Waspadai Skenario Pencopetan Baru di Angkot Jakarta



Tulisan ini bukan untuk menakut-nakuti, terlebih bagi anda, wanita, dan pengguna angkot. Kejadiannya baru saja dialami oleh teman kerja saya malam tadi. Dengan lokasi kantor di BSD dan bertempat tinggal di perbatasan depok, seringkali memaksanya untuk tiba sampai rumah diatas jam 9 malam.

Teman saya terbiasa naik bis dari kantor menuju veteran, turun di sana lanjut naik angkot S14 (Lebak Bulus - Petukangan) ke arah Lebak Bulus. Di sinilah skenario pencopetan bermula.

Ketika teman saya naik, ada sekitar 3 pria di dalam angkot. Tak jauh dari tempat dia naik angkot, naik seorang pria (anggap dia si A) ke dalam angkot. Si A lantas duduk berseberangan dengan teman saya (anggap teman saya si K). Setelah si A naik, si A membisiki si K untuk menjaga HP-nya. Si A kemudian dianggap sebagai orang baik oleh si K.

Ternyata si A adalah agen dari sebuah tempat pijat urat dan tulang (sayang tidak ada gambarnya). Si A kemudian menyebarkan sejenis pamflet tentang tempat pijat urat dan tulang tadi. Setelah menyebarkan pamflet tadi, lantas si A sedikit mempraktikan kemahirannya pada seorang pria (anggap dia si B) yang duduk di sebelah kirinya.

Setelah memijat si B, si A mencoba mempraktikan pada si K. Sebagai catatan, si K teman saya itu adalah seorang muslimah yang sangat tak terbiasa bersentuhan bukan muhrim. Karenanya penolakan halus terjadi. Tampak tidak puas, si A berusaha menarik tangan si K kembali, sedikit memaksa. Karena tidak senang, si K setengah berteriak menolak tawaran paksa si A.

Melihat kejadian tadi seorang pria yang duduk persis berhadapan dengan teman saya si K (anggap dia si C) berusaha melerai dan menjelaskan pada si A bahwa si K tidak bersedia. Adu mulut antara si A dan si C terjadi kemudian. Si A bertanya-tanya setengah gila pada si C, "Apa dia pacara bapak?". Sementara si C tetap kekeh dengan penjelasan bahwa si K tidak mau menerima tawaran si A.

Sampai pada satu titik, si C memutuskan untuk turun. Ia mengajak teman saya si K untuk turut turun bersamanya. Saat itu teman saya sudah beraduk perasaannya antara kesal dan takut. Tanpa basa-basi, si K menuruti permintaan si C, membayar angkot dan menjauhi angkot.

_______________________

Sampai di rumah, si K yang masih shock dengan kelakuan bercerita pada saya. Setelah 30 menit bercerita, dia baru menyadari kalau dompetnya hilang.
_______________________

Saya mencoba menangkap sesuatu di sini. Sama seperti hipnotis di televisi. Anda dibuat rileks, menatap tissue, dan ketika tissue dibakar, anda tertidur. Saya menganggapnya sama seperti kejadian yang dialami oleh teman saya tadi. Para pelaku yang saya anggap bergerombol tadi, membuat situasi di mana korban 'dipaksa' untuk fokus pada kejadian tersebut. Ketika fokus pada kejadian tadi, lantas teman saya tadi melupakan segalanya dan cenderung fokus pada kejadian yang 'diciptakan'. Mungkin pada saat itulah dompetnya berpindahtangan.

Fokus terhadap sesuatu mungkin baik, tapi tidak baik jika kita melupakan segalanya. Sedikit mengutip quote dari sebuah iklan HIV-AIDS. Stay alert, stay alive!
________________________
, semoga bermanfaat kisah teman saya
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment