Lombok Trip (3): Makan Malam di Pasar Seni Gili Trawangan

Catatan sebelumnya : Pesona Taman Bawah Air Gili Nanggu


Sekarang adalah hari ke tiga kami ada di tanah Mataram, Lombok. Hari ini kami akan menuju Gili Trawangan. Pulau yang berdiameter kurang dari 10 km yang konon bebas polusi ini akan menjadi tujuan kami selanjutnya. Kami berencana menginap di sana semalam.

Dari hotel Limoes, kami dijemput jam 9 pagi oleh Mas Ryan. Perjalanan menuju dermaga untuk menyeberang lumayan jauh katanya. Jadi paling kami makan siang terlebih dahulu sebelum diantar ke dermaga.

Diperjalanan, kami menyusuri jalan di bibir pulau. Karena di bibir pulau, kami langsung melihat indahnya pantai-pantai yang ada di Lombok sini, termasuk didalamnya Pantai Senggigi. Kami sempat berhenti sebentar untuk foto-foto dan memotret keindahan pantai berbukit setelah Senggigi.



Setelah puas bermain-main, kami makan siang. Ikan bakar. Kami dapat dua ikan bakar. Bayangkan saja satu orang harus menghabiskan  masing-masing satu ikan bakar. Satu ikan ukurannya seperti dua telapak tangan saya disejajarkan. Sangat kenyang. Selanjutnya kami diantar ke dermaga oleh Mas Ryan.
___

Sesampainya di dermaga, kami dipandu Mas Ryan untuk memesan karcis. Harganya sekitar 12.500 untuk satu orang. Perjalanan biasanya menunggu jumlah penyeberang cukup untuk satu kapal motor. Satu kapal motor bisa muat 25-30 orang. Dengan tambahan barang-barang tentunya.



Setelah menunggu tidak lama, kami naik perahu. Perjalanan tidak terlalu lama. Mungkin kurang dari 30 menit kami sudah menginjakkan kaki di Gili Trawangan.

Pencarian Hotel

Kesan pertama menginjakkan kaki di Trawangan ini terasa segar sekali. Mungkin karena hari itu langit tampak berawan dan tidak ada polusi di sini. Tidak ada motor atau mobil di sini. Yang ada hanya andong dan sepeda saja. Andong yang kalau kata teman saya adalah kendaraan bermodol ini ditarik menggunakan kuda. Sementara sepeda yang banyak di sini disewakan untuk pengunjung. Rata-rata 50.000 perhari. Mungkin karena saya datang saat low season makanya murah.

Sebetulnya perjanjian saya dengan Kang Ari hanya untuk penginapan milik kenalannya saja. Namun kami agak membandel. Mumpunng di sini, kenapa tidak coba hotel bintang 3 saja sekalian. Cari yang bagus. Sahabat yang sebelumnya ke sini sempat merekomendasikan Jambuluwuk. Sebuah nama hotel yang katanya bagus di sini. Setelah tanya-tanya orang-orang, kami memutuskan untuk menggunakan jasa Andong.

Dari dermaga kami tiba hingga hotel Jambuluwuk ternyata jauh. Kami membelah pulau. Rasanya seperti dari ujung ke ujung. Kami pun dikenakan harga termahal untuk penggunaan Andong, yaitu 150.000. Tidak perlu menunggu lama untuk kami check-in ke hotel. Mungkin karena low season, makanya hotel banyak yang kosong. Menurut keterangan Kang Ari, saat high season banyak turis-turis yang rela bayar hanya untuk bermalam di Loby Hotel katanya.

Harga yang kami bayarkan untuk kamar yang kami pakai adalah 700.000an per malam. Menurut resepsionis, harga ini hanya berlaku untuk hari ini. Jika masuk high season bisa mencapai 1,6 juta untuk kamar yang saya pakai ini.



Sambil menunggu kamar dibersihkan, kami keliling-keliling melihat-lihat apa yang ada di hotel ini. Hotel ini memiliki teras berupa pantai. Rasanya hampir seluruh penginapan di Gili Trawangan ini memiliki teras berupa pantai. Namun pernak-pernik dan fasilitas yang ada di pantainya tergantung dari fasilitas masing-masing penginapan.

Di depan Jambuluwuk terdapat saung-saung lengkap dengan matras dan bantalnya. Selain itu disediakan pula handuk dan kain. Jadi kalau mau njebur langsung ke pantai tinggal cespleng.



Malam Hari di Pasar Seni

“Kalau cari hiburan malam, coba saja ke Pasar Seni. Banyak makanan dan benda-benda seni di sana.”


Begitu kata Kusir Andong tadi siang. Setelah berenang-renang di pantai dan tidur siang, sore ini kami berencana menjajal Pasar Seni. Setelah mandi dan dandan cantik-cakep, kami langsung menuju pasar seni menyusuri jalan.



Jalan di pinggir pantai memang rada pecicilan. Sedikit-dikit berhenti dan berfoto. Ada yang aneh sedikit langsung difoto. Bahkan melihat turis asing yang sedang berkuda di pantai langsung sigap memotret.



Kami masih terus berjalan-jalan menyusuri jalan. Namun tak sampai-sampai. Menurut orang yang kami temui di jalan, Pasar Seni letaknya dekat dengan dermaga kami tiba tadi siang. Artinya perjalanan kami masih jauh. Karena hari semakin gelap, kami memutuskan untuk mencegat Andong. Siap-siap keluar uang 150.000



“Sudah sampai mas.”

Ucapan kusir menandakan bahwa kami sudah tiba di Pasar Seni. Ketika kami masuk, langsung disambut dengan berjejal makanan yang bermacam-macam. Ada makanan-makanan yang sering kita temui di warung nasi hingga makanan-makanan laut tersaji di sini. Cumi, ikan, udang nampaknya hal yang biasa di sini. Dan semuanya segar-segar.



Jika kamu berasal dari daerah Jawa atau tatar Sunda, sebaiknya kentalkan logatnya ketika berinteraksi dengan pedagang di sini. Karena kebanyakan pedagang di sini berasal dari suku Jawa dan Sunda. Dan mereka cenderung bingung ketika ditanya harga.

Ketika bertanya harga, tanpa sadar saya menggunakan logat sunda dengan menyebut si pedagang ‘A’. Sontak saja dia bertanya saya dari Garut atau bukan. Dan tentunya harganya jadi jauh lebih murah. Kalau buat turis asing bisa menyentuh angka 100.000, maka untuk perasaan satu kampung tidak akan lebih dari 25.000.



Selesai makan kami menyempatkan diri untuk jalan-jalan disekitar Pasar Seni. Di sini seperti pusat peradaban Gili Trawangan. Banyak toko-toko berjejer di sini. Dari jualan kaos, pernak-pernik, oleh-oleh, hingga menjual bikini 2 piece ada di sini. Sambil jalan kami mencicip es krim Gili Gellato.

Puas jalan-jalan, kami lalu pulang ke hotel. Menggunakan Andong lagi dan harus merogoh uang kembali 150.000. Sampai di hotel, kami berfoto sedikit suasana hotel di malam hari sebelum tidur. Ada lampu-lampu berbentuk hati persis di depan hotel. Lampunya warna-warni kerlap-kerlip. Kami malah duduk-duduk dulu di saungnya. Sampai agak ngantuk, baru kami menuju kamar dan tidur.





B E R S A M B U N G


Lombok Trip :

(1) Budaya dan Pantai-pantai Keren
(2) Pesona Taman Bawah Air Gili Nanggu
(3) Makan Malam di Pasar Seni Gili Trawangan
(4) Selamat Tinggal Keramahan dan Keindahan Lombok
Share on Google Plus

0 komentar :

Post a Comment