Keseruan Bersama Lebih Dari 1.000 Anak Yatim yang Penuh Manfaat

Rombongan Aston Marina Ancol yang siap berangkat.

Kemarin saya berkesempatan ikut dalam rombongan anak yatim bersama Aston Marina Ancol ke Dunia Fantasi. Kesempatan ini saya dapatkan bersama teman-teman BloggerCrony. Bukan soal lokasinya yang bikin saya kepingin, tapi soal bagaimana menyenangkan anak yatim yang ingin saya ketahui.

Aston Marina Ancol ini memberangkatkan lebih dari 20 anak yatim ke Dufan. Melihat rombongan ini saya takjub, wah keren juga nih Aston kasih senang-senang ke lebih dari 20 anak yatim. Tapi begitu ketemu dengan Mas Paundra dan Bu Qolbi (semoga tulisnya benar), saya makin takjub, karena mereka bilang anak-anak ini akan bergabung dengan anak yatim lain dari Jabodetabek yang totalnya lebih dari seribu.

Sampai di lokasi, benar dong buanyak buanget. Magical House Dunia Fantasi ini isinya penuh semua. Setiap baris mewakili kota di Jabodetabek. Mereka diwakili dengan warna-warna untuk menunjukan identitas mereka. Warnanya berupa bendera dan pita yang ditempel pada lengan kanan peserta. Peserta adalah pendamping dan tentunya anak yatim.


Entah siapa penggagas acara ini, yang jelas menurut MC, acara ini adalah tantangan untuk SiJum mengumpulkan dan memberi kesenangan pada sedikitnya 1.000 anak yatim di Jabodetabek. Saya pikir mengumpulkan 1.000 orang itu bukan hal mudah jika tidak didukung dengan donator dan koordinasi yang baik. Melihat suasana begini bisa dipastikan donator dan punggawa SiJum luar biasa.


Mengenal SiJum

2016 silam, pernah muncul informasi viral soal bagi-bagi makan gratis selepas shalat jumat. Gerakan ini lah yang kemudian diberinama SiJum, alias Berbagi Nasi Hari Jumat. Sebuah gerakan sederhana yang kemudian membesar seperti ini pada 2 tahun usia gerakannya.


 Nyenengin mereka yuk!

Tajuk sederhana itu yang jadi landasan terjadinya kegiatan hari ini. Bersama Dufan yang juga berulang tahun ke 33 ini, lebih dari 1.000 anak yatim ini akan bermain sepuasnya hari ini. Sekali lagi, salut untuk SiJum, para donator dan Dufan!

Acara pembukaan semakin membuat saya merinding. Selain diisi dengan hafiz quran membacakan Al-Mulk, juga ada doorprize berupa 2 unit sepeda untuk mereka yang hapal surah Ar-Rahmann. Saya pikir 2 sepeda ini ujung-ujung bakal diundi saja, tapi ternyata ada 3 anak yang maju ke panggung. Salah satu yang menarik perhatian adalah Ratu yang usianya mungkin belum 7 tahun.

Penghapal Al-Quran
Mereka kemudian estafet membacakan surah. Saya pun turut memeriksa HP untuk memastikan. Walaupun tidak sampai habis (28 ayat), mereka bertiga sukses membacakannya tanpa kurang sedikitpun. Selain takjub, jelas saya yang usianya jauh lebih tua dari mereka, Juz Amma saja tidak hapal. Aduh malu! Semoga kalian bertiga selalu dalam lindungan dan keberkahan Allah.

Nasihat Dik Doank

Pada acara ini juga diisi oleh Dik Doank. Saya mengenal sudah lama sejak era 90an mungkin. Saat Dik Doank aktif mengisi acara di RCTI. Lalu menghilang dan saya ingat Dik Doank aktif di dunia pendidikan anak di rumahnya.

Dik Doank meminta seluruh anak di sini untuk menggambar pohon dalam kertas HVS. Hanya dalam 30 detik. Lalu kemudian mengevaluasi hasil gambar mereka. Ada 3 hal yang bisa jadi nasihat untuk kita.

  1. Gambar pohon yang masih banyak ruang kosongnya, menurut Dik Doank, menggambarkan kondisi kita yang kurang gaul. Kita merasa diri kita kecil, atau mungkin merasa diri kita eksklusif. Pesannya jelas, ayo gaul! Jangan Cuma sesame muslim saja, bergaul dengan semua.
  2. Gambar pohon yang tidak memiliki akar, menurut Dik Doank, menggambarkan tidak memiliki kehidupan. Jangan lupa pohon adalah kehidupan. Semuanya bisa dimanfaatkan. Kayunya bisa untuk macam-macam, daunnya memberi kita oksigen. 99% bermanfaat, sisanya 1% digunakan pohon untuk berdzikir pada Allah, tambah Dik Doank.
  3. Gambar pohon yang tidak memiliki buah, menurut Dik Doank, menggambarkan tidak memiliki manfat. Pesannya untuk para anak yatim, harus bisa bermanfaat kelak. Untuk diri sendiri, orang lain, lingkungan, negara dan agama.


3 nasihat ini, pada ujungnya merujuk pada Al-Quran. Dik Doank meminta peserta yang hadir untuk lebih banyak mengkaji (mengaji) lagi. Perhatikan ayat Al-Quran tentang pohon. Banyak sekali disebutkan. Pelajari dari sana, katanya. Selain itu, 3 nasihat ini juga sukses membuat anak-anak berebut menggambar ulang sesuai dengan spesifikasi nasihat di atas. Heboh!

Benar-benar cara dakwah yang menyenangkan.

Di luar acara, saya sempat bertemu lagi dengan Dik Doank dan sedikit meminta nasihat soal mendidik anak. Dengan pengalaman puluhan tahun bergaul dengan anak-anak, beliau pasti punya nasihat yang jitu. Apalagi saat Dik Doank mengisi tadi, menghadapi anak-anak perintahnya sangat tegas dan lugas. Seperti tidak ada opsi lain. Mundur ya mundur, tidak ada permintaan mundur doooong.

Berapa usia anaknya? Saat saya jawab 2.5 tahun, Dik Doank hanya menjawab dengan 2 kalimat singkat. Usia sampai 6, 7 tahun, main aja dah, banyakin main. Usia 7 sampai 14 baru deh kasih dia ilmu, dia bakal kayak sponse, nyerep semua ilmu. Sebenarnya pengen ngobrol lebih panjang, tapi ya gak enak juga, dia juga kan sama istri dan anaknya, masa’ ambil waktu main anaknya, gak adil lah. Jadi ya gitu aja. Terimakasih Dik Doank.

Jangan tanya no pic hoax, karena memang saya gak begitu suka selfie dan gak enak juga wefie sama Dik Doank, takut malah nanti memicu orang lain untuk nyamperin dan minta wefie sama beliau. Lah makin abis waktu main sama anaknya karena diganggu orang lain karena saya yang trigger.

Selanjutnya eksplor Dunia Fantasi. Hanya 3 tempat yang saya kunjungi selama di Dufan ini dari jam 11an hingga jam 4 sore. Mushala, Bianglala dan Magic House. Enggak tahu kenapa kurang nafsu eksplor tempat ini, mungkin karena umur sudah tidak muda lagi dan enggak bareng Damar. Kalau sama Damar dan Istri mah pasti seru ke sini.

Macetnya Jakarta KEJAM

Pulang dari Dufan saya bareng lagi dengan rombongan anak yatim Aston Marina Ancol. Alasanya sederhana, saya parkir kendaraan di komplek Aston Marina Ancol, kalau harus nyikreuh ke sana rasanya malas sekali.

Aston kayaknya full-service nih. Karena bis yang kami tumpaki ini tidak langsung menuju Aston Marina Ancol, tapi mengantarkan mereka dulu ke tempat masing-masing. Memang hanya 2 tempat saja, tapi oke lah di sore hari di hari kerja, Jakarta begitu ganas lalu lintasnya dengan orang-orang yang pulang gawe.

Sampai di Aston, numpang charge HP dan pamit ala kadarnya dengan Vonny selaku PR Aston. Dikasih free parking, ambil motor, dan jalan pulang.

Jangan tanya bagaimana lalu-lintas di Jakarta Utara, menurut saya lebih kejam dibandingkan pusat Jakarta. Area ini adalah area industri yang banyak sekali mobil-mobil besar. Pernah merasakan naik motor macet-macetan di belakang truk besar? Lelah, capek, stress! Adzan Maghrib jadi pertanda untuk berhenti sejenak.

Natsbee Honey Lemon

Mampir dulu di Alfamart sebelum melanjutkan perjalanan. Iseng cobain minuman baru dari Pokka, Natsbee. Seger, ngentengin bikin #AsikTanpaToxic. Siap tempuh lagi perjalanan ganas Jakarta sampai Senayan City untuk jemput istri.

Total dari Jakarta Utara ke rumah sekitar 2 jam lebih. Untung sempat istirahat dan minum minuman seger. Jadi bisa lanjut main dulu sama Damar sebelum tidur.

Udah gitu aja.
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment