Catatan #tiajkt2016: Marketing Yang Baik, Just Do It!

Main Stage : Marketing and Growth Panel - capture pribadi
Ini memang tahun pertama saya datang ke hajat tahunan Tech In Asia di Jakarta. Saya memang sudah menduga, ketika datang pada sebuah event global, pasti kebanyakan pengantar juga disampaikan dalam bahasa global, apalagi kalau bukan bahasa inggris. Jangan merasa minder dan terjajah, ya namanya ingin go global, ya harus bisa pengantar bahasa global.

Beberapa booth startup yang hadir di Balai Kartini pun juga ada beberapa yang datang dari luar. Ada dua yang saya kunjungi, pertama Tribehired. Semacam penyalur profesional IT global yang berbasis di Malaysia. Sempet lucu juga waktu saya tanya, "Ini apa dan ngapain mas?". Dia langsung bilang "Excuse me?". Jadi deh sok was-wes-wos pake english. Tribehired ini agak seksi karena mengklaim dirinya sudah bisa menempatkan talent-nya di Asia Tenggara, India, Australia dan New Zealand. Buat yang mau kerja overseas, bisa di intip di tribehired.com.

Booth kedua yang saya datangi kemudian adalah pipeline-network. Ini startup berbasis IoT yang juga berbasis di Malaysia. Salah satu implementasinya pada pengrajin tambak udang air tawar di Malaysia bagian utara. Nanti saya tulis khusus terkait hal ini karena sepertinya akan seksi jika sekalian saya tulis project pribadi yang sedang dilakoni kawan saya. Untuk intip-intip apa yang ditawarkan pipeline, bisa diintip di pipeline-network.com.

Logo tribehired dan pipeline-network
Acara #tiajkt2016 ini bukan cuma ajang pamer para startup saja, tapi juga diisi dengan talk-show yang oke punya. Ada beberapa yang sempat saya sambangi. Salah satunya yang bertajuk Marketing and Growth Panel. Diskusi ini menghadirkan Simon Kahn selaku CMO Google Asia Pacific, Sri Widowati selaku Country Director, Facebook Indonesia dan Willix Halim selaku COO Bukalapak. Bincang-bincang ini dipandu Nivedita Bhattacharjee yang merupakan India Editor dari Tech In Asia.

Di awal diskusi, saya sangat terkesima dengan pembuka yang dikatakan Willix Halim. Saat Nivedita menanyakan, "Gimana sih marketing yang baik?". Saya terkesima karena Willix tidak langsung berbicara mengenai marketing atau channel marketing yang digunakan. Dia justru menjawab kalau marketing yang paling fundamental adalah membuat produk yang sangat baik. Ketika produk sudah dibuat dengan sangat baik dan mampu memuaskan penggunanya, maka itu adalah modal dasar marketing. Kalau produk yang ditawarkan sudah membuat risih pengguna, bukan tidak mungkin justru akan banyak timbal balik negatif dari penggunanya.

Willix Halim, COO Bukalapak - id.techinasia.com
Kita tahu lah ya kalau Google menjadi besar sekarang ini karena salah satu lini bisnis yang bernama GoogleAd. Tools pintar ini sukses memunculkan iklan yang tepat untuk para penggunanya. Maka GoogleAd ini menjadi salah satu media iklan digital yang sangat diminati. Kemudian muncul lagi FacebookAd yang kurang lebih cara kerjanya sama seperti GoogleAd. Memunculkan iklan yang sesuai dengan kebiasaan penggunanya. Mungkin ini sebabnya kenapa Google dan Facebook dihadirkan pada diskusi ini.

Buat saya pribadi, uraian-uraian yang dikeluarkan oleh Sri Widowati dan Simon Kahn nampak usang. Mungkin karena saya termasuk yang memperhatikan digital marketing. Seperti memperhatikan nama baik brand, fokus pada campaign dan sebagainya. Semua nampak normatif buat saya. Tapi yang dikatakan oleh Willix sangat menggugah. Mungkin karena saya bagian produksi kali ya, jadi KENA banget omongannya.

Willix mengatakan kalau sekarang Bukalapak sedang mengembangkan EDM (Electronic Direct Marketing) seperti email. Katanya sih efektif. Tapi keren ketika Nivedita mengatakan bahwa EDM melalui email itu sudah usang dan buat dirinya pribadi, kalau ada email masuk berupa tawaran produk akan langsung didelete atau setidaknya diabaikan. Dan ucapan Nivedita ini diamini oleh banyak audiens yang hadir. "See? Annoying email marketing win!", begitu katanya.

Tapi saya suka sekali dengan gestur dan mimik dari Willix ini. Dia kekeh dan yakin, walaupun yang nyangkut hanya 10% - 20% saja, hal tersebut akan efektif.

NAIS MAN!

Setelah bincang-bincang selesai, saya jadi berpikir. Mungkin kita terlalu banyak analisa dan analisa mana channel marketing yang mungkin cocok. Eh tapi bukan hanya soal channel marketing saja, kadang untuk banyak hal kita cenderung lebih banyak menimbang dan menimbang. Aksinya? Justru NOL BESAR! Beda sekali dengan keyakinan yang muncul dari Willix ini. Mengingatkan saya pada kata-kata Bob Sadino,

"Orang goblok sulit dapat kerja, akhirnya buka usaha sendiri. Saat bisnisnya berkembang, orang goblok mempekerjakan orang pintar"

Jadi, jangan banyak mikir, JUST DO IT!
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment