Lei Jun, Dalang Dibalik Suksesnya Xiaomi

Lei Jun si Founder Xiaomi - yosuccess.com
Masih ada yang berpikiran kalau produk dari Cina itu kelas bawah? Sepertinya harus dirombak total pemikiran seperti itu, karena memang sekarang beberapa produk Cina sudah banyak diakui dunia. Termasuk produk teknologi di dalamnya. Saya pribadi sempat memandang miring, namun tidak untuk Xiaomi. Karena saya juga sekarang pengguna produk ini. Dan ternyata produknya memuaskan. Sidik selidik, ternyata orang hebat dibalik produk ini adalah Lei Jun. Si pekerja keras yang sangat menarik latar belakangnya.

Lei Jun lahir di Provinsi Hubei, Cina bagian tengah pada Desember 1969. Wilayah tersebut dikenal sebagai penghasil tekstil, pembangkit listrik, dan pertanian. Nah, Xiaomi sendiri berarti padi kecil yang juga dihasilkan di sana. Tahun tersebut merupakan tahun berakhirnya revolusi kebudayaan di Cina dan tahun tersebut juga tahun suksesnya Amerika Serikat mendaratkan astronot di bulan.

Lei Jun melanjutkan pendidikan di Universitas Wuhan di Ibu Kota Provinsi Hubei, Jun mengambil jurusan Ilmu Komputer. Mungkin inspirasi Jun menggebu setelah membaca buku Fire in The Valley yang menceritakan Steve Jobs yang berambisi membangun perusahaan teknologi raksasa pada akhir 1987.

Musim panas 1991, Lei lulus dari Universitas Wuhan.

Awal 1992, Setelah lulus, Lei pindah ke Cina bagian selatan untuk memulai karier sebagai teknisi di Kingsoft, perusahaan produsen perangkat lunak yang baru didirikan di Cina. Ia menjadi satu dari enam pegawai awal. Kingsoft merupakan perusahaan pecahan dari perusahaan perakit PC IBM, JinShan, yangn dibentuk pada awal 1970-an.

Pada tahun 1993, Lei dan beberapa rekannya menerbirkan buku mengenai pemrograman DOS. Kemudian lanjut dengan buku kedua berujudul In-depth Windows Programming.

Pada tahun 1994, Lei membantu Kingsoft mendirikan kantor di Beijing

Medio 1990-an Lei semakin akrab dengan founder Kingsoft, Kau Pak Kwan, ia tak sungkan menceritakan ambisinya untuk membangun perusahaan raksasa teknologi Cina.

Pada tahun 1998, Lei ditunjuk sebagai CEO Kingsoft.

Awal tahun 1992, Lei mulai membangun Joyo bersama Kingsoft. Secara teknis, Joyo adalah startup pertamanya, meski statusnya hanya pecahan atau spin-off. Joyo adalah portal unduh perangkat lunak Windows untuk memenuhi membeludaknya pertumbuhan pengguna PC di Cina.

1999 - 2000, Lei mengubah model bisnis Joyo menjadi e-commerce yang fokus menjual buku. Seiring berjlannya waktu, Joyo menambahkan DVD, mainan, dan berbagai item hadiah ke dalam kategori produknya.

September 2003, Berbulan-bulan setelah Alibaba meluncurkan marketplace andalannya, Taoboao, Joyo meraup pendanaan USD 52 juta dari VC untuk meningkatkan penawaran e-commerce.

Agustus 2004, Dengan mahar USD 75 juta, Joyo diakuisisi Amazon yang ingin masuk ke pasar Cina. Hingga kini, Joyo mengklaim sebagai penjual buku online terbesar Cina. Lalu, Amazon menghapus nama Joyo dan berganti nama menjadi "Amazon China".

Medio 2000-an, Lei mulai menyusun rencana IPO untuk Kingsoft. Perusahaan ini memperluas jangkauan bisnis perangkat lunaknya sembari terjun ke sektor game online, tren baru yang digandrungi di Cina.

Awal 2008, Berkat pengalaman selama bekerja di Kingsoft dan Joyo, serta kocek melimpah di saku rekeningnya, ia menjelma menjadi angel investor dan mentor startup.

Oktober 2007, Lei berinvestsasi di lebih dari 20 startup, termasuk startup pencipta UC Browser. Ia mengelola lebih dari 70 putaran pendanaan dalam portofolio perusahannya.

April 2010, Lei mendirikan Xiaomi bersama 7 Co-Founder lain dan simpanan dana USD 41 juta. ia diam-diam membangun kerajaan teknologi yang baru.

Agustus 2010, Xiaomi merilis skin Android yang mereka namakan MIUI, agar orang dapat mencobanya di ponsel Android masing-masing.

2011, Lei menjadi salah satu pendiri perusahaan VC Shunwei Capital yang bergerak dalam sektor investasi untuk startup Cina.

Juli 2011, Lei kembali ke Kinsoft setelah ia ditunjuk sebagai ketua dewan perusahaan.

Agustus 2011, Pada suatu gelaran di Beijing, Lei Jun mengumumkan smartphone pertama Xiaomi dengan harga USD 250. Smartphone ini memiliki spesifikasi yang menyaingi produk dengan harga dua kali lipat darinya.

Agustus 2011, Lei mengejutkan orang-orang ketika membicarakan Steve Jobs, dengan mengantakan bahwa para entrepreneur "menunggu ia tiada." Ia berbicara dalam konteks pidato mengenai menciptakan sesuatu yang akan dikenangn orang "Saya percaya, Jobs adalah salah satu orang hebat di zamannya. Ia adalah blockbuster Hollywood." imbuhnya.

September 2011, Xiaomi memenuhi 300 ribu pre-order pertamanya untuk M1 hanya dalam kurun 34 jam. Ponsel ini dikirimkan satu bulan setelahnya.

Februari 2012, "Tak ada yang spesial tentang memulai segalanya pada umur 40 tahun." Ucap Lei pada media Cina. "Namun, manusia yang hebat adalah manusia yang punya mimpi. Selama saya punya mimpi, tak ada yang akan saya sesali."

Juni 2012, Lei mengungkapkan putaran pendanaan yang membuat nilai Xiaomi setara dengan BlackBerry yang kala itu sedang terpuruk, dan setengah dari harga Nokia.

Medio 2012, Lei mengatakan pada awak media Cina bahwa "meniru Apple bukanlah sebuah kesuksesan."

Oktober 2012, Lei bertutur kepada Tech in Asia: "Saat ini kami belum memikirkan pasar lain seperti India dan Indonesia. Sebelum melakukan ekspansi, kami ingin terlebih dahulu fokus di pasar Cina."

Xiaomi merajut popularitas pada Desember 2012. Jaringan televisi Cina, Chinese Central Television, menganugerahi Lei Jun sebagai pendatang baru terbaik dalam seremonial penghargaan "China Economic Person of The Year." Hal itu juga menandai kiprah dua dekadenya di industri teknologi.

Januari 2013, Xiaomi berhasil menjual 7.19 juta smartphone pada 2012, pertama kali mereka beroperasi dalam satu tahun penuh. 70 persen di antaranya terjual secara online lewat situs Xiaomi.

Maret 2013, Lei menyerukan kepada semua orang di industri teknologi Cina untuk mengikuti jejaknya dan menjadi angel investor bagi startup di negara tersebut.

Agustus 2013, "Xiaomi kini bernilai USD 10 Miliar", ungkap Lei dalam sebuah post di Weibo. Nilai tersebut berasal dari pendanaan Seri-D yang nilainya dirahasiakan.

Agustus 2013, Xiaomi mencuri perhatian dunia ketika mantan eksekutif Google, Hugo Barra, pindah ke Beijing untuk bergabung bersama mereka. Mantan bos Android tersebut, mulai bulan Oktober mendorong ekspansi global Xiaomi.

Oktober 2013, Lei mendamprat media internasional yang acap kali menamakan dirinya "Steve Jobs dari Cina." "Perbandingan yang sungguh tak pantas," katanya

Januari 2014, Lei mendapat acungan dua jempol dari Co-Founder Apple, Steve Wozniak. "Produk-produk Xiaomi sangat baik. Cukup baik untuk masuk ke pasar Amerika"

Maret 2014, Setelah berekspansi ke negara serumpun mereka, Hong Kong dan Taiwan, Xiaomi mulai merambah Singapura sebagai tujuan ekspansi pertamanya ke Asia Tenggara. Lei memprediksi 100 juta smartphone Xiaomi terjual selama 2015. Namun, target tersebut nantinya akan sangat meleset dari perkiraan mereka.

Juni 2014, Xiaomi membeli domain Mi.com senilai USD 3.6 juta

Oktober 2014, Xiaomi mengindikasikan bahwa mereka akan merambah produk di luar dengan merilis jajaran perlengkapan yang pintar yang terhubung dengan aplikasi terbaru, Mi Home

November 2014, Lei melakukan investasi yang tak lazim, ketika mengucurkan USD 16 juta kepada startup yang membangun dan mengelola apartemen dengan target konsumen pegawai muda di area perkotan.

Desember 2014, Dengan pendanaan terbaru sebesar USD 1.1 Miliar, Xiaomi kini bernilai USD45 miliar. Informasi tersebut terkuak setelah mereka mendapatkan pinjaman USD 1 miliar dari bank.

April 2015, Lei mengatakan Xiaomi berhasrat membangun "kerajaan ekosistem" dengan berinvestasi di banyak startup.

Oktober 2015, Lei mengatakan pada The Wall Street Journal bahwa Xiaomi ingin menembus tiga besar brand smartphone di India atau mungkin akan menjadi nomor 1 pada tahun 2018. Namun hingga kini mereka bahkan belum mampu menembus lima besar.

Desember 2015, Lei mengatakan bahwa Xiaomi tak akan lagi fokus pada penjualan smartphone. Ia menekankan bahwa sedikit pertumbuhan tak mengapa, sebab Xiaomi tak mungkin dapat terus melipatgandakan total penjualan smartphone.

Januari 2016, Xiaomi mengumumkan bahwa mereka gagal mencapai target yang dicanangkan Lei. 100 juta smartphone pada 2015 dan hanya mampu menjual 70 juta. Kekeliruan besar pertama Xiaomi di tengah panasnya persaingan.

April 2016, IDC mengumumkan kalau Xiaomi telah terlempar dari lima besar penjualan smartphone. Untuk pertama kalinya Xiaomi disalip oleh Opo dan Vivo yang berhasil menembus lima besar.

April 2016, Lei tampil pada sampul majalah Wired. "Jangan sebut saya Steve Jobs dari Cina." tulis tagline tersebut. Lantas seiring dengan tren smartphone yang lebih besar dan lebih mahal di Cina, analis memprediksi Xiaomi dapat tertinggal. Lei memamerkan smartphone berlayar terbesar Xiaomi, Mi Max telah diluncurkan pada bulan Mei lalu.

sumber : Tech in Asia.




Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment