Main Di Ancol (2) : FoodCourt Mangga Dua Square Yang Unik



Salah satu mural di foodcourt Mangga Dua Square
Masih dalam rangkaian tulisan tentang main di Ancol. Dan kondisi terakhir, kami sudah checkin hotel sekarang. Kalau dilihat dari lokasi strategis Aston Marina Ancol, kami jadi pingin menjelajah ada apa saja di sekitar sini. Tapi kami tidak ke dalam Ancol, karena kami kepingin berangkat ke Ancol besok saja.

Baca : 5 Alasan Liburan Keluarga di Aston Marina Ancol

Kalu dilihat-lihat di peta, ada setidaknya 2 pusat perbelanjaan yang dekat dengan hotel ini. Ada WTC Mangga Dua dan Mangga Dua Square. Sebenarnya masih banyak lagi sih yang lain, tapi kami hanya menargetkan dua itu saja. Tidak terlalu jauh dan bisa ditempuh dengan berjalan kaki saja. Jadi, rencananya beres mandi sore, kami mulai berpetualang ke sana.

WTC Mangga Dua Sepi

Tempat ini mungkin sudah habis masa jayanya. Pasalnya saat kami masuk ke dalam, heniiiing sekali. Saat melongok ke bawah, saya hanya melihat para pedagang yang bengang-bengong. Kasihan banget melihatnya. Padahal hari ini adalah hari sabtu.

Di WTC Mangga Dua ini kami memang hanya sampai pintu masuk saja dan intip sedikit. Karena rasanya kurang seru, jadi kami keluar lagi, beli eskrim Glico di Alfamart. Duduk-duduk santai dulu di depan Alfamart sambil makan eskrim.

Menjajal Glico Ice Cream dari Wings di Alfamart
Perjalanan kami lanjut terus menjauhi Aston Marina Ancol menuju Mangga Dua Square. Di sini jauh lebih ramai dibandingkan dengan WTC. Setelah sempat mampir ke sebuah ruko yang menjual mesin jahit sekaligus menyediakan paket pelatihan, kami langsung berburu makanan di sini. Bini memang dari kemarin pingn banget makanan laut langsung ijo-ijo karena banyak makanan laut di sini.

Ada beberapa di luar ruko berjejer gerai makanan, tapi harganya kurang OK. Terlalu mahal untuk ukuran bihun goreng pakai cumi/kerang. Jadi kami memutuskan untuk ke FoodCourt saja.

JRENG-JRENG

Sebelum memesan makan, saya baru tersadar kalau magnetic key hotel yang saya simpan di saku celana menghilang. Saya ingat betul kalau sudah saya masukkan ke dalam saku celana di lift tadi saat turun dari kamar. Tapi saya juga ingat kalau saya mengeluarkan dompet atau HP di WTC tadi.

Jadi, mau tidak mau saya berjalan cepat menuju WTC dari FoodCourt Mangga Dua Square untuk mencari dimana kunci tadi saya jatuhkan. Lumayan lah sekitar 30 menit saya mencari hingga kembali lagi ke FoodCourt. Dan hasilnya nihil, kunci tak ditemukan. Tapi saya kemudian mendapatkan nomor kontak FO untuk menonaktifkan magnetic key yang sudah saya jatuhkan.

Bini sempet khawatir sih, pasalnya dia takut kalau nanti kita harus ganti rugi magnetic key yang hilang tadi. Ah untung saya dapat kabar dari pihak hotel kalau ternyata tidak perlu ganti rugi. Jadi bisa maghrib dan makan malam dengan tenang.

OK, sambil menunggu makanan tiba, saya melihat-lihat terlebih dahulu desain yang dihadirkan oleh FoodCourt Mangga Dua Square ini terbilang unik. Mungkin karena diberinama FoodCity, hingga tempat ini didesain sedemikian rupa menyerupai sibuknya sebuah kota modern. Ada halte, lampu lalulintas, gimik bandara dan lain-lain.

Sedikit capture suasana di foodcity

Petunjuk ala rambu lalu lintas

Seperti ruang menunggu bis

Gimik bandara hadir di sini, menampilkan jadwal keberangkatan
Bini kemudian memilih Teppan untuk makan malamnya. Ya karena ada cumi dan udang yang menjadi favorit bini. Dan kebetulan porsinya buanyak banget, bisa buat makann bertiga. Tapi kalau saya ada tambahan, saya tiba-tiba kepingin susu jahe sebagai pelengkap. Alasannya sih biar badan tidak drop. Jadi, saya pesan susu jahe di es teler 77.


Beres makan dan sudah kenyang, kami kemudian menuju pusat perbelanjaan yang ada di sini, Carrefour. Belanja sedikit bahan makanan untuk bisa dimasak di hotel untuk dibawa besok ke pantai Ancol. Cita-citanya luhung sekali. Tapi kemudian yang ada beli mie dan makanan yang sudah dibakar seperti sate sosis dan sate gurita. Ya lumayan lah tinggal dimasukin microwave saja kan sebelum berangkat, Simple!


Tapi di sini juga saya membiarkan Damar untuk dorong-dorong troli. Alasannya sih biar capek sekalian, jadi datang ke hotel, langsung tidur. Enggak main-main lagi.

Dan benar saja, pulang ke hotel naik Grab dengan tarif gak lebih dari 10 ribu, minta kunci pengganti, masuk kamar, dan Damar langsung tidur. Cukup melelahkan hari ini, tapi menyenangkan!



Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment