Koruptor itu Pahlawanku



Lena adalah orang yang tinggal di ruko itu. Setelah mengantar Yani pegawainya yang paling akhir pulang, Lena mengunci pintu restorannya. Mematikan lampu, menuju lantai paling atas. Jam bulat di dinding sudah menunjuk pukul 10 malam. Malam itu tak ada bulan. Langit begitu kelam. Ditutup awan tebal lengkap dengan kilatan-kilatan pertanda akan hujan.

Ia melempar handuk di atas tumpukan pakaian kotor, Lena kemudian berbaring di atas kasur, ia mengenakan lingerie warna putih favoritnya dan berbalut selimut. Ia menyalakan televisi. Ia memilih channel berita malam itu, berharap ada rangkuman berita yang ia lewatkan selama sehari tadi.

Lima menit berselang, Lena terbelalak, ia melihat berita mengenai koruptor yang ditemukan meninggal karena serangan jantung di penjara. Lena mengenalnya, ia terlihat sedih ia melamun membayangkan masa lalunya.

***

Lena muda tak begitu beruntung. Pada usia 19 tahun, ia diperintahkan ayahnya untuk mengikuti saudara jauhnya ke kota besar diantar pamannya. Seumur hidup Lena tidak pernah melihat orang tersebut. Ayahnya mencoba meyakinkan Lena. Menepis segala keraguan dan kegundahan Lena. Dengan segala bayangan kekayaan yang akan mendatanginya.

Perjalanan begitu jauh dan melelahkan memaksa mereka berdua untuk singgah pada sebuah penginapan. Untuk menekan biaya, mereka hanya menyewa satu kamar.

Kenangan pahit dimulai dari sana, Mahkota kegadisan Lena hilang malam itu oleh serigala liar yang lapar yang katanya pamannya dari jauh itu. Cakaran, pukulan, tendangan Lena mungil tak mampu menghalangi Pamannya yang kekar gendut.

***

Ia dititipkan pada seorang wanita paruh baya yang katanya adalah istri dari paman tadi. Di sana ia diajari cara berdandan dan berpakaian. Di sana ia menjadi pelayan bar, mengantar minuman, menuangkan minuman, sampai akhirnya ia menjadi pemandu lagu di lantai paling atas.

Ingat! Semua ini tidak gratis. Kamu akan menyicilnya selama kamu bekerja di sini.

Nilai hutangnya pada Tante Santi seolah tak pernah berkurang. Entah sampai kapan ia harus bekerja untuk melunasinya. Lena membenci ayahnya, membenci pamannya, membenci tante Santi. Lena yang pandai berakting berusaha tersenyum ketika menemani tamu.

***

Malam itu ia harus menemani seorang pria. Pria mabuk itu berceloteh kalau dia adalah pejabat di perusahaan milik Negara. Malam itu ia meminang Lena. Menginginkannya jadi istrinya. Gelimpang harta ia janjikan. Untuk Lena seorang. Soal Tante Santi tak perlu dipikirkan katanya. Kau milikku.

***

Sekarang Lena memiliki apartemen. Hari-harinya selalu diisi dengan kursus memasak, berolahraga dan perawatan kecantikan, menjaga agar tubuh dan wajahnya tetap menarik. Tiga kali dalam seminggu, pria itu datang ke apartemen. Hampir setiap minggu ia ke luar negeri untuk jalan-jalan atau sekedar belanja.

Dua minggu berselang, semua seolah berubah. Mas Rajim tak pernah lagi datang. Nomor telepon Mas Rajim tak lagi bisa dihubungi. Hanya ada sms 3 hari lalu darinya.

Aku sedang dalam masalah, mungkin minggu depan pengacaraku akan datang menemuimu

***

Pagi itu bel berbunyi. Lena membukakan pintu. Dari pintu muncul seorang pria dengan dandanan sangat rapih. Ia agak tua. Lengkap dengan setelan jas dan berdasi. Dia bilang kalau dia adalah pengacara dari pak Rajim.

Setelah dipersilahkan masuk, tanpa basa-basi pria tadi mengeluarkan berkas-berkas dari dalam kopernya. Pagi itu Lena diminta untuk menandatangani beberapa berkas. Sebelum pria tersebut pergi ia bilang, “Kamu beruntung”

***

Malam itu Lena terbelalak. Ia kenal betul wajah yang ada di berita malam. Ia adalah Mas Rajim yang hampir setiap minggu datang ke apartemennya memberikan panas di atas tempat tidurnya. Judul berita itu tertulis Rajim terjerat kasus korupsi di BUMN ia dituntut penjara 30 tahun.

Sejak saat itu, Lena tak pernah lagi bertemu dengannya. Tidak melalui pengacaranya, ataupun melalui telepon.

***

Satu tahun berselang. Dalam sidang Rajim divonis 15 tahun penjara, Lena menjual semua kemewahan yang diberikan oleh Rajim. Ia memulai usaha restoran. Restorannya melesat hebat. Ia sudah punya cabang di 5 kota.

***

Malam ini, di atas restoran yang sudah ia besarkan selama 5 tahun. Menjelang tidur Lena hanya berharap, Rajim sang pahlawan yang mengeluarkannya dari dunia gelap gemerlap yang semu, diberikan tempat yang layak di sisi Tuhan.
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment