Kita Siapa? Apa yang Kita Lihat?

Apa yang kita perhatikan saat pertama kali bertemu dengan seseorang? Tentu saja hal ini bergantung pada tujuan kita bertemu dengan orang tersebut. Jika kita sebagai interviewer yang hendak meng-interview calon karyawan, tentu yang pertama dilihat adalah penampilannya.

Dari penampilannya, kemudian kita bisa menebak-nebak, seperti apa orangnya. Tentu saja dikaitkan dengan posisi dan industri perusahaan. Mungkin untuk banking dan financial services, compliance menjadi sangat penting. Baru lah selanjutnya mengenai konten yang dibicarakan. Pasti drop juga kalau ganteng atau cantik maksimal, tapi zonk.

First impression are made before we say anything

Yes, quote di atas sangat tepat. Tergantung bagaimana kondisi dan ekspektasi lawan kita. Kalau nilai-nilai yang kita anut sama dengan lawan kita, maka bisa dipastikan pertemuan bisa berlanjut pada pertemuan-pertemuan selanjutnya.

Tapi secara umum, wajar rasanya jika kita punya hasrat untuk dikenal lebih dari yang dibayangkan. Tujuannya tidak lain agar kita dihargai. Coba deh bayangin saat kita datang ke sebuah resto, lalu duduk pada salah satu meja makan, tapi pramusaji-nya tidak kunjung datang. Satu jam sudah menunggu dan tidak ada yang datang. Pasti kesel. 

Terus kalau tahu kalau resto tersebut hanya melayani pembelian dari kasir. Pasti malu! Apalagi kalau udah teriak marah-marah. 🤣

Raffi dan total followernya

@raffinagita1

Ada sebuah cerita ketika Raffi dan keluarga sedang tur Eropa. Saat itu di Belanda. Mereka mengeluh soal kondisi kamar yang jorok. Bahkan pada salah satu sudut kamar sempat ditemui curut (baca: tikus kecil) yang hampir saja mengacak-acak barang bawaan mereka. 

Komplen pertama di resepsionis tidak digubris. Mereka balik ke kamar. 

Komplen kedua di resepsionis pun tidak digubris. Bahkan saat meminta bertemu manager tidak dianggap.

Komplen ketiga ketika show profile IG, yang turun langsung level senior manager. Mereka meminta maaf dan langsung meng-upgrade kamar tanpa biaya tambahan. Pelayanan meningkat berkali-kali lipat.

Semua karena apa? Karena jumlah follower.

Tirta dan Sepedanya

Ada satu lagi cerita yang sedikit berbeda dari dr. Tirta pada Murzroom. Pada kondisi quarter life crisis (pilihan antara ambil spesialis atau lanjut entrepreneur) yang dihadapkan padanya, Tirta memilih jalan ninja untuk bersepeda Jogja-Jakarta.

Tirta dan sepedanya - @dr.tirta

Rada enggak nyambung memang pilihannya. Tapi dari perjalanannya tersebut, banyak hal yang merubah dirinya. Apalagi ditengah ketenarannya yang sering nge-gas di social media. Perasaan jumawa itu pasti ada, walaupun sedikit. 

Pada perjalanan Jogja-Jakarta tersebut lah Tirta mendapati pengalaman-pengalaman yang belum pernah dia rasakan. Banyak sekali orang di jalan dengan senang hati membantunya tanpa perlu tahu latar belakangnya. 

Tak peduli seberapa terkenal dirinya. 

Tak berapa jumlah followernya di social media.

Tak peduli seperti apa penampilannya.

Banyak sekali orang-orang yang ditemui di jalan ikhlas membantunya. Saat ban bocor, ditraktir saat lapar, bahkan sampai numpang tidur. Semua terasa genuine

Di luar sana masih banyak orang baik.

Pandji dan Pesan untuk Anaknya

Pandji Pragiwaksono saat ini sedang menjalani lembaran baru dalam hidupnya dengan meniti karir sebagai standup-comedian di NewYork. Tidak tanggung-tanggung, dia membawa serta keluarganya (istri dan kedua anaknya).

Dan ini pesan Pandji untuk anaknya ditengah maraknya kejadian School Shooting

Kamu pokoknya baik aja sama semua orang, siapapun dia, apapun latar belakangnya

Ada beberapa kasus penembakan di sekolah dilakukan oleh siswa korban perundungan. Dan saat siswa tersebut membabi-buta di sekolah. Terdapat kesaksian ada anak yang dibiarkan (baca: dilepaskan) lantaran hanya karena pernah melemparkan senyum pada pelaku penembakan. 

Jangan lupa senyum guys, it can save your life. Who knows.

Lilin ulang tahun antimainstream - @indra.hakim

Dari tiga petikan kisah di atas, setidaknya ada x hal yang bisa kita dapatkan:

  • Orang baik sebenarnya adalah ketika ia membantu tanpa peduli latar belakang yang dibantunya.
  • Berbuat baiklah semampu kita. Karena siapa menabur angin akan menuai badai.
Udah gitu aja.
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment