlalu banyak hari libur.
Coba bayangkan untuk pekerja work hour yang bekerja dari jam 8.00 - 17.00. Datang jam 8 pagi, absen, bercengkrama dengan rekan kerja, membuat kopi atau makan cemilan. Mungkin baru bisa efektif bekerja antara jam 9 atau 9.30. Kemudian jam 12 istirahat sampai jam 1. Ketika menginjak jam 3, titik jenuh sudah mulai terasa, membunuh waktu dengan membuat kopi dan atau bercengkrama kembali. Dan yang hampir pasti, ketika menunggu jam pulang, browsing adalah kegiatan pilihan untuk membunuh waktu. Tanpa mengikutsertakan jam kerja lembur, hitungan saya pribadi kita bekerja maksimal hanya 5 jam sehari.
Mengingat kegundahan sahabat saya tersebut, sungguh dapat dimaklumi. Jam kerja selalu menjadi tolak ukur produktifitas kerja. Untuk mendapat hasil lebih, otomatis diperlukan jam kerja tambahan. Artinya ada proses lembur, sementara prosesi lembur sendiri berarti biaya tambahan bagi pemilik usaha. Bagi beberapa pemilik usaha, tuntutan jam kerja lebih demi mencapai target adalah pilihan utama. Tapi ada juga pemilik usaha yang justru mengharamkan praktik lembur ini. Sehari ada 24 jam, bagilah menjadi 3. 8 jam untuk waktu profesional bekerja. 8 jam untuk kehidupan sosial dan sisanya untuk kehidupan pribadi.
Setiap profesional punya kiat-kiat tersendiri untuk dapat kerja keras dan kerja cerdas agar lebih produktif. Salah satunya adalah dengan membentuk mood dalam bekerja. Mood dapat membantu untuk menikmati pekerjaan. Sambil mendengar musik atau sambil minum kopi bisa menjadi pilihan. Terlebih bagi pekerja tipe P11 (Pergi Pagi Pulang Petang Penghasilan Pas-Pasan Potong Pajak Potong Pinjaman).
_____________________________
, proses pencarian punya suka duka tersendiri
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment