Libur Lebaran 2016: Icip Bakso Khas Tasikmalaya

Ilustrasi Lebaran - kemuningtv.com



Yes, kami sekeluarga sudah sampai di Tasikmalaya. Tempat kelahiran ayah di sini. Bumi Parahiyangan yang subur khas Nusantara, lengkap dengan gunung api dan pantai yang eksotis. Entah mengapa saya melihat Tasik di tatar Sunda mirip sekali dengan Solo di Jawa. Mungkin Tasik di tatar Sunda tidak selembut Solo di Jawa, tapi untuk urusan kuliner, sepertinya dua kota ini punya makanan populer bernama bakso.

Tidak perlu disebut ragam makanan khas dari kota ini, semua hampir miriip dengan makanan di tatar Sunda pada umumnya. Tapi bakso, punya tempat tersendiri di sini. Salah satu kuliner yang wajib dijajal oleh pendatang dan pelancong jika singgah ke kota ini. Yang membedakan bakso di kota ini dengan kota yang lain adalah adanya pelengkap bernama sambal bawang. Racikan saos yang kadar bawangnya tinggi, menjadikan baksonya lebih gurih.

"Udah cobain Bakso Firman blom? Sekalian aja sama Bakso Komar Aif. Tuh pake aja motor Bi Neneng."

Sore jelang berbuka puasa, saya, istri dan anak kami yang baru 6 bulan berangkat menuju Bakso Firman yang terkenal itu. Sesuai dengan arahan, dari keluar jalan rumah, kami ambil ke kanan lalu lurus terus menuju simpang lima. Tidak jauh dari simpang lima, lurus sedikit menuju masjid agung. Posisinya agak masuk ke dalam sebelah kiri. Parkirannya luas dengan plang besar bertuliskan Bakso Firman terpampang jelas.

Papan nama yang mewah untuk sebuah brand bakso

Benar-benar ini tempat bakso populer. Bisa dilihat dari tempatnya yang sangat besar. Terlebih ornamen dinding dan langit-langit yang terkesan mewah. Bisa dibilang ini restoran bakso. Langit-langitnya diberi aksen berwarna langit dengan pola lingkaran di tengah seperti UFO, indah. Sementara pada dinding seperti dilukis ornamen kembang yang manis. Kursi - meja berjajar rapi dan banyak. Mungkin untuk menampung pelanggan yang jumlahnya banyak.

Tampilan dalam dari Bakso Firman

Memang benar ini kota santri, kami yang datang sekitar jam 5 sore tidak dilayani untuk makan di tempat. Padahal kami sudah menjelaskan kalau istri sedang dalam kondisi menyusui dan tidak berpuasa. Tapi tetap saja tidak diijinkan. Jadi kami memesan menu yang paling populer di sini untuk dibungkus.

Selepas dari Bakso Firman, kami tidak langsung pulang, kami menuju Bakso Komar Aif. Sesuai arahan Bi Neneng, dari Bakso Firman kami menuju Masjid Agung. Lampu merah persis sebelum Masjid Agung, belok kiri, lalu ada jalan ke kanan, terus masuk. Lurus saja, nanti akan ketemu Bakso Komar Aif di sebelah kiri.

Kami sampai, tempatnya tidak terlalu besar dan tidak sebesar Bakso Firman. kedainya sederhana. Karena kami sudah membungkus Bakso Firman, kami sudah tidak bertanya lagi di sana boleh makan di tempat atau tidak, kami langsung pesan dibungkus untuk dimakan di rumah. Sesuai pesan Bi Neneng, yang favorit di sini adalah Yamin Asin. Yang khas dari Bakso Komar Air ini adalah kuah bakso yang menggunakan tomat.

Tampilan Bakso Komar Aif
Harga Bakso Komar Aif

Kami pesan 1/2 porsi bakso cincang dengan mie yamin asin. Harganya sangat bersahabat, lihat saja daftar harga di atas. duh, nulis ini jadi lapar.

Sudah beres dibungkus, kami langsung pulang. Gerimis menemani kami. Damar yang duduk di tengah, cuma bisa bersembunyi dibalik jilbab milik ibunya. Ini keuntungan berjilbab besar, bisa jadi tempat persembunyian buat anak saat hujan atau saat menyusui.

Kami sampai di rumah disambut dengan adzan maghrib. Pas sekali, kami langsung geragas membuka bakso yang sudah kami bungkus. Kami cuma beli dua bakso saja, satu dari Bakso Firman, satu lagi Bakso Komar Aif. Sesuai pesanan, orang rumah sudah berkali-kali ditelepon berpesan untuk tidak usah dibelikan, banyak makanan katanya.

kiri : Bakso Firman | kanan : Bakso Komar Aif

Begitu tampilan dua bakso yang kami beli sebelumnya. Untuk sebelah kiri adalah tampilan dari Bakso Firman, sedangkan sebelah kanan adalah tampilan dari Mie Yamin Bakso Komar Aif. Sayang kuah tomat khas Bakso Komar Aif tidak terekam kamera.

Icip Bakso Firman, kenyalnya enak. Bakso urat yang menjadi ciri khasnya empuk dikunyah. Tidak alot seperti kebanyakan bakso urat. Jika tanpa sambal, kuahnya terasa sangat ringan. Bakso-bakso kecil yang melengkapinya juga tidak kalah. Dagingnya lembut. Pantas saja bakso ini populer di Tasikmalaya. Dia bisa sebesar dan semegah sekarang pasti karena menjaga rasa dari dulu. Bisa dibilang ini salah satu bakso tertua di Tasikmalaya.

Untuk Bakso Komar Aif, ini menjadi favorit istri. Lidah Padang yang senang dengan makanan kaya bumbu dan gurih terasa sangat cocok dengan Bakso Komar Aif ini katanya. Untuk mie yamin asin ini benar terasa asin. Tapi asin gurih. Mungkin ada campuran Ebi di dalamnya, kata istri saya. Paduan mie yamin asin dan kuah tomat yang sedikit asam memberikan paduan rasa yang unik. Untuk baksonya, ternyata tidak kalah dengan yang disajikan Bakso Firman. Kenyalnya pas, dagingnya terasa.

Udah ah segitu aja cerita baksonya, Jadi lapar nulis beginian. Bye.




Libur Lebaran 2016 :

(1) Mudik Pertama Bersama Anak
(2) Bakso Khas Tasikmalaya
(3) Naik Bukit Belakang Rumah
(4) Pesona Safari Malam
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment