Wayang Hiphop, Sebuah Pagelaran Menarik yang Kekinian


Pernah nonton pagelaran wayang kulit? Umumnya wayang kulit digelar dengan menggunakan bahasa jawa dewa. Saya sebut bahasa dewa lantaran teman saya yang orang jawa pun banyak yang tidak mengerti. Alasannya bahasa jawa yang digunakan adalah bahasa jawa yang super halus. Saya sendiri belum pernah menonton secara langsung pagelaran wayang kulit sampai saya diberikan sebuah tautan menarik. AdalahGaleri Indonesia Kaya yang bermarkas di Grand Indonesia West Mall lt. 8, tempat dimana saya pertama kali menonton pagelaran wayang. Tapi wayang yang saya tonton pada tanggal 8 Desember 2013 lalu itu agak berbeda. Mereka menyebut dirinya wayang hiphop dengan lakonEndog Jagad. Biasanya pagelaran wayang kulit selalu disertai dengan gamelan dan sinden, namun pada wayang hiphop ini disertai dengan seorang DJ (Disc Jockey) lengkap dengan 4 orang penyanyi.
Semar, Bagong, Petruk dan Gareng gaya hiphop
Pada pagelaran wayang kulit, langgam gamelan disisipi sebagai bridgeuntuk menyambung cerita. Namun pada wayang hiphop bisa dibayangkan dentuman beat dari DJ dan 4 penyanyi rap yang sahut menyahut ber-hiphop ria sebagai bridge dengan lirik bahasa jawa yang menyambung cerita.
* * *
Endog Jagad bercerita tentang pecahnya telur semesta yang menetaskan tiga dewa calon kepemimpinan kahyangan Jongring Saloka. Cangkang telur berubah menjadi Sang Hyang Antaga, putih telur menjadi Ismaya, dan kuning telur menjadi Manikmaya. Dua dewa cerdas dan jujur gagal mengikuti sayembara Nguntal Gunung (menelan gunung). Akibatnya raga Sang Hyang Antaga dan Ismaya rusak. Tahta kahyangan jauh kepadaManikmaya, dewa dengan kecerdasan pas-pasan yang akhirnya bergelar Batara Guru. Sang Hyang Antaga turun ke Marcapada Bumi menjadi Togog bareng Ismaya yang menjadi Semar. Namun Batara Guru bertindak semaunya sehingga Jongring Saloka kacau balau. Singkat cerita rakyat kahyangan protest dan Jongring Saloka kembali aman tentram.
* * *
Saya melihat ada kesamaan antara musik hiphop dengan punakawan. Keduanya sama-sama bersuara tanpa batas. Dari mulai berbicara seputar kehidupan sehari-hari, hingga protes terhadap penguasa. Sebuah paduan yang pas untuk sebuah pagelaran. Sukses buat@wayang_hiphop, semoga caranya mampu lebih mengenalkan dan mendekatkan nilai-nilai luhur falsafah wayang pada generasi muda dengan hiphopnya.
_______________________________________
,ini tulisan telat banget publishnya, tapi lumayan dapet CD, gantungan kunci dan stiker dari pagelarannya
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment