Dragon Ball, Dilarang di Indonesia Pesat di Luar



Sepertinya hanya di Indonesia saja yang melarang penayangan film kartun Dragon Ball di televisi. KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) yang mengatur penyiaran di Indonesia menyatakan bahwa film Dragon Ball sarat dengan kekerasan. Karena dianggap mengajarkan kekerasan pada anak, maka fillm Dragon Ball dilarang penyebarannya di Indonesia. Film Dragon Ball yang saat ini tayang di Global TV pun sudah tidak ditayangkan lagi.

Protes terhadap putusan KPI ini ramai dalam bentuk Meme. Salah satunya seperti yang ditampilkan pada awal tulisan ini. Film yang menghiasi masa kecil anak-anak 90an ini juga menjadi pembanding betapa bahagianya anak-anak era tersebut jika dibandingkan dengan anak-anak era sekarang yang justru dijejali dengan sinetron penuh kemarahan dan perkelahian seperti Ganteng-ganteng Serigala (GGS).



Lain di Indonesia, lain lagi di luar sana. Sebuah channel youtube, cartoon hooligans justru membuat pooling sederhana dengan membandingkan 2 produk animasi besar. Mereka membuat animasi pertarungan antara produk animasi Jepang melawan produk animasi Amerika. Untuk animasi Jepang diwakili oleh Songoku (Dragon Ball) dan Luffy (One Piece). Sedangkan untuk animasi Amerika diwakili oleh Superman dan Thor. Keempat tokoh animasi ini dipilih mungkin berdasarkan pada besarnya fanbase untuk keempat tokoh ini.

Besarnya polling menentukan tokoh mana yang akan menang pada animasi ini. Polling ini dimenangkan oleh Goffu. Adalah gabungan antara Songoku dan Luffy. Hal ini menandakan bahwa fanbase Songoku dan Luffy jauh lebih banyak ketimbang Superman dan Thor. Setidaknya yang follow akun Cartoon Hooligans.

Kekaguman terhadap Dragon Ball tidak berhenti di sana saja. Baru-baru ini beredar sebuah video live action yang menceritakan keganasan Cell. Pada serial Dragon Ball, Cell hadir pada masa yang tidak terduga. Untuk mengantisipasinya datang lah Trunk yang merupakan anak dari Burma dan Vegeta yang meluncur ke masa lalu untuk mengingatkan Songoku dan kawan-kawan akan bahayanya mahluk jahat ini.

Film dengan durasi kurang dari 30 menit ini mengisahkan sisi lain yang justru tidak diceritakan pada serial Dragon Ball. Film ini menceritakan perjuangan Burma dan ayahnya yang membuat mesin waktu. Juga perjuangan Trunk melawan Cell sebelum akhirnya memutuskan untuk menggunakan mesin waktu dan kembali ke masa lalu untuk memngingatkan Songoku.


Sekali lagi sangat disayangkan keputusan yang diambil oleh KPI terkait larang tayang Dragon Ball di televisi. Memang benar film ini penuh dengan adegan perkelahian yang panjang. Perlu diingat bahwa seluruh animasi keluaran Jepang dengan target remaja laki-laki memang penuh adegan ini. Baik itu One Piece, Naruto, Bleach dan yang lainnya. Tapi jangan lupa, animasi-animasi ini juga menanamkan dengan baik dan benar apa itu arti persahabatan, kekeluargaan, kesetiaan dan yang paling penting bagi anak laki muda, adalah perjuangan. Nilai-nilai itu lah yang sebenarnya hadir. Jangan pakai kacamata kuda untuk melihatnya. Coba deh lihat dari sisi yang lain.
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment