Catatan #tiajkt2016 : Kenapa Tidak Ada Wakil BE KRAF di #tiajkt2016?


ilustrasi regulasi - infobank.com
Salah satu yang menjadi faktor tumbuh kembangnya startup tentu adalah soal regulasi yang ada. Simplenya gini deh, tahu taksi online kan? Seperti Uber, Grab dan GoCar. Mereka yang sedang bersaing tampaknya harus agak tergantung dengan regulasi dari pemerintah. Pasalnya akan diberlakukan aturan kalau mobil yang beroperasi harus di atas 1200cc. Apa kabar dengan pemilik mobil Agya, Ayla dan sebangsanya ya? Mereka sudah terlanjur investasi dan menggantungkan hidup di taksi online itu siap-siap untuk mencari strategi hidup lain.

Ada lagi cerita dari teman yang cukup menjengkelkan menurut saya. Dia seorang pemilik mobil yang menjadikan mobilnya salah satu taksi online. Menurutnya, regulasi pemerintah itu masih saja sama seperti yangs udah-sudah. Berganti pucuk pimpinan, berganti pula aturan dan regulasinya. Misalnya saja saat Jonan menjadi Mentri Perhubungan, memang sempat menjadi polemik lantaran taksi online tidak mengikuti aturan perundang-undangan angkutan umum. Polemik tadi menjadi gejolak di kalangan bawah, sampai ada demo dan rusuh segala. 


Saya sih tidak mengikuti berita tersebut, tapi belakangan teman saya menginformasikan kalau masalah tersebut kemudian seolah dibiarkan. Denger-denger, Jonan sebagai mentri mengijinkan taksi online beroperasi dan memberlakukan uji KIR dengan tanpa menempelkan stiker pada kendaraan. Tau kan stiker uji KIR? Itu loh yang suka ditempel di angkot-angkot. Kalau istilah juragan angkot, diketok.

contoh stiker uji KIR - tokopedia.net
Dan ternyata penempelan stiker uji KIR ini mempunyai masalah lain. Pertama, mobil yang dipasangi stiker ini tidak akan ada asuransi yang siap menanggung. Jadi, bisa dipastikan mobil-mobil yang kelak dipasangi stiker ini tidak memiliki asuransi. Kedua, sudah dipastikan jika ada mobil pribadi yang memasang stiker ini adalah taksi online. Jadi, gerak-gerik mereka akan semakin terbatas. Terlebih jika masuk ke dalam bandara. Bisa langsung ditimpukin begitu masuk ke area bandara.

Nah, sepertinya masalah tersebut akan terjadi, karena menurut keterangan dari teman saya itu, mentri perhubungan yang baru akan mewajibkan taksi online untuk menempelkan stiker uji KIR pada badan mobil dan terlihat. Rumit kan?

Startup itu kan sekarang identik dengan teknologi. Secara sadar ataupun tidak, teknologi membawa kita pada era yang baru. Era dimana nyaris tanpa batas (halah, normatif banget saya). Ketika teknologi dihadirkan pada sesuatu, bisa jadi akan ada yang bersinggungan, termasuk kepentingan. Contohnya saja ketika teknologi diterapkan pada sebuah kementrian. Bisa jadi lintas dirjen akan bersentuhan. Dan bayangkan kalau misalnya tidak ada undang-undang yang memayungi hal tersebut. Ya pasti tidak akan jalan teknologinya.

Sudah kebayang kan betapa pentingnya sebuah regulasi tersebut? Tapi, kenapa ya pada hajat #tiajkt2016 sama sekali tidak ada wakil dari pemerintah yang ikut menjadi pembicara? Tidak percaya? Coba intip di tiajkt2016/agenda. Tidak ada satupun wakil dari BE Kraf yang secara tegas ditunjuk sebagai wakil pemerintah untuk startup. (Startup salah satu bidang yang ditangani BE Kraf)

Kalau ditilik, BE Kraf memang sekarang sedang menggojlok sebuah environment yang akan diberinama Back-Up. Tapi sampai sekarang saya cari-cari di google belum ada hidungnya. Dan gosipnya salah satu pendiri Gojek, keluar dari Gojek dan bergabung dengan cita-cita pemerintah ini. Secara umum, yang dilakukan oleh BE KRAF sama seperti yang dilakukan pada #tiajkt2016. Sama-sama menciptakan ekosistem startup.

Dari kesamaan ini, apakah BE KRAF dan Tech In Asia adalah dua entitas yang berseberangan? Jreng-jreng!
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment