Lombok Trip (4): Selamat Tinggal Keramahan dan Keindahan Lombok



Ini adalah hari terakhir di Trawangan. Setelah semalam hujan deras menyapa pulau ini, kami bangun dalam keadaan segar. Sangat segar. Dan oh iya, tempat kami tinggali ini namanya Jambuluwuk. Hotel bintang 3 pasti sarapannya yo'i. Selepas mandi dan dandan cantik, kami keluar untuk mencari makanan. Yes, kami sudah seperti manusia lapar mencari makanan.

Tampilan kamar, cottage tampak luar dan kolam renang yang ada di Jambuluwuk Trawangan

Ternyata di luar masih gerimis cantik. Sambil menuju tempat makan, kami tetap menyempatkan diri untuk mengabadikan tempat yang kami singgahi ini. Sampai di tempat makan, kami langsung disambut dengan permintaan maaf dari pegawai Jambuluwuk.

"Mohon maaf untuk ketidaknyamanannya pak. Silahkan sarapan."

Heran juga kenapa si mas-mas ini harus minta maaf. Ternyata setelah ngobrol-ngobrol, Hujan semalam yang deras itu ternyata menyapa hingga pagi. Bahkan ketika sedang menyiapkan sarapan pagi ini angin masih berhembus kencang. Satu meja sampai rubuh katanya. Meja yang sudah ditata rapih dengan penuh gelas kaca rubuh ditiup angin. Ternyata begitu alasan permintaan maaf yang diberikan tadi. Ketersediaan gelas yang terbatas.

Ah sudah lah, intip saja sarapan yang sudah disiapkan pagi ini. Ternyata menu sarapan ini ada menu eropa dan lokal. Setelah pilih-pilih makanan untuk disantap, kami menuju tempat makan yang ada di pinggir pantai. Sambil menuju ke sana, kami dipayungi oleh staff Jambuluwuk. Bahkan makanan yang belum terbawa, dibawakan juga oleh mereka.

Menu sarapan pagi kami

Setelah makan, kami beberes untuk check-out. Rencananya, pagi ini kami akan diajak keliling-keliling 3 Gili oleh seorang teman dari Mas Ari. Kami tinggal mengambil tas saja, mengembalikan kunci kamar dan on the go.

Ternyata eh ternyata, begitu kami tiba di depan resepsionis, biaya menginap kami di sini belum dibayarkan. Saya langsung sibuk menghubungi Mas Ari. Tidak lama kemudian datang lah orang utusan Mas Ari ke resepsionis. Dia membawa uang untuk biaya kami menginap di sini. Akhirnya kami bisa keluar. Dan kami menuju tempat yang sudah dipesankan oleh Mas Ari untuk keliling 3 Gili.


Sebut saja namanya Mas Arif. Setelah kami bertemu dan bilang kalau kami adalah teman dari Mas Ari, Mas Arif ini langsung sibuk ke dermaga, memanggil temannya yang ada di perahu. Dia juga menyiapkan alat-alat snorkling untuk dibawa ke dalam kapal. Padahal saya sudah bilang padanya untuk tidak perlu, karena kami hanya ingin keliling saja, dan takut tertinggal pesawat.

Yang kiri adalah Fery si ABK. Yang kanan adalah kaca yang tembus melihat ke bawah dan bawahnya adalah hasil foto dari kaca tersebut.

Dengan cuaca yang mendung saja kami banyak berpapasan dengan kelompok selam dalam kapal-kapal yang agak besar dari kapal yang kami tumpangi. Berkali-kali kami ditawari untuk menyelam sebentar oleh mas Fery. Namun kami menolak lantaran khawatir kami ketinggalan pesawat. Bayangkan saja jadwal pesawat yang kami tumpangi itu jam 3 sore sedangkan sekarang sudah jam 9 pagi. Benar-benar saya hanya bisa menikmati karang-karang yang cantik ini dari atas kaca saja. Kami tidak sempat merasakan menyentuh langsung.

Setelah puas keliling-keliling, kami kembali ke dermaga. Kami sempat ngobrol sedikit dengan Mas Arif sambil menunggu kapal penyebrangan. Setelah ada panggilan, kami mohon pamit. Dia cuma bilang, "kalau ada teman datang ke sini mau snorkling, kasih tau saya saja. Dijamin puas!", begitu katanya


Begitu tampilan kapal penyebrangan dari Gili Trawangan menuju Pulau Utama. Sesak dan penuh. Ini kan paket penyebrangan biasa. Kalau mau yang pakai speed-boat juga ada. Tapi tentu harganya berlipat-lipat dari ini.

Setelah tiba di dermaga pulau utama, saya mengontak Mas Ryan. Kami hanya perlu menunggu 30 menit sebelum bertemu dengan Mas Ryan. Sebenarnya kurang dari itu, karena sinyal HP ku tiba-tiba mati dan sulit dihubungi. Setelah bertemu, saya lanjut diajak ke pusat oleh-oleh makanan ringan khas lombok.

Di sana dijual makanan-makanan yang aneh menurut saya. Salah satunya adalah keripik batang kangkung khas lombok. Memang kangkung Lombok ini beda dari kangkung yang ada di pulau Jawa. Bentuknya lebih besar. Dan kangkung ini dibuat kripik dengan berbagai rasa. Selain kripik-kripik dari sayuran yang kering, di toko ini juga tersedia susu kuda liar sumbawa yang terkenal itu. Ah sayang, budget belanjanya sedikit, jadi tidak merasakan garangnya susu kuda liar atau madu yang komplit dengan sarang lebahnya.



Lanjut setelah puas menghabiskan budget yang tidak seberapa itu, kami lanjut mampir ke toko mutiara yang kata Mas Ryan di sini harganya miring. Ada macam-macam mutiara di sini. Dari yang mutiara laut dan mutiara tawar ada di sini. Selain warna putih, juga ada warna hitam. Selain itu juga toko ini jual mutiara bohongan juga. Harga yang ditawarkan juga beda tentunya. Yang hitam lebih mahal ketimbang yang putih. Dan mutiara laut lebih mahal ketimbang mutiara putih. Pilihan kami akhirnya terhenti pada mutiara tawar berwarna hitam. Unik juga.

Sekarang waktunya menuju Bandara. "Nanti kita makan dekat Bandara saja. Mas Fahmi kan penasaran dengan makanan pedas khas Lombok, nanti saya bawa makan nasi balap. Sambalnya pedas."

Begitu kata Mas Ryan. Ya memang saya sempat mengeluh soal ayam taliwang yang menurut lidah saya sama sekali tidak pedas. Mungkin ayam taliwang yang saya makan ini sudah akulturasi dengan lidah bule yang sama sekali tidak kuat dengan makanan pedas. Maklum lah, lidah Sunda pecinta sambal memang rada aneh. Ditambah lagi istri saya yang orang Padang. Klop banget deh pokoknya sebagai penyuka pedas.



Saya pesan nasi balap komplit. Isinya nasi ayam dengan suiran daging plus tahu. Sambalnya benar pedas. Pedasnya pedas di mulut dan hangat di leher. Tapi tidak bikin panas perut. Jadi saya tidak khawatir bakal sakit perut makan sambal ini. Salah satu yang saya suka dari makanan Lombok ini adalah nasinya yang khas. Bentuknya besar-besar dan tidak lengket. Terasa lebih cepat kenyang.

Setelah makan, waktunya menuju bandara dan pulang. Alhamdulillah puas menikmati pantai dan bermain air di sini. Semoga satu waktu nanti saya punya kesempatan untuk menjajal sejuknya Rinjani. Aamin.




S E L E S A I


Lombok Trip :

(1) Budaya dan Pantai-pantai Keren
(2) Pesona Taman Bawah Air Gili Nanggu
(3) Makan Malam di Pasar Seni Gili Trawangan
(4) Selamat Tinggal Keramahan dan Keindahan Lombok
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment